General Managaer Gelobal Geopark Rinjani, Mohamad Farid Zaini saat memaparkan program zero waste pendakian di Gunung Rinjani dalam acara sarasehan di Sembalun. (foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Timbunan sampah yang selama ini mengotori Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dapat diatasi dengan menerapkan konsep pendakian nol sampah.
Badan Pengelola Geopark Global UNESCO Rinjani mengusulkan untuk melucuti semua sampah yang dibawa oleh pengunjung sebelum memulai pendakian di setiap pintu masuk.
"Pendaki wajib menyerahkan sampah mereka di pintu masuk. Sampah tersebut akan disimpan dalam kotak khusus dan tidak boleh dibawa naik," ujar General Manager Geopark Rinjani, Mohamad Farid Zaini, dalam acara sarasehan Zero Waste Trekking Mountain Camp di Sembalun, Selasa (3/9) kemarin.
Acara ini merupakan bagian dari kegiatan Rinjani Zero Waste Mountain Camp 2024 yang berlangsung selama lima hari, mulai tanggal 3 hingga 7 September 2024.
Gunung Rinjani yang menjadi destinasi favorit lebih dari 70 ribu pendaki pada tahun 2023 kini menghadapi tantangan serius terkait masalah sampah.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan selama sepuluh tahun terakhir, masalah sampah di Rinjani masih belum terselesaikan secara optimal.
Farid menegaskan bahwa kolaborasi antara Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) dan semua pihak terkait sangat dibutuhkan untuk menangani masalah ini.
"Saya yakin dan percaya BTNGR sebagai pengelola wisata pendakian di Gunung Rinjani membutuhkan kolaborasi kita bersama, tanggung jawab kita bersma untuk menuntaskan permaslahan sampah di Gunung rinjani,” kata Farid.
"BTNGR Mataram mencatat, bahwa pada tahun 2023, sekitar 140 ribu orang mendaki Gunung Rinjani, menghasilkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp14,7 miliar dan perputaran uang di masyarakat sebesar Rp79 miliar,” Imbuhnya.
Sebagai langkah nyata, BTNGR Mataram berencana memberdayakan masyarakat lokal untuk menyediakan makanan organik siap masak bagi pendaki, seperti buah dan sayuran, guna mengurangi potensi sampah.
"Kami akan menyosialisasikan konsep pendakian nol sampah kepada seluruh pengelola wisata pendakian,” ujar Yarman.
Yarman mengungkapkan bahwa jalur pendakian yang banyak menyulitkan penanganan sampah. Namun, pihaknya akan memberdayakan masyarakat setempat untuk menyediakan makanan organik siap masak bagi para pendaki, serta memastikan tidak ada potensi sampah yang dibawa ke atas gunung.
Dengan enam jalur pendakian utama dan 21 destinasi wisata non-pendakian, penanganan sampah di Gunung Rinjani sering kali terkendala. Oleh karena itu, pemeriksaan ketat akan dilakukan di setiap pintu masuk untuk memastikan tidak ada sampah yang dibawa ke atas gunung.
"Kami akan menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan, termasuk kotak penyimpanan makanan, agar tidak ada lagi potensi sampah yang ditinggalkan di Rinjani," kata Yarman.
Gunung Rinjani, yang terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan budaya lokalnya, membutuhkan komitmen dari semua pihak untuk menjaga kebersihannya.
"Dengan penerapan
pendakian nol sampah, kita harapkan masalah sampah di Rinjani dapat segera
teratasi, sehingga keindahan gunung ini tetap terjaga untuk generasi mendatang,”
tutup Yarman.