![]() |
| Humaria: Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin saat hadir diacara festival budaya Dongdala, (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOS.com – Pemerintah Kabupaten Lombok Timur kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga dan melestarikan adat serta budaya lokal. Hal itu disampaikan Bupati Lombok Timur saat menghadiri Festival Dongdala V yang digelar masyarakat Desa Pringgasela Selatan sebagai rangkaian perayaan HUT ke-14 desa, pada Kamis (27/11).
Dalam
sambutannya, Bupati menuturkan bahwa pemerintah daerah akan terus memberikan
dukungan terhadap berbagai kegiatan budaya, baik yang digelar masyarakat di
tingkat desa maupun agenda resmi kabupaten.
“Pemerintah Lombok Timur untuk
bagaimana melestarikan budaya tetap kita akan dukung,” ujarnya.
Ia menambahkan, ke depan berbagai peringatan budaya dan keagamaan harus digelar
lebih meriah sebagai bentuk syukur serta upaya menjaga identitas daerah.
“Sehingga ke depan peringatan semacam
ini harus lebih meriah,” imbuhnya.
Bupati
mencontohkan rencana peringatan Tahun Baru Hijriah yang akan digelar tahun
depan. Menurutnya, pemerintah telah menyiapkan dukungan anggaran agar kegiatan
tersebut memiliki gaung lebih besar.
“Kalau kemarin mungkin seribu dulang,
kalau besok beribu-ribu dulang,” ungkapnya, seraya menegaskan bahwa
kegiatan ini adalah wujud visi religius daerah.
“Ini untuk kita sama-sama memperingati
1 Muharram dengan hal-hal yang berguna dan tetap menghormati keragaman yang
ada,” tegasnya.
Selain soal
pelestarian budaya, Bupati juga menyampaikan komitmen pemerintah dalam
pembangunan infrastruktur, mulai dari peningkatan jalan hingga penyediaan
gedung serbaguna yang diharapkan dapat menunjang kemajuan masyarakat
Pringgasela Selatan.
“Pembangunan fisik tetap menjadi
prioritas agar masyarakat makin maju dan sejahtera,” katanya.
Pada kesempatan
itu, Bupati turut mengingatkan pentingnya semangat perjuangan dan gotong royong
sebagai fondasi kehidupan masyarakat.
“Semangat perjuangan dan gotong royong
tidak boleh padam. Ini modal kita menuju kehidupan yang lebih baik,”
pesannya.
Festival Dongdala
sendiri memasuki tahun penyelenggaraan ke-5 dengan mengangkat tema “Membangun
Desa, Perkokoh Budaya, Menuju Pringgasela Selatan Smart”. Nama Dongdala,
yang dalam bahasa setempat berarti “pelangi”, dipilih karena dianggap
merepresentasikan keragaman masyarakat Pringgasela Selatan—sebuah simbol
harmoni sosial yang ingin terus dirawat dan diperkuat.
Festival ini
menjadi bukti bahwa tradisi dan budaya lokal masih menjadi nafas kehidupan
masyarakat, sekaligus ruang konsolidasi nilai persatuan di tengah perkembangan
zaman.

