BPBD Lombok Timur Tingkatkan Siaga Bencana Hidrometeorologi, Waspadai Dampak La Nina

Rosyidin S
Rabu, November 05, 2025 | 19.56 WIB Last Updated 2025-11-05T13:24:08Z
BPBD Lombok Timur gelar rapat koordinasi siaga darurat bencana lintas sektoral, (Foto: Rosyidin/MP).

MANDALIKAPOST.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur (Lotim) meningkatkan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi seiring prediksi masuknya musim hujan yang dipengaruhi fenomena La Nina.


Kewaspadaan ini didorong oleh laporan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menunjukkan wilayah Lotim telah memasuki level siaga musim penghujan.


Peningkatan siaga ini ditekankan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Siaga Darurat Bencana yang digelar di aula BPBD pada Rabu (5/6). Rakor tersebut melibatkan berbagai pihak, termasuk camat dari 13 wilayah rentan bencana, BMKG, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi NTB, Damkarmat, Dishub, Perkim dan perwakilan logistik dari BPBD Provinsi.


Kepala Pelaksana BPBD Lombok Timur, Lalu Mulyadi, menyoroti pentingnya kewaspadaan karena ancaman iklim yang masih berlangsung dan dipengaruhi oleh La Nina.


"Terjadinya fenomena La Nina dengan intensitas lemah dan warnanya ini diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun 2026. Kemudian angin barat sehingga masih perlu diwaspadai potensi ekstrem, potensi bencana yang terjadi pada perilaku peralihan musim seperti hujan lebat biasanya terjadi pada siang sampai dengan sore hari, kemudian petir, angin kencang," ungkap Lalu Mulyadi.


Ia menambahkan bahwa Rakor ini menindaklanjuti laporan dini dari BMKG Provinsi NTB. Musim penghujan di Kabupaten Lombok Timur, menurut Lalu Mulyadi, sudah berada pada level waspada dan puncaknya diprediksi terjadi pada bulan Desember atau Januari.


Dalam upaya mitigasi, BPBD Lotim berfokus pada pencegahan dan kesiapsiagaan, terutama di 13 kecamatan yang rentan terhadap bencana banjir luapan, banjir genangan, dan tanah longsor, seperti Kecamatan Pringgabaya, Sambelia, dan Sembalun.


Lalu Mulyadi menyebutkan langkah-langkah yang akan segera dilakukan. "Kami akan mengeluarkan yang pertama adalah surat peringatan dini. Kemudian yang kedua kami akan menganjurkan pada para Camat untuk segera melakukan himbauan kesiapsiagaan terhadap bencana sehingga masyarakat Kabupaten Lombok Timur dapat melakukan langkah-langkah preventif yaitu pembersihan selokan atau saluran di permukiman," jelasnya.


Selain itu, akan ada tindakan fisik berupa kerja bakti (liat bakti) untuk pengangkatan sedimentasi dan sampah di titik-titik rawan, seperti yang direncanakan di Kecamatan Selong dan sekitarnya pada hari Jumat (7 Oktober).


Selain itu, Untuk mengatasi darurat kekurangan air bersih di Sembalun akibat pipa yang rusak, Lalu Mulyadi juga menyatakan akan menyuplai air bersih.


"Itu langkah-langkah dasar yang kita ambil untuk membantu masyarakat kita yang terkena dampak," katanya.


Dari pihak BMKG, Restu Patria Megantara, bagian perkiraan iklim di Stasiun Klimatologi BMKG Provinsi NTB, menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah NTB, termasuk Lombok Timur, masih dalam periode transisi dari kemarau menuju musim hujan.


Ia membenarkan adanya pengaruh La Nina, meskipun intensitasnya lemah. "Fenomena La Nina ini dampaknya adalah akan mengakibatkan terjadinya peningkatan curah hujan, meskipun La Nina kali ini intensitasnya masih dalam intensitas lemah," jelas Restu.


Restu menekankan bahwa yang perlu diwaspadai masyarakat pada periode transisi adalah potensi bencana seperti angin kencang, puting beliung, dan juga hujan es.


"Karakteristik hujan di periode transisi ini biasanya hujannya terjadi di siang dan sore hari, kemudian hujan derasnya pun terjadi secara tiba-tiba dan dalam waktu singkat. Itu yang harus diwaspadai oleh masyarakat," tegasnya, seraya menambahkan bahwa sebagian besar Lotim saat ini masuk dalam kondisi waspada curah hujan tinggi.


Sementara itu, dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi NTB, Lalu Habib Rahadi, Bidang Unit Pengendalian Banjir BWS NTB, menambahkan bahwa tingginya kerawanan bencana di Lombok Timur, terutama di Sembalun, disebabkan oleh sedimentasi di sungai.


"Banyak sekali terjadi sedimentasi yang pastinya rawan banjir mengingat Lombok Timur ada pengalaman di wilayah Sembalun dan Sambelia," kata Lalu Habib Rahadi.


Ia menjelaskan bahwa BBWS telah melakukan kesiapsiagaan dengan menyiapkan Tim Satgas dan sumber daya seperti alat berat. Penyebab sedimentasi sendiri disebutnya beragam, mulai dari morfologi sungai, galian C ilegal, hingga tumpukan sampah yang menghambat aliran air.


"Sedimentasi disebabkan oleh banyak faktor, termasuk morfologi sungai, aktivitas galian C ilegal, dan tentu saja sampah yang menghambat aliran air sungai," pungkas Lalu Habib Rahadi.


"BBWS sendiri telah menyiapkan tim Satgas dan sumber daya seperti alat berat sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat," tutupnya menambahkan.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • BPBD Lombok Timur Tingkatkan Siaga Bencana Hidrometeorologi, Waspadai Dampak La Nina

Trending Now