Percepat Status Zona Hijau, Ini Strategi Gugus Tugas Covid-19 Kota Mataram

MandalikaPost.com
Selasa, Februari 02, 2021 | 17.58 WIB
Direktur RSUD Kota Mataram dr H Lalu Herman Mahaputra menyerahkan reagen secara simbolik, Selasa (2/2). Tak kurang dari 1.100 reagen disalurkan ke 11 Puskesmas di Kota Mataram untuk mempercepat swab antigen acak dan masif di Kota Mataram. 

MATARAM - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram membagikan sebanyak 1.100 reagen pada 11 Puskesmas di Kota Mataram. Langkah itu dilakukan untuk mempercepat uji sampel spesimen virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 bisa cepat dilakukan. 


Pembagian ribuan reagen untuk menyukseskan program swab antigen secara acak dan bersifat masif yang kini dicanangkan di Mataram, Selasa (2/2) berlangsung di lantai lima gedung RSUD Kota Mataram yang dilakukan Dirut RSUD dr H Lalu Herman Mahaputra pada 11 Kepala Puskesmas di Kota Mataram yang diwakili oleh Sekdis Kesehatan Kota Mataram.


"Prinsipnya kenapa reagen ini kita bagikan ke Puskesmas tidak lain agar percepatan penanganan Covid-19 dengan tracing yang kontak erat dengan pasien bisa masif dan terukur kita lakukan," ujar dr H Lalu Herman Mahaputra.


Dokter Jack yang juga Anggota Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram mengungkapkan, pelibatan para Camat, Dandim dan Kapolres sangat diperlukan dalam tracing tersebut.


Hal ini agar pengawasan mereka yang kontak erat oleh jajaran Puskesmas dapat diawasi dan dikontrol oleh jajarannya di masing-masing wilayah. Yakni, jika TNI sudah jelas Dandim akan menugaskan Danramil juga para Babinsanya.


"Begitupun Kapolres akan menugaskan Kapolsek dan Babinmaspolnya untuk turut membantu pelaksanaan tracing oleh pihak Puskesmas. Jadi, efektifitas ribuan reagen yang kita targetkan dua hari bekerja akan bisa maksimal di lapangan," tegasnya.


Dokter Jack menuturkan, kerja bareng yang bersifat keroyokan sangat diperlukan dalam penanganan Covid-19. Apalagi, fasilitas kesehatan, mulai Rumah Sakit dan Puskesmas di kabupaten/kota di NTB, dituntut dapat bekerja cepat dalam memberikan pelayanan dan penanganan Covid-19 yang tentu akan berbasis data.


Namun anehnya, panduan data satu pintu belum jelas diberikan. Khusunya, oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB sebagai induk dari Dikes kabupaten/kotam


"Kami minta ada panduan data mana yang akan kita pakai. Apakah buku kuning, hijau atau oranye. Kalau semua data itu bisa singkron dan satu pintu. Maka, angka pasien sembuh Covid-19 akan juga bisa naik dan tergambarkan dengan jelas yang bukan seperti sekarang ini," tandasnya.


Dokter Jack mengatakan, beban kepada masyarakat tidak boleh terlalu berat, apalagi untuk melakukan pemeriksaan spesimen. Sejauh ini, mereka yang kontak erat dilakukan tracing itu seharusnya gratis. 


"Di Kota Mataram karena reagen sudah kita bagikan ke Puskesmas, maka tidak boleh ada pungutan sebesar apapun. Itu, semuanya gratis. Semoga cara kita ini bisa juga dilakukan di daerah lainnya di NTB, " tegasnya.


Lebih lanjut, Dokter Jack kembali mengingatkan setiap anggota masyarakat agar tak abai terhadap protokol kesehatan yang mencakup 5M, yaitu #pakaimasker, rajin #cucitangan dengan sabun, serta #jagajarak dan menghindari kerumunan.


Menurutnya, penularan Covid-19 terjadi antarmanusia dan tergolong sangat mudah terjadi. Orang yang paling mungkin menularkan virus tersebut adalah yang berinteraksi secara dekat, termasuk sesama anggota keluarga dan rekan kerja. 


"Oleh karena itu, setiap anggota keluarga dan setiap anggota masyarakat harus saling mengingatkan. Dan di Mataram, program swab antigen secara acak dan bersifat masif wajib juga terus menyolisasikan Prokes Covid-19," pungkas Dokter Jack. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Percepat Status Zona Hijau, Ini Strategi Gugus Tugas Covid-19 Kota Mataram

Trending Now