Rentetan Bencana Terjadi, Ini Pesan Bunda Ratu Khairunissa

MandalikaPost.com
Selasa, Desember 14, 2021 | 20.40 WIB

Ketua Kerukunan Masyarakat Adat Nusantara (Kermahudatara) Provinsi NTB, Bunda Ratu Ince Khairunnisa.

MANDALIKAPOST.com - Rentetan bencana alam melanda sebagian wilayah Indonesia, dalam dua pekan terakhir. Mulai dari meletusnya Gunung Semeru di Jawa Timur, banjir bandang di Lombok dan sejumlah daerah, hingga gempa bumi berpotensi Tsunami di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).


Ketua Kerukunan Masyarakat Adat Nusantara (Kermahudatara) Provinsi NTB, Bunda Ratu Ince Khairunnisa mengatakan, rentetan bencana alam ini bukan hal biasa.


"Ini merupakan teguran dari Allah SWT, agar manusia bisa lebih menghargai dan mencintai alam," kata Bunda Ratu Ince Khairunnisa, saat dihubungi Mandalika Post dari Mataram, Selasa 14 Desember 2021.


Secara esoterik Bunda Ratu Khairunissa menjelaskan, ada keterkaitan antara bencana letusan Semeru, Banjir Bandang, dan Gempa Bumi NTT.


"(Bencana) ini satu mata air, ini semua ada jalurnya. Ibarat aliran darah dalam tubuh, masing-masing ada jalurnya hingga urat nadi terkecil," katanya.


Menurutnya, teguran berupa bencana ini terjadi agar manusia tidak lupa diri dan mementingkan kehidupannya sendiri. Sementara di lain sisi melupakan keberadaan alam, hewan dan tumbuhan, serta mahluk hidup lainnya.


BACA JUGA : Ini Pesan Dewi Anjani agar Terhindar Bencana Gunung Rinjani


Bunda Ratu Khairunnisa mengatakan, hal yang bisa dilakukan agar bencana-bencana lain tidak terjadi lagi adalah melakukan ritual adat sakral. Kegiatan ini bisa dilakukan sesuai adat dan agama masing-masing. Prosesnya seperti roah dan doa bersama, untuk menolak bala, dan meminta perlindungan dari yang Maha Kuasa agar terhindar dari bencana.


"Harus diadakan ritual adat sakral. Masyarakat juga harus banyak bersedekah. Bagikan sebagian uang dan makanan untuk yang benar-benar membutuhkan, karena di sana ada hak fakir miskin dan anak terlantar juga," katanya.


Mirip Gempa Lombok 2018


Bunda Ratu Ince Khairunnisa mengatakan, rentetan bencana belakangan ini mirup dengan bencana Gempa Bumi Lombok tahun 2018 silam.


Saat itu, sosok Ratu Pantai Selatan dan Dewi Anjani beberapa kali menemuinya dan menitipkan pesan. Dua tokoh mitologi yang sakral itu meminta agar roah dan doa bersama dilakukan masyarakat Lombok dipusatkan di kawasan pantai Senaru, Lombok Utara.


"Saat itu sudah saya sampaikan ke beberapa orang di pemerintahan daerah, juga ke PMI NTB. Tetapi pesan itu diabaikan. Lalu benar terjadi, seminggu setelah gempa bumi ada gempa lagi dan longsor di wilayah Timur, kemudian ada juga angin puting beliung di wilayah Utara saat itu. Ada juga banyak anak gadis kerasukan," katanya.


Ia mengaku, kali ini sosok Nyai Roro Kidul penguasa laut Selatan dan beberapa Ratu lainnya juga sudah berkomunikasi dengan dirinya. Pesan yang disampaikan sama, bahwa alam mulai marah karena ulah manusia.


Gempa Bumi di NTT, menurutnya, berkaitan dengan Ratu Buaya Putih yang wilayah kekuasaannya di perbatasan Timor Leste dan Atambua, NTT.


"Di bagian Atambua, itu ada masyarakat hidup dari tenda ke tenda, padahal mereka warga NKRI. Mereka adalah manusia yang harus dilindungi dan membutuhkan makanan, tetapi pemeritah di sana membawa ke ranah politik. Inilah akibatnya bahaya poltik, yang tidak mau tahu dengan adat istiadat yang sakral," ujarnya.


Ia mengatakan, bencana masih bisa terjadi lagi, jika manusia bertahan pada keserakahan dan kesombongannya.


"Gempa ini bisa terjadi dimana-mana. Ratu pantai Selatan, Ratu Borneo, Dewi Anjani dan leluhur lainnya sudah turun dan menjaga agar tidak terjadi bencana lagi. Bumi ini sudah bau amis, bau amis darah di mana-mana," katanya.


Ia meminta masyarakat agar tetap waspada, memohon ampunan dan meminta perlindungan dari yang Maha Kuasa.


"Dari adat mana saja, Agama apa saja. Mulai bikin acara kecil, nasi sayur kelor tempe tahu dengan keluarga, panjatkan doa bersama. Manusia sering lupa dengan alam, suatu saat alam ini akan mengambil semuanya," katanya. 


 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Rentetan Bencana Terjadi, Ini Pesan Bunda Ratu Khairunissa

Trending Now