Enam Kecamatan Terdampak, Lombok Barat Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan

MandalikaPost.com
Rabu, Juli 24, 2019 | 13.49 WIB
Kepala BPBD Lombok Barat H Mohammad Najib.


LOMBOK BARAT - Pemda Lombok Barat meningkatkan status siaga menjadi siaga darurat bencana kekeringan, menyusul dampak kemarau dan kekeringan yang mulai melanda enam Kecamatan di daerah Lombok Barat.

"Statusnya kita tingkatkan dari siaga ke tanggap darurat, karena jumlah Kecamatan terdampak semakin bertambah," kata Kepala BPBD Lombok Barat, H Mohammad  Najib, dalam Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Lombok Barat, Selasa (23/7) di Ruang Rapat Umar Madi Kantor Bupati Lombok Barat.

Dipaparkan, dampak kekeringan di wilayah Lombok Barat saat ini melanda enam Kecamatan terdiri dari 25 Desa.

Data BPBD NTB menyebutkan krisis air bersih di Lombok Barat sudah berdampak pada sedikitnya 16.246 Kepala Keluarga terdiri dari 64.985 jiwa.

Kawasan terdampak itu antara lain :

Kecamatan Sekotong (6 Desa)
Desa Sekotong Tengah
Desa  Kedaro
Desa Sekotong Barat
Desa Pelangan
Desa Cendi Manik
Desa Buwun Mas

Kecamatan Lembar (6 Desa)
Desa Labuan Tereng
Desa Sekotong Timur
Desa Mareje Timur
Desa Mareje Barat
Desa Eyat Mayang
Desa Jembatan Gantung.

Kecamatan Gerung (3 Desa)
Desa Banyu Urip
Desa Giri Tembesi
Desa Tempos

Kecamatan Kuripan (3 Desa)
Desa Kuripan Timur
Desa Kuripan Selatan
Desa Giri Sasak

Kecamatan Batulayar (5 Desa)
Desa Batulayar Induk
Desa Batulayar Barat
Desa Senggigi
Desa Bengkaung
Desa Pusuk Lestari

Kecamatan Gunungsari (1 Desa)
Desa Bukit Tinggi.

Kepala BPBD Lombok Barat H Mohammad  Najib menjelaskan, untuk menanggulangi krisis air bersih di kawasan terdampak kekeringan itu, pihaknya bersama stakeholders terkait lain terus melakukan upaya mendistribusikan air bersih ke lokasi-lokasi rawan.

"Saat ini kita terus distribusikan air bersih untuk masyarakat di kawasan terdampak kekeringan. Untuk distribusi air bersih, BPBD mengandeng Dinas Sosial, Dinas Pemadam Kebakaran, PDAM Giri Menang, Polres Lombok Barat dan bahkan PMI," katanya.

Menurutnya, selain krisis air bersih di sejumlah wilayah, kekeringan ini diprediksi akan berdampak juga pada sektor pertanian.

“Ada tiga kecamatan yang terdampak lahan pertaniannya. Kita khawatir mereka akan mengalami gagal panen. Di Kecamatan Kuripan, Sekotong dan Lembar,” tukas Najib.

Sementara itu Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Lombok Barat, Fauzan Husniadi mengatakan, pihaknya siap melayani permintaan distribusi air bersih.

"Kami pun harus siap dan melayani permintaan droping air bersih. Misalnya dua hari lalu, untuk drooping air oleh Polres Lobar, sumber air diambil dari Damkar. Damkar juga harus ikut melayani permintaan beberapa surat dari masyarakat, maupun yang telpon langsung," katanya.

Fauzan berharap ke depan harus ada solusi permanen untuk masalah kekeringan dan krisis air ini.

"Jangan sampai setiap tahun selalu terulang," katanya.

Sepanjang Juli ini, papar Fauzan, pihak Damkar Lombok Barat sudah mendroping air bersih sebanyak 25 kali. Diluar itu, permintaan sumber air dari Polres Lombok Barat ke pihak Dampak 10 kali.

"Terbanyak yang meminta bantuan air bersih adalah wilayah Kecamatan Gerung yang berbatasan dengan wilayah Lombok Tengah dan Kecamatan Batulayar. Sekali drooping, sebanyak 5000 liter," kata Fauzan. (*)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Enam Kecamatan Terdampak, Lombok Barat Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Trending Now