Kematian Bayi Akibat Dari Kelalaian Petugas di Puskesmas Sukaraja Jadi Sorotan, PPDI Jerowaru Tuntut Evaluasi Layanan Kesehatan

Rosyidin S
Senin, September 08, 2025 | 00.02 WIB Last Updated 2025-09-08T00:58:46Z
Ilustrasi: Gedung Puskesmas Sukaraja, (Foto: Istimewa/MP).

MANDALIKAPOST.com - Kasus meninggalnya seorang bayi berusia 3 bulan di Puskesmas Sukaraja, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur (Lotim) memicu reaksi keras dari Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kecamatan Jerowaru.


Organisasi ini menilai ada masalah serius dalam pelayanan kesehatan di puskesmas tersebut dan menuntut tindakan konkret dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur.


Ketua PPDI Kecamatan Jerowaru, Abdullah, menyatakan bahwa tragedi ini bukan hanya duka bagi keluarga, tetapi juga keprihatinan mendalam bagi seluruh masyarakat. Menurutnya, keluhan terkait buruknya pelayanan di Puskesmas Sukaraja sudah sering terdengar.


"Berdasarkan penelusuran dan masukan dari masyarakat, kami menilai bahwa kejadian kurangnya pelayanan di Puskesmas Sukaraja bukanlah yang pertama kali terjadi.


Hal ini mencerminkan adanya permasalahan serius dalam pelayanan kesehatan yang seharusnya menjadi hak dasar masyarakat," tegas Abdullah dalam pernyataan sikap resmi PPDI Jerowaru.


PPDI mendesak agar Dinas Kesehatan Lombok Timur segera memfasilitasi pertemuan antara masyarakat, perangkat desa, dan pihak puskesmas.


Langkah ini diambil untuk mencegah munculnya gerakan massa yang berpotensi mengganggu stabilitas wilayah.


"Malah kita mau ini langsung hearing, bukan hanya sikap-sikap saja," ungkap Abdullah, saat dikonfirmasi via WhatsApp, pada Minggu malam (7/9).


PPDI juga menyoroti dugaan kelalaian petugas yang diduga menjadi penyebab tragedi ini. Abdullah menceritakan kronologi yang ia dapat dari masyarakat.


Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Sukaraja dikeluhkan oleh keluarga pasien. Seorang bayi yang tiba di Puskesmas menggunakan mobil bak terbuka (open cup) tidak mendapatkan penanganan yang semestinya.


Petugas UGD, alih-alih memberikan pertolongan pertama yang serius, justru menyuruh keluarga membeli sirup di apotek terdekat, dengan alasan stok di UGD tidak ada.


Lebih lanjut, Abdullah menyebutkan bahwa permasalahan utama bukanlah perihal ketersediaan obat, melainkan kurangnya empati dan kesigapan petugas. Mereka menyesalkan mengapa petugas tidak segera merujuk bayi yang dalam kondisi kritis itu ke RS Patuh Karya menggunakan ambulans.


"Bayi tersebut akhirnya meninggal di RS Patuh Karya, setelah orang tuanya membawa sendiri menggunakan kendaraan open cup," tuturnya.


Tuntutan utama masyarakat dan PPDI sangat jelas, copot Kepala Puskesmas (Kepus) Sukaraja dan evaluasi total terhadap layanan di Puskesmas tersebut.


"Copot Kepala Puskesmas Sukaraja adalah tuntutan kami yang pertama. Yang kedua, kami minta agar seluruh petugas di Puskesmas Sukaraja dievaluasi secara menyeluruh," tegasnya.


Abdullah menambahkan, ia menilai Kepala Puskesmas Sukaraja gagal menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.


"Fungsi kontrol dan koordinasi sebagai seorang kepala puskesmas menurut kami nol. Kepala puskesmas kurang cermat dan fungsi kontrolnya lemah, sehingga terjadi kelalaian dalam pelayanan petugas di PKM Sukaraja," pungkasnya.


Sebagai langkah awal, PPDI akan melayangkan surat resmi kepada Dinas Kesehatan Lombok Timur. Jika tidak ada respons, mereka akan melanjutkan dengan bersurat kepada Bupati Lombok Timur.


"Kita melalui prosedur dan alurnya dulu, jika nanti surat yang kami masukkan itu tidak direspons, kami akan bersurat ke Bupati Lombok Timur," tutup Abdullah.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kematian Bayi Akibat Dari Kelalaian Petugas di Puskesmas Sukaraja Jadi Sorotan, PPDI Jerowaru Tuntut Evaluasi Layanan Kesehatan

Trending Now