![]() |
Tim TNG saat berjibaku memadamkan api di kawasan gunung Rinjani, (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com — Sebuah kabar melegakan datang dari kaki Gunung Rinjani. Setelah dua hari berturut-turut berjuang melawan amukan si jago merah, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) akhirnya berhasil dipadamkan total pada hari Minggu (19/10).
Karhutla yang melanda kawasan Padang Savana Rangga Pande, Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, ini telah melahap area dengan total luas terdampak mencapai \pm 36 hektare. Namun, berkat kesigapan dan kerja keras tim gabungan TNGR, api berhasil dikendalikan.
"Alhamdulillah, api bisa dipadamkan oleh tim setelah dua hari berjibaku dengan ganasnya api yang melahap kawasan TNGR," ujar Kepala Balai TNGR, Yarman, saat dikonfirmasi via telepon, Minggu malam.
Ia menambahkan bahwa upaya pemadaman ini merupakan pertarungan sengit di medan yang berat. Dimana tim kesulitan saat memadamkan api keren cuaca, dan angin kencang serta medan yang sulit dijangkau oleh tim.
Tim gabungan dari Resor Sembalun, SPTN Wilayah II TNGR, bersama pasukan Dalkarhutla (Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan) akhirnya berhasil memadamkan titik api seluas \pm 10 Ha, sehingga secara keseluruhan area yang terdampak bisa diamankan.
"Perjuangan tim pemadam tidaklah mudah. Mereka harus menembus topografi yang curam dan terjal. Tantangan diperberat oleh angin kencang dan kondisi vegetasi kering yang menjadi bahan bakar empuk bagi api," tutur Yarman.
Tim gabungan yang merupakan kolaborasi solid antara anggota TNGR, Polsek Sembalun, Koramil 1615 Sembalun, Damkarmat Lombok Timur, Manggala Agni, dan masyarakat setempat, menunjukkan semangat pantang menyerah.
"Kami memulai upaya ini sejak pagi, menyusuri titik-titik bara, memadamkan api, hingga memastikan kawasan kembali aman. Di tengah terjalnya Rinjani, setiap personel tetap siaga dan tak gentar. Kami datang untuk memastikan api di Rinjani bisa ditaklukkan," ungkap Herwandy, salah satu perwakilan tim, menggarisbawahi dedikasi tanpa batas seluruh personel.
Semua personel pemadam dilaporkan kembali dalam keadaan sehat dan selamat, membawa serta kisah heroik dalam menjaga salah satu permata alam Indonesia.
Diketahui, api mulai berulang di perbatasan kebun milik warga setempat dengan kawasan TNGR pada hari Kamis, 16 Oktober, tiga hari sebelum pemadaman tuntas. Hingga berita ini diturunkan, penyebab pasti terjadinya Karhutla di kawasan TNGR ini belum dapat dipastikan.
Meskipun api telah padam, Kepala Balai TNGR Yarman mengingatkan bahwa ini bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari kewaspadaan yang harus terus ditingkatkan.
"Kisah ini bukan akhir dari perjuangan. Karhutla bisa terjadi kapan saja, dan kewaspadaan adalah kunci. Mari kita jaga Rinjani dari api, karena sekali terbakar, luka alam tak mudah sembuh. Rinjani butuh kita. Bukan hanya sebagai penikmat keindahannya, tapi juga penjaga kelestariannya," tutup Yarman, dengan nada penuh harap yang menyentuh hati.