MANDALIKAPOST.com – Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus memperkuat langkah menuju energi bersih dan berkelanjutan. Melalui PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Barat, perusahaan menegaskan komitmennya dalam mengoptimalkan infrastruktur kelistrikan di seluruh rantai pasok mulai dari pembangkitan, transmisi, hingga distribusi agar pasokan listrik semakin andal, efisien, dan ramah lingkungan.
Salah satu upaya nyata itu diwujudkan lewat pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sengkol di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Fasilitas ini menjadi bagian penting dalam peta jalan transisi energi PLN menuju target net zero emission (NZE) pada tahun 2060.
“Kami menghadirkan PLTS Sengkol sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dan pengembangan energi terbarukan di NTB,” ujar Kepala PLN UIW NTB Sri Heny Purwanti, saat Media Visit dan Casual Meeting di PLTS Sengkol, Kamis (16/10/2025).
Menurut Heny, PLTS Sengkol merupakan satu dari tujuh PLTS yang telah beroperasi di Pulau Lombok, dengan total kapasitas mencapai 7 megawatt peak (MWp). Keberadaan pembangkit berbasis energi surya ini diharapkan mampu mendukung pengurangan emisi karbon serta memperluas bauran energi hijau di wilayah NTB.
“Hingga saat ini, PLN UIW NTB mengelola 19 unit pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 37,604 MW. Komposisinya terdiri dari 56,2 persen PLTS dan 43,8 persen PLTMH (pembangkit listrik tenaga mikro hidro), dengan rata-rata produksi mencapai 13,61 gigawatt hour (GWh) per bulan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Heny menegaskan bahwa pengembangan energi terbarukan di NTB bukan sekadar memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam menekan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. “Transisi energi adalah tanggung jawab bersama. PLN berperan memastikan energi bersih ini tidak hanya berkelanjutan, tapi juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Sementara itu, Senior Associate PLTS Sengkol, Yadin Akhmalagani, mengungkapkan bahwa fasilitas tersebut memiliki 21.560 panel surya yang disusun dari 80 lempeng modul di atas lahan seluas 9 hektare. PLTS ini telah terinterkoneksi dengan jaringan listrik PLN sejak tahun 2020 dan mampu menghasilkan daya maksimal hingga 7 MWp.
“Seluruh energi yang dihasilkan langsung disalurkan ke jaringan PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Lombok Tengah dan sekitarnya,” kata Yadin.
Ia menambahkan, perawatan dan pemantauan panel dilakukan secara rutin setiap hari untuk memastikan performa pembangkit tetap optimal. “Kami melakukan pembersihan modul dari debu atau kotoran yang bisa menghalangi sinar matahari. Jika ada panel yang rusak atau pecah, langsung kami ganti. Kerusakan bisa kami deteksi secara visual maupun melalui sistem monitoring,” terangnya.
Keberadaan PLTS Sengkol menjadi bukti bahwa NTB terus berkembang sebagai daerah dengan potensi energi terbarukan tinggi. Dengan intensitas sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, wilayah ini dinilai strategis untuk pengembangan energi surya.
Upaya PLN UIW NTB ini sekaligus mendukung misi pemerintah dalam meningkatkan porsi energi hijau di bauran nasional serta menjadikan Indonesia lebih mandiri dalam penyediaan energi bersih.
Dengan terus beroperasinya PLTS Sengkol dan pembangkit EBT lainnya, PLN berharap NTB dapat menjadi salah satu provinsi percontohan transisi energi nasional, sekaligus menunjukkan bahwa masa depan energi Indonesia adalah energi yang hijau, bersih, dan berkelanjutan.