Pemdes Sembalun Timba Gading Atasi Sampah dengan Program Pengelolaan Inovatif dan Ramah Lingkungan

Rosyidin S
Rabu, Juni 04, 2025 | 09.19 WIB Last Updated 2025-06-04T01:19:30Z
Kades Sembalun Timba Gading, Ridwan Hardi. (Foto: Rosyidin/MP).

MANDALIKAPOST.com — Pemerintah Desa Sembalun Timba Gading, Lombok Timur, Kecamatan Sembalun melalui inisiatif Karang Taruna dan dukungan masyarakat setempat, terus berkomitmen untuk mengatasi permasalahan sampah di desa tersebut.


Inisiatif ini telah berhasil mengubah wajah kebersihan desa sekaligus menciptakan solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.


Kepala Desa (Kades) Sembalun Timba Gading, Ridwan Hardi, mengungkapkan bahwa masalah sampah di wilayahnya mulai mendapat perhatian serius sejak tahun 2020. Berawal dari kesulitan dalam pengelolaan sampah di Desa setempat.


Karang Taruna bersama tokoh masyarakat setempat mulai berinisiatif untuk mengatasi masalah tersebut.


“Pada awalnya, pengelolaan sampah menjadi masalah besar di desa kami. Kami tidak bisa membiarkan kondisi ini terus berlanjut, sehingga Karang Taruna bersama tokoh masyarakat dan agama sepakat untuk mengatasi masalah sampah ini secara lebih terstruktur,” ujar Ridwan, saat dikonfirmasi di Sembalun belum lama ini.


Kades Ridwan menjelaskan bahwa upaya mereka berkembang seiring waktu, dimulai dengan studi dan konsultasi dengan ahli pengelolaan sampah, Profesor Tejo dari Universitas Mataram.


Dari situ, muncul ide untuk mengelola sampah secara tuntas dan ramah lingkungan, dengan sistem yang dapat memberikan manfaat ekonomi. yakni OSAMTU (Olah Sampah Sampai Tuntas) yakni, dari sampah rumah tangga hingga pengolahan.


“Kami mengadakan studi banding ke Lombok Barat, dan hasilnya sangat positif. Kami berkomitmen untuk menjadikan pengelolaan sampah sebagai contoh untuk kecamatan Sembalun,” tambahnya.


Pada tahun 2021, Pemerintah Desa Sembalun Timba Gading menganggarkan sekitar 350 juta rupiah untuk pembelian mobil angkut sampah dan pembangunan fasilitas pengolahan.


Sejak itu, program pengelolaan sampah di desa tersebut berjalan lancar meskipun terdapat beberapa tantangan, seperti tidak maksimal pembakaran sampah pada musim hujan. 


“Memang ada kekurangan dalam sistem pembakaran, terutama ketika musim hujan datang. Saat itu, pembakaran sampah tidak maksimal, namun kami memiliki alternatif untuk mengirim sampah ke TPA untuk sementara waktu,” ungkap Ridwan.


Pemerintah Desa juga menyusun peraturan desa (Perdes) yang mengatur mekanisme pengelolaan sampah. Iuran sampah per kepala keluarga ditetapkan sebesar 5.000 rupiah per bulan, sementara kios-kios pedagang dikenakan iuran 10.000 rupiah per bulan.


“Kami memberikan tugas kepada kader posyandu untuk memungut iuran ini. Alhamdulillah, hingga saat ini kami tetap konsisten memungut iuran tersebut,” ujar Ridwan.


Meskipun iuran yang dikumpulkan tidak sepenuhnya mencukupi operasional, dana desa turut mensubsidi kekurangannya, dengan estimasi subsidi sekitar 35-40 juta rupiah per tahun.

Petugas kebersihan Desa Sembalun Timba Gading sedang mengangkut sampah di pinggir jalan kampung. (Foto: Rosyidin/MP).

Selain itu, berkaitan dengan akan dibangunnya TPST di wilayah Kecamatan Sembalun, Kades Ridwan mendukung dan berharap pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu, pengelolaan sampah di daerah ini akan semakin terintegrasi dan efisien. 


“Kami berharap TPST ini segera terwujud dan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan serta masyarakat. Semua pihak harus mendukung agar proyek ini segera dilaksanakan,” kata Ridwan.


Aldi Irpan, anggota Karang Taruna sekaligus penanggung jawab pengelolaan sampah di Desa Sembalun Timba Gading, menambahkan bahwa pengelolaan sampah ini dimulai dari langkah-langkah kecil dengan melibatkan pemuda setempat.


“Kami mulai dari nol, dengan menggunakan kendaraan kaisar untuk pengangkutan sampah dan membiayai bensin secara mandiri. Setelah berjalan setahun, kami mendapat perhatian lebih besar dari Pemerintah Desa,” kata Aldi.


Aldi juga menjelaskan bahwa masyarakat sangat mendukung program ini karena dampaknya langsung terlihat pada kebersihan desa mereka.


“Masyarakat sangat bersyukur dengan adanya pengangkutan sampah di setiap rumah. Hal ini tidak hanya menjaga kebersihan, tetapi juga mendukung keberadaan Sembalun sebagai kawasan wisata yang bersih dan nyaman,” ujar Aldi.


Namun, Aldi juga mengakui bahwa masih ada kekurangan, terutama dalam pengelolaan sampah organik.


“Saat ini, kami masih kekurangan dalam pengelolaan sampah organik. Kami berencana untuk mencari NGO yang bisa bekerjasama dalam hal ini,” tambahnya.


Meskipun terdapat tantangan, baik dari segi teknis maupun motivasi, Aldi mengungkapkan bahwa tim pengelola sampah di desa tetap semangat dan terus berusaha untuk menjaga kebersihan lingkungan.


“Kami terus berkomunikasi dengan semua pihak terkait untuk memastikan bahwa program ini berjalan lancar. Tujuan kami adalah menjaga kebersihan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Aldi.


Program pengelolaan sampah yang diterapkan di Desa Sembalun Timba Gading ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menangani masalah sampah secara lebih baik.


Dengan langkah konkret dan semangat gotong royong, Desa Sembalun Timba Gading semakin mendekati tujuannya untuk menjadi desa yang bersih, ramah lingkungan, dan mendukung sektor pariwisata yang semakin berkembang di kawasan tersebut.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pemdes Sembalun Timba Gading Atasi Sampah dengan Program Pengelolaan Inovatif dan Ramah Lingkungan

Trending Now