Dosen Universitas Negeri Malang Mengoftimalkan Fungsi Musium Belajar Sejarah

Rosyidin
Jumat, Oktober 28, 2022 | 15.50 WIB
Musium Brawijaya Kota Malang Jawa Timur. (Dok. Istimewa). 

MANDALIKAPOST.com - Jangan sekali-kali melupakan sejarah atau JAS MERAH, jargon ini sangat pas untuk menggambarkan kondisi bngsa saat ini. Bagaimana tidak, seharusnya sikap anak bangsa dalam menyikapi sejarah panjang Bangsa Indonesia jangan tergerus oleh modernisasi. 


Tidak dipungkiri, memang di tengah gerusan modernisasi zaman. Pemahaman dan ketertarikan terhadap pembelajaran sejarah seolah dipinggirkan, padahal pemahaman sejarah sangat berkaitan dengan pemahaman jati diri sebuah bangsa.


Ditengah kondisi tersebut, Tim Pengabdian Dosen Universitas Negeri Malang ( UM) yang di Ketuai oleh Arif Subekti, S.Pd, M.A berinovasi memberikan salah satu alternatif guna menghadirkan inovasi pembelajaran sejarah yang menarik dan relevan sesuai dengan perkembangan zaman.


Untuk itu, dosen UM mengoptimalkan fungsi Museum sebagai wahana pembelajaran sejarah sebagai terobosan baru untuk pengabdian di masyarakat. 


Tim pengabdian Dosen UM Membuat Media Virtual Tour Guide di Museum Brawijaya kota Malang, Selasa (25/1)0) belum lama ini menghadirkan situasi yang lebih menarik dalam mempelajari peninggalan sejarah yang ada di museum tersebut. 


"Tujuannya tidak lain dan tidak bukan, untuk kembali meningkatkan kesadaran dan pemahaman sejarah bangsa kepada masyarakat. Terutama kepada para generasi muda/mudi bangsa ini," terang Arif, ketua tim dalam rilis tertulinya diterima media ini, Jumat (28/10). 


para wisatawan berkungunjung ke Musium Brawijaya, kota Malang Jawa Timur. (Dok. Istimewa).

Melalui terobosan pengabdian, lanjut Atif dengan judul, 'Virtual Tour Guide Museum Brawijaya Kota Malang'. Konsepnya adalah, membuat aplikasi yang didukung oleh fitur QR Code (Barkot) yang berisi penjelasan lengkap tentang benda-benda sejarah yang ada di Museum Brawijaya. 


"Itu konsep yang kami buat, kita juga melibatkan mahasiswa dalam pelaksanaan pengabdian ini." ujara Arif. 


Kondisi ini memang relevan dengan minimnya penjelasan tentang peninggalan sejarah yang ada di Museum Brawijaya. Apalagi digitalisasi di Museum Brawijaya masih belum begitu tergarap dengan maksimal.


Harapannya kedepan, ini bisa menjadi inovasi yang akan menstimulus terobosan lain dalam upaya peningkatan minat dan pemahaman belajar tentang sejarah. Baik di dalam bangku kuliyah maupun di tengah-tengah masyarakat. 


"Dengan trobosan ini, kita berharap tidak ada lagi stigma bahwa berwisata ke museum itu hal yang kuno dan tidak relevan," harapnya.


"Dengan adanya kolaborasi bersama dengan kemajuan teknologi seperti ini, semoga bisa menghapus stigma masyarakat tentang wisata musium," pungkasnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dosen Universitas Negeri Malang Mengoftimalkan Fungsi Musium Belajar Sejarah

Trending Now