Wenefei Xie, Finisher 1 Women's Category 126 Km di ajang Rinjani 100 Ultra 2023. Foto: Rosyidin/MP). |
“Sayang
sekali event bergengsi kelas
dunia ini, masyarakat tidak merasakan dampaknya secara langsung. Terutama bagi
para pelaku wisata di Sembalun,” ucap Hamka Apdul Malik, Selasa (30/5).
Menurutnya, penyelenggaraan
event seperti ini tidak lepas dari agenda wisata atau berwisata apa yang
dinamkan sport tuorizm itu (sport adventure).
Dalam hal ini, lanjutnya
yang berhubungan langsung dengan para pelaku dan pendukung pariwisata. Mualai dari
pelaku transportasi, homestay, TO
(treeking organaez), rumah makan, kedai kopi dan faktor pendukung lainnya.
“Jujur masyarakat merasa
kecewa terhadap event tahun ini, dibandingkan pada event Rinani 100 di
tahun-tahun sebelumnya. Dimana pergelaran sebelumnya semua lapisan masyarakat
ikut terlibat dan merasakan dampaknya,” tutur pria akrab disapa, Hamka Van
Boiq.
Seharurnya, kata lebih
lanjut untuk memeriahkan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan event
Rinjani 100 itu adalah, panitia bisa memberikan waktu dan tempat yang lebih
bagi para pelaku UMKM untuk berjualan.
Paling tidak satu minggu
sebelum kegiatan ada bazar UMKM se-Pualau Lombok, khususnya UMKM Sembalun di
gelar dalam rangka mriahkan event Rinjani 100. Selain itu juga bisa
ditampilkkan atraksi budaya masyarakat setempat.
Menurutnya, itu bisa
dilakukan oleh panitia inti berkolaborasi dengan panitia Pemda Lotim. “Disana
akan tercipta perputaran roda prekonomian masyarakat, ini dampaknya secara
tidak langsung dirasakan oleh masyarakat,” pungkas Hamka Van boiq.
Justeru semarak bazar ini
sambungnya, lebih besar dampaknya terhadap peningkatan prekonomian masyarakat
secara berkelanjutan.
“Kami harapkan, tahun depan panitia bisa menyiapkan waktu dan tempat bazar itu. Karena ini yang di inginkan oleh masyarakat,” harapnya.
Sekali lagi, ia menegeskan ke penyelenggara event, baik dari pihak Rinjani 100 maupun dari pemeritah untuk berkolaborasi mengoptimalkan perputaran roda ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. Baik saat evet berlangsung mupun setelah event tersebeut, supaya masyarakat benar-benar merasakan dampak dari sebuah event.
“Bukan kah, salah satu tujuan event itu digelar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Jika tidak memberikan dampak kemasyarakat, lebih baik evet itu tidak perlu diadakan di Sembalun,” tegas Hamkan Van Boiq.
Mantara, Salah satu pelaku UMKM menambahkan bahwa, dampak
dari penyelenggaraan event yang di suport penuh oleh Pemda Lotim ini, sangat
minim dirasakan oleh lapisan masyarakat setempat. Padahal selama ini yang
diketahui even tersebut, venet tahunan yang diadakan di gunung Rinjani.
"Sangat minim dampaknya yang kami rasakan,
terutama bagi kami pelaku UMKM. Ini sangat kami sayangkan,” ketusnya.
Seharusnya event besar kelas dunia seperti ini memberikan
dampak besar terhadap semua lapisan masyrakat. Malah yang ia rasaakan pada saat
event berlangsung sangat sepi, tidak semeriah yang diharapkan.
“Padahal di momen Rinjani 100 ini kita tunggu-tunggu, untuk berjulan prodak UMKM kelompok kami seperti tahun kemarin," ujar Mantara.
Untuk diketahui, event tersebut diadakan di Rinjani tujuan
utamanya untuk mendongkrak pariwisata di lingkar Rinjani, terutama di Sembalun.
Karena jalur yang dilewati oleh peserta lari, sebagian besar jalur Sembalun selain
desa Belanting, Kabupaten Lombok Timur dan Torean, Kabupaten Lombok Utara.
“Seharusnya berbanding lurus dengan dampaknya ke masyarakat, karena yang datang
kan bukan peserta lari saja, tapi para wisatawan lokal maupun wisatawan manaca Negara
yang menyaksikan event ini,” kata Mantara.
Utuk itu lah, sambungnya pihak panitia intens mempromosikan
event tersebut jauh hari sebelumnya, baik lewat medsos maupun baliho. Supaya para
wistawan dan lapisan masyarakat tahu bahwa da event di gunung Rinjani.
“Yang perlu ditingkatkan oleh panitia itu, promosi
dan kordinasinya kepada pihak-pihak terkait jauh hari sebelum event ini di
adakan” ujarnya.