Buntut Nasi Kaput, Mahasiswa Tuntut Pencopotan Sekwan DPRD Lombok Timur

Rosyidin S
Rabu, September 03, 2025 | 16.30 WIB Last Updated 2025-09-03T08:30:16Z
Aliansi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus Lombok Timur kembali gelar aksi jilid 2, (Foto: Rosyidin/MP).

MANDALIKAPOST.com - Aksi unjuk rasa mahasiswa kembali digelar di Lombok Timur, kali ini dipicu oleh pembagian nasi kaput (bungkus) yang dianggap telah mencoreng idealisme gerakan mereka.


Mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi, termasuk HMI MPO, GMNI, IMM Lombok Timur dan PGI Lombok Timur, menuntut agar Sekretaris (Sekwan) DPRD Lombok Timur, M. Akhyan, S.H., dicopot dari jabatannya.


Aksi yang berlangsung pada Rabu (3/9) di hadapan Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, ini merupakan buntut dari unjuk rasa sebelumnya pada Senin (1/9).


Menurut pengunjuk rasa, pembagian nasi bungkus oleh pihak sekretariat dewan seolah-olah mengesankan bahwa gerakan mahasiswa dapat dibeli.


Salah satu orator, Ar. Yandi dan Yogi Setiawan, menegaskan bahwa pemberian nasi bungkus itu sangat mencederai perjuangan mahasiswa.


Mereka menjelaskan bahwa aksi gerakan yang mereka lakukan murni untuk menyuarakan aspirasi rakyat, bukan untuk mendapatkan imbalan apa pun.


"Kami melakukan aksi demo murni untuk kepentingan rakyat, bukan untuk nasi kaput. Pemberian nasi kaput seolah-olah kami di-framing melakukan aksi karena nasi kaput," ujar mereka dalam orasi.


Tuntutan utama para mahasiswa dalam aksi sebelumnya adalah penolakan tunjangan bagi anggota dewan, pengesahan UU Perampasan Aset, dan transparansi informasi daerah. Mereka juga menuntut agar mahasiswa dilibatkan dalam rapat paripurna.


Menanggapi tuntutan mahasiswa, Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin meminta para demonstran untuk bersabar. Ia berjanji akan menindaklanjuti tuntutan tersebut, namun prosesnya membutuhkan waktu dan harus sesuai dengan aturan yang berlaku.


"Apa yang menjadi tuntutan adik-adik mahasiswa akan saya tindak lanjuti," kata Bupati H. Iron, sapaan akrabnya.


H. Iron saat menemui pengunjuk rasa. Ia menambahkan, "Dalam waktu dua minggu ke depan, tuntutan mahasiswi akan saya laksanakan. Tapi tidak secepat ini karena harus ada aturan yang dijalankan," ucapnya menambahkan.


Didampingi Sekda Lotim, M. Juaini Taofik, Bupati juga mengapresiasi sikap kritis mahasiswa. Menurutnya, kritikan tersebut menjadi evaluasi penting bagi para pejabat daerah, termasuk dirinya sendiri.


Ia berpesan kepada mahasiswa untuk terus menjaga kondusifitas dan keamanan demi kesejahteraan masyarakat.


"Hidup mahasiswa, kami sangat menghormati pejuang-pejuang adek-adek mahasiswa. Dan kami bangga adek-adek mahasiswa telah menjaga kondusifitas dan keamanan daerah kita ini," tutup Bupati.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Buntut Nasi Kaput, Mahasiswa Tuntut Pencopotan Sekwan DPRD Lombok Timur

Trending Now