![]() |
Ketua Tim Bina Haji Reguler Kanwil Kemenag NTB, Syukri |
MANDALIKAPOST.com- Sebanyak 2.729 jamaah calon haji (JCH) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) telah tiba di Tanah Suci hingga Kamis (8/5). Mereka diberangkatkan dalam enam kelompok terbang (kloter) sejak awal fase pemberangkatan.
Ketua Tim Bina Haji Reguler Kanwil Kemenag NTB, Syukri, menyampaikan bahwa seluruh jamaah yang telah tiba di tanah suci dalam kondisi sehat.
“Jamaah kita sudah terbang 6 kloter. Terakhir kloter 6 dari Bima terbang dini hari tadi, diberangkatkan pukul 01.50 Wita,” jelasnya saat konferensi pers di Mataram.
Saat ini, sebanyak 1.818 jamaah masih menunggu giliran pemberangkatan. Mereka akan tergabung dalam lima kloter berikutnya.
Syukri juga menginformasikan bahwa dua calon jemaah asal NTB dipastikan batal berangkat akibat meninggal dunia sebelum keberangkatan. Keduanya adalah Sapiin (64) dari Kecamatan Sakra Timur, Lombok Timur, dan Siti Maryam dari Kabupaten Bima.
“Nomor kursi mereka bisa dialihkan ke ahli waris. Jika demikian, klaim asuransi tidak bisa dicairkan,” jelas Syukri.
Laporan dari petugas haji di Arab Saudi menyebutkan seluruh jamaah yang telah tiba dalam keadaan baik. Meski ada beberapa yang mengalami gangguan kesehatan ringan akibat perubahan cuaca, tidak ada kasus berat yang dilaporkan.
Kloter 7 dijadwalkan terbang pada Jumat (9/5) pukul 13.50 Wita dari Bandara Internasional Lombok menuju Madinah. Kloter ini membawa 393 jamaah termasuk 7 petugas. Kloter inj gabungan dari Lombok Tengah dan Lombok Timur.
Jamaah tertua dalam kloter ini adalah Makiah alias Kicah (93) dari Aikmel, Lombok Timur. Sementara jamaah termuda adalah Badrul Munir (25) dari Masbagik, Lombok Timur. Tercatat, ada 108 lansia dalam rombongan.
Pelaksana Harian Kepala Pelayanan Kesehatan Embarkasi Mataram, Hairul Yamin (Arul), menyebut 62,5 persen jamaah kloter 7 masuk kategori risiko tinggi.
“Risiko tinggi berat 48 orang, sedang 72 orang, ringan 125 orang, dan yang benar-benar sehat 144 orang,” ujarnya.
Satu jemaah saat ini dirujuk ke RSUD NTB akibat gangguan pencernaan (dispepsia), dan satu lainnya masih dalam observasi karena hipertensi.