Pengembangan Geopark jadi Prioritas Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan

MandalikaPost.com
Selasa, September 03, 2019 | 18.28 WIB
APGN 2019. Pembukaan simposium internasional APGN di Hotel Lombok Raya, Mataram. (Foto: Dinas Kominfotik NTB)

MATARAM - Pembangunan dan pengembangan geopark menjadi prioritas pemerintah Indonesia untuk mendorong pembangunan berkelanjutan.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Budaya Maritim, Kemenko Kemaritiman RI, Ir Safri Burhanuddin mengatakan, Pemerintah Indonesia terus mempromosikan geopark sebagai solusi backthrough pembangunan ekonomi berkelanjutan.

"Salah satu hal terpenting dalam mengembangkan geopark adalah realisasi peningkatan ekonomi berkelanjutan berdasarkan pada masyarakat setempat," kata Safri Burhanuddin, Selasa (3/9) dalam pembukaan simposium internasional Asia Pasific Geopark Network (APGN) 2019 di Hotel Lombok Raya, Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Menurutnya, untuk keseriusan itu, Presiden Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Presiden No 9 Tahun 2019 tentang pengembangan geopark Indonesia.

Perpres tersebut  mengatur keberadaan Komite Nasional Geopark Indonesia dan manajemen geopark Indonesia.

"Penerbitan Peraturan Presiden ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan geopark di Indonesia menjadi geopark di seluruh dunia," katanya.

Menurutnya, ada dampak yang signifikan di beberapa daerah yang telah memperoleh status Geopark Nasional dan Geopark Global UNESCO, termasuk pendidikan, konservasi, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Prestasi ini telah terlihat di beberapa bidang baik di Geopark Nasional dan UNESCO Global Geopark.

"Gunung Sewu UGG adalah contoh luar biasa dari Geopark yang berhasil dikelola," katanya.

Peningkatan pendapatan daerah ditandai oleh penurunan jumlah kemiskinan dan peningkatan nilai ekonomi lainnya setelah Gunung Sewu dinyatakan sebagai geopark nasional dan UGG.

Jumlah homestay juga meningkat di Gunung Batur UGG, di Rinjani UGG serta di Ciletuh-Pelabuhan Ratu UGG.

Dipaparkan, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan salah satu negara terkaya di dunia dalam hal budaya, keanekaragaman hayati, dan keanekaragaman hayati.

Dengan lebih dari 300 kelompok etnis atau suku yang diakui di Indonesia hidup berdampingan satu sama lain, dan lebih dari 700 bahasa diakui.

"Selain itu, Negara kita terletak di 3 lempeng tektonik utama yang menghasilkan Keanekaragaman Geologis yang berharga," katanya.

Geopark adalah konsep komprehensif dan terintegrasi dalam pelestarian dan pemanfaatan warisan alam (baik geologis dan biologis) serta kekayaan budaya untuk pembangunan berkelanjutan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Hal ini memungkinkan kolaborasi semua kebijakan tentang konservasi, pendidikan, penelitian, dan pengembangan masyarakat.

"Geopark adalah solusi hebat dan alternatif untuk kebangkitan ekonomi bersama dengan pemberdayaan sosial," tukasnya.

Pengembangan Geopark di Indonesia berkontribusi untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki 4 Kawasan Geopark Global UNESCO, yaitu Batur UNESCO Global Geopark (didirikan pada 2012 dan disertifikasi pada 2017), Gunung Sewu UNESCO Global Geoparks (didirikan pada 2015), Rinjani UNESCO Global Geoparks dan Ciletuh-Palabuhanratu Global Geoparks UNESCO (didirikan pada 2018).

Ada juga 15 Geopark Nasional dan 110 warisan geologis yang memiliki potensi besar untuk menjadi geopark global.

Safri mengapresiasi Pemerintah Provinsi NTB yang sudah menjadi tuan rumah yang baik dan ramah untuk kegiatan simposium APGN 2019.

"Kami ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan Geopark Indonesia untuk acara pendukung. Diikuti oleh Lombok Heritage Carnival yang menarik, yang dibuka oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat," katanya.

Sementara itu, Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah mengatakan, ditunjuknya Lombok sebagai lokasi The 6th  Asia Pacific Geopark Networks (APGN) Symposium tahun 2019 sangat berarti bagi masyarakat NTB.

Agenda ini akan menjadi sejarah bagi masyarakat NTB dan sebagai pendorong  untuk terus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerah.

Gubernur mengatakan, masyarakat NTB telah dilanda bencana gempa bumi tahun 2018 lalu. Beberapa kali gempa besar dan ribuan kali gempa kecil. Namun Gubernur memuji semangat masyarakat NTB yang terus berupaya bangkit pascagempa.

“Orang yang kuat adalah orang yang terjatuh tujuh kali, namun mampu bangkit delapan kali,” katanya.

Ia menambahkan, menjadi tuan rumah APGN merupakan momentum untuk menunjukkan pada dunia bahwa masyarakat NTB itu kuat. (*)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pengembangan Geopark jadi Prioritas Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan

Trending Now