![]() |
Ilustrasi: Jalur Toren TKP jatuhnya korban. (Foto: Istimewa/TNGR/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Kabar duka menyelimuti dunia pendakian Gunung Rinjani. Seorang warga negara asing asal Malaysia, dengan inisial RAG, dilaporkan terjatuh di kawasan Banyu Urip, jalur pendakian Torean (Lombok Utara) yang dikenal menantang, pada Sabtu (3/5) kemarin sekitar pukul 12.00 WITA.
Insiden nahas ini menimpa korban yang merupakan bagian dari rombongan berjumlah 23 pendaki. Mereka memulai pendakian melalui jalur Sembalun sejak tanggal 1 Mei lalu.
Informasi awal mengenai kejadian ini diperoleh dari pemandu Trekking Organizer Juan Adventure Rinjani, pihak yang bertanggung jawab atas perjalanan rombongan tersebut.
Saat ini, korban masih berada di lokasi kejadian dan didampingi oleh tour leader serta tiga anggota tim trek organizer sambil menanti upaya evakuasi.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Yarman, membenarkan terjadinya insiden tersebut. Ia menyatakan bahwa proses evakuasi tengah berlangsung melibatkan berbagai pihak terkait.
"Ya benar ada WNA asal Malaysia jatuh di jalur Torean. Saat ini tim sedang berupaya mengevakuasi korban," ungkap Yarman saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya pada Minggu (4/5).
Lebih lanjut, Yarman menjelaskan bahwa tim gabungan yang diterjunkan untuk melakukan evakuasi terdiri dari 10 personel Basarnas Mataram, 8 anggota Emergency Medical Hiker Community (EMHC), dan 11 anggota Potensi SAR Lombok Timur.
"Kami berupaya semaksimal mungkin agar korban dapat segera dievakuasi dengan aman, dan kami terus memantau perkembangan di lapangan," tegasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pos pendakian, lokasi tempat korban terjatuh memiliki karakteristik medan yang cukup curam dan licin. Kondisi geografis di area Banyu Urip memang dikenal ekstrem dan penuh tantangan, sehingga proses evakuasi memerlukan tingkat kehati-hatian yang tinggi.
Mengenai kondisi terkini korban, Yarman belum dapat memberikan kepastian. "Kondisi korban saat ini belum bisa kita pastikan, apakah sudah meninggal atau tidak. Karena belum ada keterangan resmi dari tim evakuasi," jelas kepala Balai TNGR tersebut.
Ketua EMHC, Ahmad Fuadi, yang turut terjun langsung dalam operasi evakuasi, menekankan bahwa keselamatan menjadi prioritas utama dalam setiap tindakan yang diambil.
"Kami harus mempertimbangkan medan dan kondisi korban. Evakuasi tidak bisa dilakukan terburu-buru. Keselamatan tim dan korban menjadi fokus utama kami," ujarnya dengan nada serius.
Pihak pengelola kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) juga telah mengambil langkah cepat dengan melakukan koordinasi intensif dengan seluruh pihak terkait, termasuk para penyedia jasa wisata pendakian. Langkah ini diambil untuk memastikan proses evakuasi berjalan lancar dan efisien.
Sementara itu, komunitas pendakian lokal Semeton Rinjani melalui pernyataan resminya di platform Instagram turut menyampaikan imbauan kepada seluruh pendaki agar senantiasa mengedepankan aspek keselamatan serta mempersiapkan fisik dan logistik secara matang sebelum menjelajahi jalur-jalur ekstrem seperti Torean.
"Pendakian adalah petualangan, tapi keselamatan adalah hal utama. Tetap waspada, saling jaga, dan hormati alam," tulis Semeton Rinjani dalam pernyataan publiknya.
Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi masih terus berlangsung. Pihak berwenang mengimbau kepada masyarakat dan para pendaki lainnya untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya serta memberikan ruang yang kondusif bagi tim penyelamat untuk bekerja secara maksimal demi keselamatan korban.