Kementan Selenggarakan Workshop Dan Study Banding Petani Holtikultura dan Perkebunan

Rosyidin
Senin, November 14, 2022 | 23.49 WIB
Giat: Para petani dari 13 Kabupaten antusias mengikuti workshop di LPP Garden Hotel Yogyakarta. (Foto: Rosyidin/MP)

MANDALIKAPOST.com – Tugas peningkatan kualitas SDM Pertanian merupakan tugas bersama lintas sector yang perlu diupayakan bersama-sama antara pihak pemerintah, swasta, dan juga masyarakat.


Hal itulah Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Tenaga Ahli (TA) Bidang Kelembagaan Kementan mengadakan kegiatan Workshop dan Stady Banding di ikuti sebanyak 70 lebih petani dari 13 perwakilan Kabupaten yang ada di Indonesia. 


Giat ini berlangsung selama lima hari 10-15 November 2022. Untuk workshop sendiri berlangsung dua hari di LPP Garden Hotel di Yogyakarta. Pada Kamis 10-12 November 2022.


Kemudian Sabtu pagi, peserta melanjutkan perjalanan Stady Banding ke kelompok tani yang tergabung dalam koperasi Mandiri Sejahtera (Mandala Wangi) desa Pacet Maruyung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Minggu 13 November 2022.


Bukan hanya berhenti disitu, lalu peserta workshop melanjutkan stady banding ke kelompok tani yang ada di Indramayu, tepatnya di Koperasi Gapoktan Tani Mulus, desa Mundakjaya, Kecamatan Cikarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.


Tenaga Ahli (TA) Kelembagaan Mentan, Endah Sulvita Sari memaparkan tujuan dari workshop ini yakni, utuk memberikan informasi dan sosialisasi bagaimana penumbuhan pengembangan kelembagaan yang di harapkan dalam program project uplined Kementerian Pertanian yang sudah digulirkan sejak tahun 2017 yang lalu. 


"Salah satunya adalah, mengupayakan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani," jelas Endah, saat ditemui media ini pada Sabtu (11/11) kemarin di Yogyakarta.

Peserta workshop dan stady banding foto bareng dengan Dirjen Holtikultura Kementan dan pengurus koperasi Mandalawangi Bandung. (Foto: Rosyidin/MP). 

Workshop dan Stady banding lanjut Endah, yang di ikuti dari 13 Kabupaten itu diantaranya, Kabupaten Sumenep, Malang, Banten, Banjar Negara, Purbalingga, Magelang, Tasik, Garut, Gorontalo, Sumbawa, Sulawesi Utara dan Lombok Timur. 


"Yang 13 Kabupaten itu masuk di program Uplined,  komoditas nya pun bergam. Ada tanaman holti, perkebunan, buah dan tanaman pangan," papar Endah. 


Judul workshop ini, kata Endah lebih lanjut "Pengembangan dan Korporasi. Sehingga dirangkaikan dengan stady banding ke kelompok tani yang sudah berhasil membentuk korporasi atar kelompok tani


"Stady bandingnya, lebih melihat contoh korporasi yang paling tidak dianggap lebih baik dibandingkan korporasi yang akan kita buat. Intinya jadi percontohan, supaya teman-teman punya gambaran korporasi itu seperti apa, lembaga yang dibentuk itu seperti apa dan tujuannya itu bagaimana," jelasnya. 


Artinya, disitu lebih membicarakan tentang apa, siapa dan bagaimana untuk meningkatkan kesejahteraan petani terkait dengan penumbuhan dan pengembangan kelembagaan.


Program Upland ini merupakan program pemerintah pusat yang sudah bergulir sejak tahun 2017 hingga 2024, dimana dalam hal ini pak Jokowi (Persiden) sudah menyampaikan terkait dengan pengembangan korporasi petani di seluruh Indonesia.


"Tapi titik krusialnya, seperti yang disampaikan narasumber dalam workshop. Bagaimana mengkonsilidasikan kepentingan atau kebutuhan-kebutuhan ini yang memang tidak mudah. Karena dibeberapa wilayah atau tempat kadang kita masih begerak secara individual," pungkas Endah. 

Giat: Kelompok tani dari 13 Kabupaten berkunjung ke koperasi gapoktan tani mulus Indramayu, (Foto: Rosyidin/MP). 

Hal itu tidak dipungkiri oelhnya, pada saat menjadi satu kesatuan pemahaman banyak faktor yang mempengaruhi,  sehingga jadi tantangan di program project itu adalah bagaimana mengkonsilidasikan setiap individual yang tadinya punya pemikiran sudut pandang yang bebeda menjadi satu kesatuan. 


"Yang akan kita garis bawahi adalah, bagaimana caranya atau strateginya supaya petani itu punya kekuatan untuk menentukan harga saat panen. Jangn samapai petani dirugikan," katanya. 


"Narasumber kita kan menyampaikan, supaya petani kuat dan tangguh. Ya PR kita itu bagaimana mengkonsilidasikan itu, walaupun kadang ada keluhan namun disatu sisi tidak ada keberanian kita untuk memulai sesuatu yang baru," sambung Endah. 


Atas semua itu, Endah berharap dengan adanya program uplined akan memulai dari yang kecil atau yang baru tahap demi tahap karena project uplined samapi 2024.


"Jadi paling tidak kita punya waktu dalam dua tahun untuk menguatkan itu semua," tutup Endah. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kementan Selenggarakan Workshop Dan Study Banding Petani Holtikultura dan Perkebunan

Trending Now