![]() |
Anggota DPR RI komisi IX Dapil NTB, H. Muazim Akbar saat mensosialisasikan program MBGN. (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang selama ini dikenal dengan panorama alamnya yang mempesona, kini menjadi pusat perhatian dalam upaya pemerintah pusat merealisasikan program makan bergizi gratis secara nasional.
Antusiasme dan harapan membumbung tinggi di tengah masyarakat setempat seiring dengan sosialisasi program Makan Bergizi Geratis (MBG) yang digelar oleh anggota Komisi IX DPR RI dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di gedung serba guna kantor Camat Sembalun pada Selasa (13/5).
Acara sosialisasi ini menghadirkan tokoh-tokoh penting, di antaranya anggota Komisi IX DPR RI daerah pemilihan NTB, H. Muazim Akbar, dan Sekertaris Deputi Kerja sama dan Promosi Badan Gizi Nasional (BGN), Kombes Pol. Lalu Muhammad Iwan Mahardan S.I.k., M.M.
Kehadiran para kader, kepala desa, tokoh masyarakat Sembalun, serta jajaran Forkopimcam Kecamatan Sembalun, termasuk Kapolsek Sembalun dan Koramil 1615 Sembalun, semakin menegaskan keseriusan implementasi program ini di tingkat akar rumput.
Dalam sambutannya, H. Muazim Akbar menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh hadirin atas dedikasi dan tanggung jawab yang mereka tunjukkan.
Kendati kondisi kesehatan yang kurang prima, kehadirannya di acara tersebut menjadi simbol komitmen yang kuat untuk mengawal program strategis ini.
"Walaupun saya dalam keadaan sakit, tetap saya hadir. Ini menunjukkan keseriusan kita untuk mengawal program ini, tetapi lebih besar rasa tanggung jawabnya karena Pak Camat sudah mengundang seluruh kader kepala desa yang ada," ujarnya dengan nada penuh semangat.
Lebih lanjut, legislator dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengungkapkan bahwa sosialisasi program makan bergizi gratis telah menjangkau hampir seluruh wilayah Pulau Lombok.
"Dari 57 kecamatan yang ada di Pulau Lombok, saya sudah keliling ke seluruh kantor camat, dan Sembalun ini memang Kecamatan yang agak jauh dan terakhir saya kunjungi," jelasnya, menggarisbawahi prioritas dan perhatian khusus terhadap Kecamatan Sembalun.
H. Muazim Akbar menegaskan bahwa tujuan utama program ini tidak sekadar memberikan asupan gizi yang memadai bagi anak-anak usia dini hingga SMA, ibu hamil, dan ibu menyusui, melainkan juga memberdayakan masyarakat desa secara menyeluruh.
Ia menyoroti potensi besar dalam penyerapan tenaga kerja di tingkat lokal. "Satu dapur saja minimal karyawan dibutuhkan sekitar 47 orang dari wilayah sekitar, ditambah tiga orang yang tidak punya pekerjaan yang lulus S1 maka sudah 100 orang bisa terakomodir bekerja di sana," ungkapnya, memberikan gambaran konkret mengenai dampak sosial ekonomi yang diharapkan.
Selain itu, program ini diyakini akan menjadi motor penggerak perekonomian lokal dengan melibatkan secara aktif para petani dan produsen bahan pangan di desa.
"Di Sembalun ini adalah semua bahan yang dibutuhkan oleh MBG ada di sini, sayur mayur termasuk penjual ayam, jual telur, jual beras, jual apa aja itu nanti akan bekerja sama dengan makan bergizi gratis ini," imbuh H. Muazim Akbar, menekankan sinergi antara program dan potensi lokal.
Kebijakan pemerintah juga mengamanatkan agar setiap desa mengalokasikan minimal 20% anggaran desa untuk mendukung program pangan dan makan bergizi gratis ini, menunjukkan komitmen kuat dari berbagai tingkatan pemerintahan.
Lebih jauh, H. Muazim Akbar menyampaikan target ambisius pemerintah untuk membentuk 70.000 koperasi desa merah putih di seluruh Indonesia yang diharapkan dapat bersinergi erat dengan program makan bergizi gratis.
