Eksotisme Pulau Ular, Destinasi Menantang di Wera Bima

Panca Nugraha
Jumat, November 24, 2023 | 18.11 WIB Last Updated 2023-11-24T10:15:12Z
Wisatawan di Pulau Ular.

MANDALIKAPOST.com - Potensi pariwisata di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup beragam. Salah satunya adalah Pulau Ular, di Kecamatan Wera yang menjadi tujuan wisata yang begitu menarik dan menantang adrenalin.


Pulau Ular Bima merupakan sebuah pulau yang berada di ujung Pulau Sumbawa dan hanya memiliki luas sekitar 800 meter persegi. Dari kejauhan pulau ini sekilas memang seperti batu biasa karena terdiri dari batuan karang saja.


Seperti namanya yaitu Pulau Ular, pulau ini tidak dihuni oleh manusia melainkan ratusan ular laut yang bersembunyi di celah-celah batuan karang. Sehingga tempat yang dijadikan sebagai tujuan wisata ini cukup menantang terutama bagi pecinta reptil.


Sejarah Pulau Ular


Pulau Ular memiliki sejarah terbentuknya pulau ini yang dipercaya oleh masyarakat sekitarnya. Pada zaman kerajaan dahulu sempat terjadi sebuah peperangan antara kerajaan Bima dan kerajaan Flores. Peperangan yang terjadi tersebut diketahui bahwa kerajaan Bima berhasil menguasai kerajaan Flores yang mengakibatkan seluruh wilayah dan peraturan kerajaan dipegang penuh oleh kerajaan Bima yang dipimpin oleh Indra Kumala.


Bertahun-tahun setelah dikuasai kerajaan Bima, kerajaan Flores menyusun suatu strategi untuk mengambil kembali kekuasaannya dengan bantuan pihak Belanda. Namun ternyata strategi tersebut diketahui oleh Kerajaan Bima.


Kerajaan Bima pun menyiapkan pasukannya terlebih dahulu untuk berjaga-jaga dari serangan kerajaan Flores. Hingga akhirnya terjadi perperangan di wilayah timur Bima tepatnya di Kecamatan Wera dan Sape.


Pada peperangan kedua ini, kerajaan Bima yang berhasil menaklukkan kembali kerjaaan Flores. Hingga akhirnya pasukan kerajaan Bima membawa pasukan kerajaan Flores ke suatu pulau bernama gili bantai atau yang biasa disebut gili banta untuk menerima hukuman mati.


Kapal bersama awak milik pasukan kerajaan Flores, raja kerajaan Flores dan petinggi Belanda akhirnya dikutuk oleh Raja Bima menjadi seekor ular. Kapal pasukan Flores membentuk sebuah pulau yaitu pulau ular.


Di atas pulau terdapat dua pohon kamboja yang menurut sejarah merupakan tiang dari kapal yang dikutuk oleh Raja Bima. Pohon kamboja tersebut pun masih hidup hingga sekarang dan dikabarkan tidak pernah tumbuh besar.


Daya Tarik dan Pesona Pulau Ular


Eksotisme Pulau Ular.

Pulau Ular ini dihuni oleh ratusan ekor ular. Jenis ular yang hidup di pulau ini adalah ular laut dengan tubuh berwarna hitam putih dengan motif belang-belang. Ular yang ada di pulau ini bernama latin Laticauda Colubrina atau yang dikenal dalam bahasa indonesia Ular Laut Erabu.


Ular laut dikenal sangat mematikan hingga dapat membunuh manusia dalam hitungan menit. Namun beberapa jenis ular yang hidup di pulau ini terkenal jinak dan jarang menggigit para pengunjung. Sehingga wisatawan yang datang ke pulau ini tak perlu takut.


Banyak masyarakat sekitar yang menganggap ular yang ada di pulau ini tidak memiliki bisa karena kepercayaan mengenai kutukan terhadap pulau ini yang membuat ular-ular tidak berbisa.


Ular yang ada di Pulau Ular Bima ini sangat dilarang keras untuk dibawa pulang atau dikeluarkan dari habitat aslinya. Nelayan pun yang menemukan ular di jaring ikannya pun akan melepaskan kembali ke laut.


Bukan hanya sekedar keunikannya, namun Pulau Ular Bima ini juga memiliki pemandangan yang tak kalah indahnya. Wisatawan akan dilihatkan dengan keindahan air laut yang begitu jernih dan juga pemandangan pegunungan.


Wisatawan dari Pulau Ular ini akan langsung disuguhkan dengan pesona dari Gunung Sangiang. Gunung berapi yang masih aktif ini memberikan view yang begitu eksotis bila dilihat dari pulau ini, terlebih jika tidak berselimut kabut.


Sumber Mata Air Tawar di Pesisir Pantai


Salah satu keunikan lainnya yang bisa ditemukan di Pulau Ular Bima ini adalah terdapat sebuah mata air atau sumber air yang berada di pesisir pantainya. Lebih uniknya adalah sumber mata air ini mengandung air tawar.


