Kembali Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia di Wanasaba

Rosyidin
Jumat, Maret 03, 2023 | 19.20 WIB
Guru Besar UI, Prof. Dr. Ing Misri Gozan M Tch Ipu poto bersama para petani desa Karang Baru Timur saat sosialisasi Biopestisida eksterak tembakau. (Foto: Istimewa/MP). 


MANDALIKAPOST.com – Fakultas Teknik Universitas Indinesia (FTUI) menggelar penyuluhan tentang produk Biooil Ekstrak Tembaku di Paok Dangka desa Karang Baru Timur, Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur, Senin (27/2) empat hari yang lalu. 


Acara ini merupakan bagian dari Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Teknik Universitas Indonesia, yang dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Ing Misri Gozan M Tch Ipu dari Departemen Teknik Kimia (DTK) Universitas tersebut.


Sosialisasi ini, diselenggarakan Pengmas UI bekerja sama dengan para petani yang ada di desa Karang Baru Timur. Yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah pertanian di desa setempat, khususnya bagi masyarakat Paok Dangka yang mengalami penurunan hasil panen selama ini.


Frof Misri Gozan mengatakan, ia bersama tim mendapatkan amanah dari UI untuk sosialisasi pengabdian masyarakat hsil-hasil riset, salah satu  yang diperintahkan oleh UI adalah hasil riset para guru besar untuk di terapkan di masyarakat.


"Salah satunya adalah, yang saya kembangkan saat ini Biopestisida dari tembakau. Ekteraknya digunakan untuk Biopestisida dan juga sekaligus punya sifat penyuburan tanaman," jelas Prof Misri sapaan akrabnya, saat ditemui setelah acara di Lombok belum lama ini.


"Tujuannya kita, untuk meningkatkan produktifitas dengan mengaplikasikan hasil riset para guru besar Universitas Indonesia berupa produk Biopestisida ramah lingkungan,” imbuhnya.


Program ini, lanjut Prof Misri merupakan rangkain dari roodmap penelitian dan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan sejak tahun 2011 di Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTKFTUI) pemanfaatan Biooil (Biopestisida) dari ekstrak tembakau (Nicotina tabaccum). 


"Sebelumnya, pernah kita lakukan riset pemanfaatan Biooil ektarak tembakau sebagai pestisida untuk tanaman palawija di Sembalun pada tahun 2020 yang lalu," tutur Prof Misri.


Biopestisida ini kata Prof Misri lebih lanjut, berbasis tembakau dan telah diuji di beberapa laboratorium seperti di ITB, UTP, dan Bogor Labs. Hasil pengujian pun menunjukkan bahwa biopestisida ini aman apabila berkontak langsung dengan kulit maupun jaringan mukus.


"Produksi kami ini, Innsya Allah tidak berbahaya untuk manusia. Tapi sangat epektif untuk jamur dan serangga, sementara tidak berbahaya untuk bakteri karena sangat diperlukan oleh tanam untuk penyuburan," terang Prof Misri. 


Ia pun tidak pungkiri, produk tersebut masih ada kelemahannya yakni belum bisa mengatasi ulat. Tapi jika nanti ulat berubah menjadi serangga dia akn mati sendiri. Karena sifat racunnya neoroktasinia terhadap serangga. 


Produk Biopestisida ini juga pernah diterapkan dibeberapa tempat, sekarang tinggal di Sembalun dan Wanasaba. Sebelumnya pernah  uji coba di kebun teh yang ada di Jawa Tengah, Jawa Barat dan juga di kebun kopi di Jawa Tengah tepatnya di Salat Tiga. 


Lalu di kebun panili di Solo, pihaknya juga kerja sama dengan ITB untuk tanaman tomat, kentang dan padi. "Alhamdulillah, semua berhasil termasuk di kebun kopi. Pernah juga kami uji coba di Sembalun dengan dua tanaman yaitu tomat dan bawang putih," tuturnya.


Hasil Biopestisida itu, Sambungnya tidak hanya daun lebih sedikit diserang oleh serangga dibandingkan itu sampai beberapa hancur. Karena Biopestisida ini  bukan obat kimia. 


"Tetapi disisi lain tumbuhnya lebih subur, artinya jumlah produksi buah lebih banyak dan lebih besar. Karena kami telah melakukan pengukuran buah dan bulir bijinya, itu hasil uji coba kami," ujar Prof Misri. 


Sementara yang di desa Karang Baru Timur, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur produk tersebut, akan diuji coba di tanaman cabai merah (cabai besar). Karena di daerah setempat banyak masalah terutama penyakit antraknosa. 


"Satu lagi, Kami juga pernah uji coba di capcae. Mudah-mudahan kami bisa terapkan disini selama tiga bulan kedepan," harap Prof Misri. 


Adapun respon para petani atau masyarakat ditempat mereka menjalankan program tersebut, responnya sangat baik dan sangat membantu masyarakat untuk mengatasi masalah terutama hama tanaman di daerah setempat. 


"Kami selalu memulai program ini dari masjid, supaya kita semua dapat berkah. Alhamdulillah termasuk di Sembalun respon masyarakat sangat baik, kami melakukan survei dan terbukti mereka melihat sendiri dan sangat positif," tuturnya. 


Untuk itu, pihaknya ingin meyakinkan masyarakat terkait uji coba produknya dan bertanggung jawab juga kepada UI, bahwa hsil-hasil risetnya tidak hanya selesai di peper saja tapi diterapkan di masyarakat. 


"Kami juga mohon doanya, supaya progeram ini lancar dan menghasilkan. Juga proses perijinan produk ini segera keluar, karena prosenya regulasi dari pemerintah masih memakan waktu," tutupnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kembali Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia di Wanasaba

Trending Now