NTB Launching 99 Desa Wisata di Lombok dan Sumbawa

MandalikaPost.com
Jumat, Juli 26, 2019 | 14.00 WIB

LAUNCHING DESA WISATA. Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo bersama Wagub NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah dan sejumlah pejabat lainnya, usai launching 99 Desa Wisata NTB, di Hotel LOmbok Raya, Mataram. 


MATARAM - Pemerintah Provinsi NTB melaunching 99 Desa yang ditetapkan sebagai Desa Wisata di Lombok dan Sumbawa.

25 Desa diantaranya menjadi Desa Wisata prioritas di tahun 2019.

Seremoni launching Desa Wisata dan e-Ticketing, Kamis malam (25/7) di Hotel Lombok Raya, dihadiri Menteri Desa Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendesa PDTT), Eko Putro Sandjojo, Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah, perwakilan Kementerian  Pariwisata, dan sejumlah pejaabat OPD terkait lingkup Pemprov NTB, serta para Kepala Desa se-NTB.

Wagub Sitti Rohmi menjelaskan, pengembangan program 99 Desa Wisata NTB ini menjadi bagian program unggulan dan prioritas daerah NTB.

Data 99 Desa Wisata NTB. (Sumber: Dinas Kominfotik NTB)

Menurutnya, 99 Desa wisata yang ditetapkan itu memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing yang bisa menjadi destinasi-destinasi baru di Lombok dan Sumbawa.

"Banyak hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat desa. Penggunaan Dana Desa misalnya, bukan hanya berputar pada pembangunan infrastruktur semata tapi juga untuk mengembangkan potensi desa untuk dijadikan sebagai desa wisata," katanya.

Apalagi saat ini sudah ada cukup banyak Desa Wisata di NTB yang sudah membuktikan manfaat multiplier effect ketika konsep Desa Wisata di terapkan di desa tersebut.

"Geliat masyarakat kita membangun desa wisata mulai nampak dan memberikan harapan baru untuk NTB ke depannya," katanya.

Wagub Ummi Rohmi menilai, konsep Desa Wisata menjadi solusi tepat yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di Desa itu sendiri.

Menurut Ummi Rohmi, pembangunan Desa Wisata tidak perlu dengan anggaran yang besar.

Tapi yang lebih penting adalah kelestarian alam harus tetap jaga, kearifan lokal yang unik serta keramahan masyarakat itu sendiri.

"Dan yang tidak kalah penting, adalah kebersihan lingkungan menjadi prioritas utama. Agar para pengunjung dapat merasakan kenyamanan dan ketentraman saat berkunjung," katanya.

Selain itu, Desa Wisata juga diharapkan mampu menyediakan saran pendukung termasuk homestay.

Ummi Rohmi menegaskan, Pemerintah Provinsi NTB sangat komit dan bersungguh-sungguh membangun daerah yang bermuara dari desa.

Berbagai program pembangunan lainnya semua diusahakan bermuara dari desa. Sehingga penurunan angka kemiskinan dapat dicapai.

"Penetapan desa wisata, diharapkan mampu memberikan kontribusi besar terhadap masalah kemiskinan di NTB," katanya.

Ummi menekankan, agar peluncuran 99 desa wisata ini harus dilanjutkan dengan aksi-aksi dan kerja nyata di setiap desa yang ditetapkan sebagai desa wisata.

Sementara itu, Mendesa PDTT, Eko Putro Sandjojo mengatakan, Kemendesa PDTT akan mendukung dan membantu sepenuhnya pengembangan desa wisata di NTB.

Kemendesa juga siap membantu Desa Wisata yang masih mengalami kendala akses internet lantaran blank spot.

“Jika desa-desa wisata di NTB masih kekurangan jaringan internet, tolong beritahu kami agar kami komunikasikan dengan Menteri Kominfo untuk menyiapkan fasilitas telekomunikasi,” kata Menteri Eko.

Eko memaparkan, keunikan alam dan seni budaya di tiap Desa bisa menjadi objek yang menarik bagi wisatawan.

Apalagi saat ini trend berwisata sudah mulai bergeser. Banyak wisatawan mancanegara yang lebih suka merasakan pengalaman hidup di pedesaan termasuk di Lombok dan Sumbawa.

"Mereka bisa berbaur dengan masyarakat lokal, mengenali budaya dan kearifan lokal masyarakat," katanya.

Wisatawan masa kini, papar dia, juga tak lepas dari media sosial. Objek menarik dan unik di sebuah destinasi tentau akan diburu sekadar untuk berswafoto dan diupload ke medsos.

Dalam pengembangan Desa Wisata, Eko berharap NTB bisa belajar dari daerah lain di Indonesia yang sudah cukup berhasuil.

Misalnya saja, Desa Wisata Ponggok di Klaten, Jawa Tengah.

Desa itu berhasil menjadi desa dengan pendapatan terbesar sebagai Desa Wisata di Indonesia.

Padahal mereka hanya mengembangkan wisata kolam renang dengan omset Rp10,3 Miliar pertahun.

“Mereka berhasil menyulap kolam renang tua bekas masa penjajahan belanda dulu, karena komitmen dan kerja keras masyarakatnya. Akhirnya mereka berhasil merubah kolam renang yang dihiasi ikan, sepeda dan motor di dalam air. Dan pengunjung bisa berselfi di dalam air bersama ikan,” katanya.

Menurutnya, keindahan alam dan budaya tidak ada yang dibanggakan jika dibandingkan dengan desa-desa di NTB.

Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah akan terus mendorong masyarakat yang mau mengembangkan desa wisata yang menjadi program unggulan NTB.

Provinsi NTB harus bisa mengikuti jejak-jejak desa yang berhasil mengembangkan desanya.

"Dan paling penting adalah fasilitas pendukung juga harus siap," tegasnya.

Menurutnya, pemanfaatan dana desa harus diperluas lagi, guna menjawab kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah pengembangan Desa Wisata.

"Karena Desa Wisata ini telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Ia mengakui bahwa NTB sudah terkenal dengan keindahan alamnya. Hanya saja,  masyarakat yang perlu terus didorong untuk mengelola keindahan yang masih tersembunyi.(*) 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • NTB Launching 99 Desa Wisata di Lombok dan Sumbawa

Trending Now