![]() |
| Genangan air di jalan raya Sembalun akibat curah hujan tinggi dua hari yang lalu, (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Sektor pariwisata di kawasan Gunung Rinjani (Sembalun), Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), terancam lesu akibat beredarnya video di media sosial (medsos) bertuliskan "Pray For Sembalun".
Video berdurasi 32 detik tersebut dinilai menyesatkan (misinformasi) karena menarasikan kondisi banjir dan tanah longsor secara berlebihan, yang berujung pada menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung.
Para pedagang dan pengusaha jasa wisata di Sembalun kompak mengeluhkan sepinya pengunjung, padahal kawasan ini biasanya ramai, apalagi menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Holkin, seorang pedagang stroberi setempat, mengakui dampak langsung dari video viral tersebut. Menurutnya, narasi dalam video itu terlalu berlebihan.
"Sepi tidak seperti hari biasanya. Tulisan yang ada di video ‘Pray For Sembalun’ itu menurut saya berlebihan. Padahal dalam video itu hanya menunjukan genangan air di jalan raya dan luapan air sungai yang tersumbat oleh sampah dan curah hujan yang tinggi,” kata Holkin, saat dikonfirmasi pada Rabu (10/12).
Kecemasan yang sama dirasakan oleh Resil, pemilik camping ground (Glemper) di Sembalun. Ia mengungkapkan bahwa banyak tamunya membatalkan rencana kunjungan karena khawatir setelah melihat video yang beredar.
“Ada juga tamu yang cancel setelah booking, dan banyak juga mereka bertanya-tanya kondisi terkini. Tamu tentu mikir-mikir lagi untuk berkunjung karena video yang beredar,” ujar Resil.
Resil khawatir penurunan jumlah wisatawan akan merugikan penyedia jasa wisata, terutama mengingat momen libur Nataru yang biasanya menjadi puncak kunjungan.
“Apalagi sebentar lagi libur tahun baru, kami khawatir jumlah kunjungan wisatawan menurun. Kalau sudah begini tentu kami sebagai penyedia jasa wisata yang dirugikan,” tambahnya.
![]() |
| Genangan air di persawahan warga Sembalun akibat intensitas curah hujan tinggi, (Foto: Istimewa/MP). |
Selain itu, Kepala Desa Sembalun Bumbung, Sunardi, menyayangkan beredarnya video tersebut dan dampaknya terhadap sektor pariwisata. Ia mengharapkan para konten kreator untuk lebih bijak dalam membagikan informasi.
“Kami sayangkan video viral ini. Harapan kami para konten kreator untuk tidak menarasikan secara berlebihan video tersebut, seolah-olah terjadi bencana besar, padahal tidak separah apa yang digambarkan oleh video tersebut,” ucap Sunardi.
Sunardi menjelaskan bahwa genangan air yang terlihat dalam video memang benar terjadi dua hari sebelumnya akibat hujan deras, namun hanya menyebabkan meluapnya air sungai ke jalan raya dan terendamnya sebagian sawah warga, yang mayoritas disebabkan oleh tersumbatnya sungai karena sampah.
“Memang benar kejadian luapan air, tapi tidak sampai ada korban jiwa. Kami juga sudah berkoordinasi dengan BPBD untuk normalisasi sungai supaya kejadian yang kemarin tidak terulang lagi,” terangnya.
Sunardi menegaskan bahwa kondisi Sembalun saat ini masih aman untuk dikunjungi wisatawan. Ia hanya berpesan agar wisatawan tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang tidak menentu belakangan ini.