"Koperasi Desa merah putih tentu membantu juga nanti dan koperasi inilah yang bekerja sama dengan MBG," katanya, menjelaskan bahwa koperasi akan berperan sebagai pemasok utama bahan pokok dengan dukungan modal awal dari pemerintah.
Badan Gizi Nasional (BGN), melalui Sekertaris Deputi Promosi dan Kerja Sama BGN Kombes Pol. Lalu Muhammad Iwan Mahardan, dalam paparannya merinci potensi ekonomi yang sangat besar dari implementasi program ini di tingkat kecamatan. Dengan alokasi dana sebesar Rp15.000 per anak per sekali makan, satu dapur yang melayani sekitar 3.500 orang berpotensi menghasilkan perputaran uang hingga Rp1 miliar per bulan.
"Dari Rp15.000 harga satu kali makan itu sudah keuntungannya minimal 1 bulan ratusan juta bagi yang punya dapur, apalagi bertahun-tahun," jelasnya, memberikan perspektif ekonomi yang menarik bagi masyarakat.
Kombes Pol. Iwan juga menyoroti kemajuan signifikan yang ditunjukkan oleh Kecamatan Sembalun dalam mempersiapkan implementasi program ini.
"Dari seluruh kecamatan yang ada di Pulau Lombok, tentu yang paling banyak SPPG atau yang kita namakan dengan dapur ini di Kecamatan Sembalun. Tepuk tangan untuk Kecamatan Sembalun!" serunya, mengindikasikan bahwa saat ini sudah ada dua dapur yang siap beroperasi di wilayah tersebut, sebuah pencapaian yang jauh melampaui kecamatan lainnya.
Sesi tanya jawab yang interaktif menjadi wadah bagi peserta untuk menggali lebih dalam mengenai teknis pelaksanaan program.
Ramedi, seorang guru SDN 1 Sembalun Timba Gading, mengajukan pertanyaan mengenai potensi keuntungan dapur dari alokasi dana per siswa.
Kombes Pol. Iwan menjelaskan bahwa alokasi Rp10.000 untuk bahan baku telah dirancang agar pemilik dapur dapat fokus pada operasional, dengan keuntungan yang telah diperhitungkan secara terpisah.
Alus Humaira, seorang tokoh perempuan Sembalun, menanyakan perihal variasi menu makanan bergizi yang akan disajikan.
Kombes Pol. Iwan meyakinkan bahwa menu akan bervariasi setiap harinya, disusun berdasarkan standar gizi yang ketat dan mengedepankan kearifan lokal, serta akan diawasi oleh ahli gizi.
Saiun, yang akrab disapa Ibu Melsi, anggota PKK Kecamatan Sembalun, bertanya mengenai persyaratan bagi tim pendamping catering.
Kombes Pol. Iwan menjelaskan bahwa catering yang bermitra harus memiliki sertifikat badan usaha, dan partisipasi aktif masyarakat sebagai relawan penjamah makanan sangat diharapkan.
Terakhir menanggapi pertanyaan dari Muawanah, staf Pemerintah Kecamatan Sembalun, mengenai perbedaan porsi makan untuk berbagai tingkatan usia.
Kombes Pol. Iwan kembali menegaskan bahwa porsi dan jenis makanan akan disesuaikan secara spesifik dengan kebutuhan gizi masing-masing kelompok penerima, mulai dari balita, ibu hamil, hingga siswa SD, SMP, dan SMA.
Kembali H. Muazim Akbar menutup acara sosialisasi dengan penekanan kuat pada komitmen pemerintah untuk membangun Indonesia dari tingkat desa, melalui program-program yang secara langsung menjawab kebutuhan masyarakat di pedesaan.
Beliau juga menyinggung upaya efisiensi anggaran negara demi memprioritaskan kesejahteraan rakyat.
"Mari kita bangun Indonesia ini membangun Indonesia mulai dari desa," pungkasnya dengan optimisme.
Dengan sambutan hangat dan dukungan penuh dari masyarakat Sembalun, program makan bergizi gratis nasional ini diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kualitas gizi generasi penerus bangsa dan para ibu, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di tingkat desa.
Semangat gotong royong dan harapan akan masa depan yang lebih baik tampak jelas terpancar dari wajah para peserta sosialisasi.