PLTMH Santong Hasilkan 3,5 Juta kWh per Tahun, PLN NTB Dorong Transisi Energi Hijau

Ariyati Astini
Kamis, Juni 19, 2025 | 19.46 WIB Last Updated 2025-10-25T11:49:00Z

 

Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Santong di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, yang kini beroperasi dengan kapasitas 1 megawatt (MW) dan menghasilkan rata-rata 3,5 juta kilowatt jam (kWh) listrik setiap tahun.


MANDALIKAPOST.com- PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Barat (NTB) terus memperkuat komitmennya dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Salah satu langkah nyatanya diwujudkan melalui pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Santong di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, yang kini beroperasi dengan kapasitas 1 megawatt (MW) dan menghasilkan rata-rata 3,5 juta kilowatt jam (kWh) listrik setiap tahun.

General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, mengatakan PLTMH Santong menjadi bukti nyata sinergi antara teknologi dan kelestarian alam. Pembangkit ini memanfaatkan aliran Sungai Sidutan dan Sekeper yang bersumber dari hutan lindung di Desa Santong.

“Aliran air yang digunakan tetap aman dan tidak mengurangi pasokan air masyarakat. Dengan menjaga debit sungai, kami bisa menghadirkan listrik tanpa merusak lingkungan,” ujar Heny, Kamis (19/6).

Pembangunan PLTMH Santong telah dimulai sejak tahun 2014 dan kini menjadi salah satu tulang punggung penyediaan energi bersih di Pulau Lombok. Dari total bauran EBT NTB yang saat ini mencapai 5,7 persen, PLTMH Santong menyumbang sekitar 2,5 persen. PLN menargetkan angka tersebut meningkat hingga 25,9 persen pada tahun 2034, sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

“Untuk mencapainya, kami sedang menyiapkan sejumlah proyek pembangkit tenaga surya di Pulau Sumbawa dan Lombok. Semua diarahkan agar NTB bisa menjadi salah satu provinsi dengan pertumbuhan energi hijau tercepat di Indonesia,” jelas Heny.

Selain berperan dalam penyediaan energi bersih, PLTMH Santong juga telah terhubung ke sistem transmisi looping Lombok. Sistem ini memungkinkan distribusi listrik berjalan otomatis dan efisien. “Jika satu pembangkit mengalami gangguan, pasokan dapat langsung dialihkan ke pembangkit lain tanpa memutus aliran listrik ke pelanggan,” tambahnya.

Heny menegaskan bahwa PLTMH Santong tidak hanya penting bagi Lombok Utara, tetapi juga memiliki makna strategis secara nasional. “Kehadiran pembangkit ini menunjukkan bahwa langkah kecil di daerah bisa memberi dampak besar bagi transisi energi hijau Indonesia. Kami ingin membuktikan bahwa energi bersih bukan sekadar wacana, tapi sudah menjadi gerakan nyata,” ujarnya.



PLTMH Santong memiliki kapasitas 1.000 kilowatt (KW) dan menjadi bagian dari portofolio energi baru terbarukan PLN NTB yang kini mencapai total 39,20 MW. Dari jumlah tersebut, 16,47 MW berasal dari pembangkit tenaga mikrohidro yang tersebar di Lombok dan Sumbawa.

Per Mei 2025, bauran energi bersih di NTB telah mencapai 5,11 persen, dengan kontribusi utama dari PLTMH, PLTS, dan pembangkit hybrid. Ketiga jenis pembangkit tersebut tidak hanya menyuplai listrik ke masyarakat di wilayah terpencil, tetapi juga memperkuat ketahanan energi daerah serta mendukung target nasional Net Zero Emission (NZE) 2060.

“Sejalan dengan semangat transformasi PLN, kami terus mendorong penggunaan energi bersih di NTB. Melalui PLTMH Santong dan pembangkit EBT lainnya, kami ingin memastikan listrik dihasilkan dari potensi alam lokal dengan prinsip keberlanjutan,” tutup Heny.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • PLTMH Santong Hasilkan 3,5 Juta kWh per Tahun, PLN NTB Dorong Transisi Energi Hijau

Trending Now