Sumber mata air ini biasanya akan tenggelam bersamaan dengan air laut. Namun jika wisatawan berkunjung bertepatan dengan air laut yang surut, maka sumber mata air ini akan terlihat dengan jelas.


Masyarakat sekitar memberikan nama untuk mata air ini yaitu Mada Oi Ma Caba atau yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai sumber mata air tawar.


Masyarakat sekitar yang hidup di dekat pulau ini mempercayai bahwa ular-ular yang ada di Pulau Ular Bima ini dapat membawa keberkahan dan juga menjadi penjaga wilayah sekitarnya.


Bukan hanya itu, penduduk sekitar menganggap bahwa ular yang ada di Pulau Ular ini sedang beristirahat sebelum kembali ke laut untuk mencari makanannya.


Wisatawan yang datang berkunjung ke Pulau Ular Bima ini sangat tidak diperbolehkan membawa pulang ular yang ada, karena menurut kepercayaan bahwa siapa saja yang membawa ular ini maka ia tidakkan sampai rumah dengan selamat.


Berwisata ke Pulau Ular Bima


Wisatawan bersiap menyeberang ke Pulau Ular.

Secara administratif Pulau Ular berada di Desa Pai, Kecamatan Wera, kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.


Pulau ini terletak di tengah-tengah lautan perairan Sumbawa dan tepatnya pulau ini di ujung Timur dari Pulau Sumbawa. Bukan hanya Pulau Ular saja yang menjadi pemikat destinasi yang ada di Kabupaten Bima namun ada juga Pantai Wane dan Pantai Lariti yang begitu indah dengan hamparan pasir putihnya.


Lokasi pantai ini pun mudah untuk diakses karena jalanan sudah bagus untuk dilewati oleh kendaraan. Namun wisatawan perlu melakukan penyebrangan untuk tiba di Pulau Ular ini.


Untuk menuju ke lokasi Pantai Ular Bima wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi seperti motor maupun mobil. Untuk kendaraan umum dilokasi ini tidak dapat ditemukan, sehingga wisatawan dapat menggunakan rental kendaraan.


Terdapat dua transportasi yang perlu digunakan untuk menuju ke destinasi ini yaitu darat dan laut. Wisatawan perlu terlebih dahulu untuk menuju ke Desa Pai yang ada di Kecamatan Wera dan kemudian menyebrang menggunakan sampan atau perahu nelayan.


Jarak Kota Bima menuju ke Desa Pai adalah 66 KM dengan waktu tempuh selama 2 Jam perjalanan menggunakan kendaraan darat.


Berikut merupakan rute dari Kota Bima menuju Desa Pai :

Kota Bima – Rasanae Barat – Wawo – Jalan Lintas Bima Sape – Sape -Jalan Lapangan Putih – Jalan Lintas Sape Wera – Wera Kowo – Poja – Kalo – Desa Pai


Setiba di Desa Pai wisatawan dapat menyewa sampan atau perahu yang telah disediakan oleh masyarakat sekitar. Jarak tempuh menyebarangi lautan menuju Pulau Ular adalah 15 menit.


Pulau Ular Wera selalu terbuka wisatawan dapat berkunjung kapan pun di setiap harinya. Namun biasanya, pemilik sampan hanya sanggup mengantar dan menjemput penyebrangan maksimal hingga sore hari. Mengingat jika malam hari akan sulit menemukan penerangan di pulau atau pun di lautan.


Waktu terbaik mengunjungi Pulau Ular Wera ini adalah di pagi hingga siang hari dan kembali pulang ketika sudah sore.


Biaya penyebrangan ke Pulau Ular Bima Rp. 50.000 per orang. Biaya penyebrangan ini sudah termasuk antar jemput pengunjung. Biaya penyebrangan ini tidaklah selalu seperti itu, wisatawan tetap bisa melakukan negosiasi kepada nelayan terlebih jika datang bersama rombongan yang ramai.


Jika wisatawan berkunjung ke destinasi yang satu ini, wisatawan belum bisa menemukan berbagai fasilitas yang memadai. Mengingat pulau ini hanyalah pulau kosong dan di tempat tinggali oleh ular.


Anda hanya akan menemui fasilitas pendukung seperti perahu penyebrangan untuk menuju Pulau Ular ini. Untuk toilet dan warung makanan dan minuman hanya bisa dijumpai sebelum wisatawan menyebrang ke pulau ini.


Penginapan pun belum tersedia di destinasi yang satu ini. Letaknya yang berada di ujung Kabupaten Bima sehingga lumayan susah untuk ditemukan penginapan. Jika Anda ingin menginap bisa mencari penginapan disekitar Kota Bima.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Eksotisme Pulau Ular, Destinasi Menantang di Wera Bima

Trending Now