Para Petani Saat Melakukan Penanaman Padil |
MATARAM- Hingga saat ini Serapan hasil panen jagung dan gabah petani di NTB dinilai masih rendah. Meskipun memiliki hasil pangan yang cukup berlimpah. Namun hasil panen tersebut belum terserap maksimal Padahal sudah ada Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 50-394 Tahun 2021 tentang Pemanfaatan produk dan hasil olahan usaha mikro, kecil dan menengah melalui bela dan beli produk lokal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB H A Aziz, mengatakan selain mengandalkan pengiriman ke luar daerah. Rendahnya serapan hasil panen petani. Akibat Bulog kurang memanfaatkan pangsa pasar dalam daerah. Terutama potensi pembeli beras oleh aparatur sipil negara (ASN),TNI dan Polri se NTB.
"Kebijakan dari pusat (Badan Pangan Nasional) mengharuskan Bulog itu harus bisa menyerap hasil panen jagung dan gabah milik petani. Kalau mau dia (Bulog) tinggi serapan (gabah) maka harus ada salurannya, yaitu beras disalurkan ke PNS (pegawai negeri sipil) dan TNI/Pori," Katanya Selasa (28/6).
Seharusnya melalui SK yang dikeluarkan Gubernur tersebut. Dapat dimanfaatkan oleh Bulog. Agar serapan gabah petani bisa meningkat. Terlebih jumlah aparat sipil di seluruh Kabupaten dan Kota se NTB mencapai 50 ribu lebih. Sehingga dipastikan 500 ton beras petani bisa terserap setiap bulannya.
“Untuk menumbuhkan kecintaan terhadap produk lokal daerah yang diwujudkan dengan cara memproduksi, memasarkan dan membeli serta menggunakan produk lokal daerah. Saat ini kabupaten dan kota yang sudah beli untuk bantu petani adalah Lobar, Loteng, Sumbawa dan KSB," ucapnya
Demikian pula dengan komoditas jagung. Diharapkan pembangunan pabrik Corn Drying Center (CDC) milik Bulog di Kabupaten Dompu. Dapat segera terealisasikan agar jagung petani NTB terserap lebih banyak.
"Ini harus segera beroperasi (Pabrik CDC), tapi harus siap juga pelabuhan. Sesuai permintaan dari tenaga ahli Menteri Perhubungan yang sudah datang kesana meminta untuk mengkoordinasikan dengan pemda setempat dalam dua bulan ini,” terangnya
Terpisah, Kepala Perwakilan Perum Bulog NTB Abdul Muis mengatakan, Perum Bulog saat ini tengah membangun Pabrik Corn Drying Center (CDC) atau pusat pengeringan jagung di Desa Nusajaya, Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu. Ditargetkan CDC itu sudah bisa beroperasi pada September 2022 mendatang.
"Sarana driying dan cilo (Corn Drying Center) yang dibangun di Kabupaten Dompu ini masih dalam proses penyelesaian. Sehingga ketika sarana itu jadi di bulan September, maka adanya sarana ini Bulog bisa lebih optimal membeli jagung petani," ucapnya
Keberadaan CDC tersebut, kata Muis tidak lain untuk mendukung proses hilirisasi jagung. Apalagi jagung merupakan komoditas unggulan NTB. Dimana produksinya sangat berlimpah. Terutama di Kabupaten Dompu dan Bima. Sehingga hadirnnya Bulog diharapkankan dapat tercipta stabilisasi harga.
Muis menambahkan saat ini Bulog tengah melakukan pembelian jagung PSO pada petani. Dari lima ribu ton yang ditargetkan. Baru terealisasikan sebanyak seribu ton. Harga yang dipatok seharga Rp 4.450 per kilogram. Sudah termasuk pajak.
" Artinya diatas harga pembelian pemerintah (HPP) yakni sebesar Rp 3.150 per kilogram. Hal ini bertujuan agar Bulog menyerap jagung dengan harga standar, dapat menyelamatkan petani jagung dari kerugian. Bulog hanya price leader (pemimpin harga) agar swasta ikut membeli minimal sama pembelian Bulog,” pungkasnya