Etos Kerja dan Semangat Wirausaha yang Rendah jadi Kendala Pengembangan Sektor UMKM di NTB

MandalikaPost.com
Jumat, Juli 12, 2019 | 19.39 WIB
JANGZULMI. Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah dan Wagub Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah dalam forum Jumpa Bang Zul - Umi Rohmi (Jangzulmi) di lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur NTB. (Foto: Dinas Kominfotik NTB) 


MATARAM - Selain akses permodalan, rendahnya eros kerja dan semangat beriwirausaha masyarakat, masih menjadi kendala dalam pengembangan ekonomi  sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Program 1000 wirausahawan muda yang menjadi bagian dari Program NTB Gemilang di pemerintahan Gubernur Dr H Zulkieflimansyah dan Wagub Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah, pun terkendala lantaran belum mendapat dukungan nyata dari bawah.

"Masih memerlukan kerja keras untuk membumikannya, karena etos kerja dan semangat wirausaha masyarakat kita masih rendah," kata tokoh NTB, H Lalu Mujitahid, dalam kegiatan Jumpa Bang Zul-Umi Rohmi (Jangzulmi), Jumat (12/7) di lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur NTB di Mataram.

Jangzulmi merupakan forum rutin yang diselenggarakan Pemprov NTB, di mana masyarakat bisa menyampaikan masalah yang dihadapi, masukan, dan kritik konstruktif, langsung kepada Gubernur dan Wakil Gubernur NTB.

Jangzulmi kali ini membahas topik khusus untuk sektor Koperasi dan UMKM.

Mantan Bupati Lombok Barat yang akrab disapa Miq Muji ini menyampaikan masukan kepada Gubernur Bang Zul dan Wagub Umi Rohmi dalam kegiatan tersebut.

Miq Muji memuji gagasan dan program-program unggulan NTB Gemilang, yang menurutnya sungguh luar biasa.

Namun dalam perjalanan awal ini, ia menyayangkan bahwa program-program itu belum membumi.

Hal itu disebabkan faktor etos kerja dan jiwa wirausaha masyarakat, khususnya kaum muda masih sangat rendah.

"Contoh kecil, para pedagang kuliner dan asongan dari Cakranegara hingga terminal Bertais, kalau kita data, para pedagang yang sangat laris itu, sangat sedikit penduduk asli NTB," katanya.

Kalau pun ada, jumlahnya bisa dihitung dengan jari, dan hanya berkutat pada warung Ayam Taliwang dan Nasi Puyung.

"Selebihnya adalah nasi padang, lamongan, bakso dan lain-lain hampir semua pelaku usaha itu, bukan masyarakat lokal," katanya.

Menurutnya, etos kerja dan semangat wirausaha kaum uda NTB menjadi salah satu persoalan yang perlu mendapat perhatian.

"Dari dulu hingga kini, hanya persoalan itu yang membuat IPM kita di NTB masih tertinggal. Hanya berada pada urutan kelima dari bawah. Bahkan kita berada dibawah IPM Provinsi NTT," ujarnya.

Ditambahkan, perlu ada gerakan dari bawah untuk mendukung cita-cita besar mewujudkan NTB Gemilang, sehingga bisa bersaing di kancah nasional maupun global.

Miq Muji juga mengusulkan kepada Pemprov NTB agar Koperasi dan UMKM terus diperkuat sebagai pioneer dalam melaksanakan program industrialisasi produk-produk NTB.

Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah mengakui, masalah etos kerja dan semangat wirausaha kaum muda di NTB masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi pemerintah NTB.

Menurutnya, orientasi kerja generasi muda di NTB masih berkutat pada menjadi pegawai pemerintahan, ASN.

"(Padahal) kalau generasi muda kita masih berorientasi hanya ingin menjadi PNS, menjadi dokter dan pegawai pemerintah saja, maka etos kerja dan semangat wira usaha sulit diwujudkan. Nggak bakalan mungkin mau jadi pengusaha," kata  Gubernur Zul.

Padahal sistem penerimaan ASN melalui program penerimaan CPNS di daerah selalu berkuota terbatas, lebih banyak peminat daripada kuota yang dibutuhkan.

Sementara dengan berwirausaha, kaum muda bukan hanya mampu menciptakan peluang kerja, tapi juga sekaligus membantu pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor UMKM.

"Orientasi inilah yang menjadi tugas kita bersama untuk dibangun. Karena itulah Pemprov NTB secara bertahap mengirim anak- anak muda yang hebat-hebat ke sejumlah negara, seperti Polandia, sehingga ke depan akan lahir generasi yang memiliki semangat wirausaha yang hebat," kata Gubernur Zul.

Ia menambahkan, potensi pasar untuk UMKM di NTB sangat besar termasuk yang tersedia di sektor Pariwisata.

Misalnya, bulan Agustus - September mendatang NTB menjadi tuan rumah Asian Pasifik Geopark Network (APGN) yang dihadiri ratusan peserta jaringan Geopark dari berbagai negara.

"Moment itu sangat baik dimanfaatkan oleh masyarakat dan para pengusaha maupun koperasi dan UMKM untuk membangkitkan usaha bisnisnya," katanya.

Selain itu tahun 2021 nanti event internasional MotoGP akan dihelat di Kawasan Mandalika, Lombok Tengah, yang tentu akan membawa banyak wisatawan yang datang.

"Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat kita. Diisi oleh anak-anak muda kita dan koperasi UMKM untuk menggairahkan usaha bisnis mereka," kata Gubernur Zul.

Wakil Gubernur, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah juga mengakui semangat wirausaha yang rendah menjadi kendala, dan tantangan yang harus diatasi bersama.

"Ini menjadi tantangan kita bersama untuk diatasi step by step," katanya.

Menurutnya, pengiriman anak-anak muda NTB ke luar negeri untuk mengikuti pendidikan ke jenjang S2 dan S3, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya menyeluruh Pemda NTB untuk membangun wawasan dan etos kerja SDM agar memiliki semangat wira usaha yang baik.

Disamping beasiswa luar negeri, semua aspek pembangunan di daerah, baik pendidikan menengah dan pendidikan tinggi maupun kesehatan dan penguatan karakter budaya mendapatkan porsi perhatian yang sama.

"Semua kita perhatikan, diedukasi dan ditangani secara konferehensif dari hulu ke hilir," katanya.(*)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Etos Kerja dan Semangat Wirausaha yang Rendah jadi Kendala Pengembangan Sektor UMKM di NTB

Trending Now