Lombok Barat Pecah Telur, Kini Masuk Zona Merah Covid-19 Setelah Dua Kasus Positif

MandalikaPost.com
Jumat, April 10, 2020 | 16.46 WIB
Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid.

LOMBOK BARAT - Setelah sekian lama berusaha agar wilayahnya tetap bisa masuk zona hijau (bebas), Pemerintah Kabupaten Lombok Barat akhirnya harus menerima kenyataan dengan memecahkan telur nol positif Covid 19.

Berita tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid di tengah keheningan malam saat  melaksanakan kegiatan himbauan keliling Masjid di mana malam itu menyasar dua masjid, yaitu Masjid Baitul Karim Kumbung Kuripan Utara Kecamatan Kuripan dan Masjod Jami’ Asasuttaqwa Desa Rumak Kecamatan Kediri Lombok Barat.

“Saya baru mendapat WA rilis resmi dari Pak Gubernur, di Lombok Barat sudah ada yang positif 2 orang, satu di Kecamatan Narmada dan satu di Kecamatan Lingsar berdasarkan test Swab,” kata Fauzan melalui corong pengeras suara Masjid Jami’ Asasasuttaqwa Desa Rumak Kecamatan Kediri, Kamis malam (9/4).

Untuk itu, Fauzan meminta kepada seluruh masyarakat Lombok Barat untuk senantiasa waspada dengan menjalankan protokuler pencegahan Covid 19 secara ketat dan mandiri.

“Tetap berdiam diri di rumah, keluar dari rumah kalau terpaksa. Itu pun harus menggunakan masker dan menghindari kerumunan banyak orang. Rajin-rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, serta tetap menjaga jarak, bahkan menghindari kontak langsung dengan siapapun yang kita tahu baru pulang dari daerah yang terpapar,” papar Fauzan.

Ia menjelaskan salah satu yang terkena positif adalah orang yang baru pulang dari Gowa Sulawesi Selatan. Berdasarkan rilis resmi yang ditanda tangani Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkifliemansyah, pasien dengan kondisi positif Covid 19 adalah pasien Nomor 13 atas nama LAB (laki-laki 54 Tahun) yang berasal dari Kecamatan Narmada. Pasien ini disebutkan memiliki kontak langsung dengan orang yang di  daerah terjangkit virus Corona.

Berikutnya adalah pasien Nomor 19 atas nama AS (laki-laki 47 Tahun) asal Kecamatan Lingsar yang diketahui memiliki riwayat pernah berkunjung ke Sulawesi.

Kini keduanya harus mengalami isolasi perawatan di RS Awet Muda Narmada.
Kondisi ini membuat para tenaga kesehatan di dua wilayah kecamatan tersebut menjadi sangat sibuk.

dr H Ahmad Taufiq Fathoni.

Dihubungi Jumat (10/4) Kepala Bidang P3KL Dokter H. Ahmad Taufiq Fatoni mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan contact tracing terhadap siapa saja yang pernah kontak langsung dengan dua pasien tersebut.

“Sekarang Dinas Kesehatan dan Puskesmas sedang melakukan kontak tracking di wilayah kerja Puskesmas Narmada dan Puskesmas Sigerongan. Terutama keluarga dekat yang serumah. Kita akan rapid test terlebih dahulu,” terang Dokter Toni sambil menjelaskan kedua pasien ini kebetulan adalah Jama’ah Tabligh yang baru pulang dari Gowa Sulawesi.

Sampai dengan hari ini menurut rilis Dinas Kesehatan, di Kabupaten Lombok Barat sudah ada 2 (dua) orang pasien yang dipastikan positif terjangkit Covid 19. Dua orang tersebut adalah bagian dari 7 orang Pasien Dalam Pengawasan di mana dua orang telah selesai dalam pengawasan, namun satu orang telah meninggal dunia dua hari yang lalu. Seorang yang meninggal dunia ini telah dibuktikan dengan test Swab ternyata negatif Covid 19.


Hj Ambaryati.

Terkait dengan dua pasien postif tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Hj. Ambaryati menjelaskan, kedua pasien dalam kondisi  sehat-sehat saja.

"Tapi harus tetap diisolasi. Dalam 2 atau 3 hari nanti akan di test Swab lagi yang kedua kalinya. Kalau hasilnya negative, boleh pulang. Tapi kalau hasilnya positif, masih harus diisolasi lagi dan menjalani pengobatan. Pokoknya sampai hasil negative baru boleh pulang,” terang Ambaryati sambil memastikan seluruh keluarga yang kontak dengan dua pasien itu telah di-rapid test hari ini juga.

Selain mereka, dalam rilis Dinas Kesehatan itu terdapat 543 Orang Dalam Pemantauan (ODP), namun sebanyak 370 di antaranya telah selesai dalam pemantauan.

Selain menghimpun PDP dan ODP, Dinas Kesehatan Lombok Barat juga menyebutkan sebanyak 1.724 Orang Tanpa Gejala. Mereka ini adalah orang-orang yang memiliki riwayat perjalanan ke daerah terpapar Covid 19 namun tidak memperlihatkan gejala-gejala umumnya orang yang mengidap Covid 19, seperti memiliki suhu tubuh di atas 38,5 derajat selsius. Dari sebanyak itu, 412 orang tanpa gejala ini telah bebas dari pemantauan.

Melihat angka-angka yang cenderung meningkat tersebut, Bupati Lombok Barat usai keliling masjid mengutarakan anjurannya untuk desa-desa yang memiliki karakter wilayah tertentu, bisa melakukan pembatasan social kewilayahan dengan lebih ketat.

“Mereka bisa berinisiatif memulai pembatasan jam atau waktu untuk aktivitas warganya. Bisa jadi pasar juga dibatasi jam praktik jual belinya, atau para pedagang kaki lima di jalan-jalan,” pinta Fauzan.

Ia menegaskan bahwa desa dan kecamatan bisa mendiskusikan hal tersebut karena mereka yang paling tahu karakter wilayah dan masyarakatnya. (*)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Lombok Barat Pecah Telur, Kini Masuk Zona Merah Covid-19 Setelah Dua Kasus Positif

Trending Now