![]() |
| Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman, (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Seorang remaja berusia 18 tahun berinisial ICBA dilaporkan meninggal dunia setelah terjatuh di jalur pendakian ilegal Gunung Rinjani, tepatnya di area Gunung Kondo (sekitar tower BWS), jalur Aik Berik, Lombok Tengah. Korban bersama rombongannya diketahui melakukan pendakian secara ilegal melalui jalur tidak resmi Setiling sejak Minggu (7/12) tiga hari lalu.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, membenarkan adanya insiden tragis tersebut. Ia menyatakan bahwa informasi mengenai kecelakaan ini diterima pada Selasa (9/12) malam, sekitar pukul 20.00 Wita, dari orang tua korban, Sdr. Arifin.
“Ya benar, ada pendaki Ilegal meninggal di gunung Rinjani,” kata Yarman saat dikonfirmasi via WhatsApp pada Rabu (10/12).
Korban, yang beralamat di Dusun Lingkok Kudung, Desa Seteling, Kecamatan Batukliang Utara, memulai pendakian ilegal pada hari Minggu, 7 Desember 2025, sekitar pukul 06.00 Wita. Mereka tiba di lokasi kejadian, Gunung Kondo, pada hari Senin (8/12) sekitar pukul 09.00 Wita.
Menurut keterangan dari saksi, rekan korban berinisial KU, yang melihat langsung kejadian, korban terjatuh ke dalam salah satu jurang di Gunung Kondo.
Yarman menuturkan, “Dari rekan korban bernama KU, kami mendapatkan keterangan bahwa yang bersangkutan melihat langsung kejadian saat korban terjatuh dan meninggal dunia di lokasi kejadian di Gunung Kondo sekitar tower BWS,” tuturnya.
Setelah musibah terjadi, saksi langsung turun mencari bantuan dan bertemu dengan orang tua korban untuk menyampaikan kabar duka tersebut.
Upaya penanganan dan evakuasi segera dilakukan setelah informasi diterima. Tim evakuasi mandiri yang terdiri dari kepala dusun setempat dan kerabat korban dikirim oleh keluarga pada Selasa malam pukul 21.00 Wita. Namun, komunikasi sempat terputus pada pukul 23.05 Wita karena minimnya sinyal di jalur pendakian.
Pada Rabu (10/12) pagi pukul 06.00 Wita, pihak keluarga mengonfirmasi bahwa korban telah meninggal dunia. Tim Basarnas kemudian bergerak untuk mem-back up evakuasi pada pukul 08.45 Wita setelah mendapatkan informasi detail mengenai lokasi jatuhnya korban.
Evakuasi melibatkan sinergi antara Basarnas, Balai TNGR, Kepolisian Sektor Batukliang Utara, dan tokoh masyarakat, yang mulai mengerucut pada pukul 11.00 Wita setelah rapat koordinasi di Kantor Resor Aik Berik.
“Tim Basarnas dibagi menjadi dua, termasuk tim drone untuk memantau lokasi,” ujarnya.
Proses evakuasi yang dilakukan tim gabungan dan tim evakuasi mandiri mengalami tantangan. Pukul 13.30 Wita, pihak TNGR mendapatkan informasi bahwa korban sudah dapat ditarik perlahan turun dari lokasi terjatuh menuju Pos 4 jalur pendakian Aik Berik, dan sedang dalam perjalanan menuju Pos 3.
“Perjalanan tim evakuasi mandiri sedikit tersendat karena kekurangan tenaga pikul,” jelas Yarman.
Merespons kondisi tersebut, Tim Unit SAR Lotim berjumlah 10 orang datang merapat ke Kantor Resort Aik Berik pada pukul 14.30 Wita untuk memberikan back up dan mempercepat proses evakuasi.
Hingga berita ini diterbitkan, proses evakuasi korban masih berlangsung dengan koordinasi intensif. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menyampaikan duka cita mendalam atas musibah ini.
“Balai TN Gunung Rinjani menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah kecelakaan di jalur Pendakian Aik Berik,” ucap Yarman.
BTNGR juga menegaskan akan mengambil langkah tegas menyusul kecelakaan ini, khususnya terkait aktivitas ilegal.
“Balai TN Gunung Rinjani akan melakukan evaluasi dan pengetatan pengawasan terhadap aktivitas pendakian ilegal di jalur tidak resmi guna mencegah kejadian serupa,” pungkasnya.
Pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan kelancaran proses evakuasi dan mengingatkan kembali pentingnya keselamatan serta kepatuhan terhadap jalur resmi pendakian.

