Saat Destinasi Lain "Mengintip" MotoGP 2021, Lombok justru Meributkan Nama Bandara

MandalikaPost.com
Kamis, November 21, 2019 | 12.24 WIB
AKSI DAMAI. Ribuan orang melakukan aksi damai mendukung perubahan nama bandara di Kantor Bupati Lombok Tengah. 

LOMBOK - Polemik perubahan nama Bandara Lombok masih bergulir sejak sepekan terakhir.

Miris, di saat sejumlah Provinsi lain tengah berupaya "mengintip" dan "merebut" gelaran MotoGP 2021, para pemimpin dan tokoh di daerah ini justru bersitegang soal nama Bandara.

Ribuan masyarakat Lombok Tengah, Kamis (21/11) menggelar aksi damai di sekitar Kantor Bupati Lombok Tengah. Mereka menyatakan mendukung perubahan nama Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid, sesuai SK Menteri Perhubungan RI.

"Hari ini kita adakan aksi damai, ini bentuk  dukungan kita demi kelancaran pergantian nama ini," kata Ramdan, seorang peserta aksi.

Massa merupakan perwakilan dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah.

Menurut Ramdan, aksi damai masyarakat ini dilakukan agar citra Lombok Tengah tidak rusak lantaran polemik nama Bandara.

Massa mengaku bangga dengan penyematan nama Pahlawan Nasional asal NTB, TGKH Zainuddin Abdul Madjid sebagai nama Bandara Lombok.

"Sebagai Pahlawan Nasional, maka nama besar TGKH Zainuddin Abdul Madjid adalah milik bangsa ini, bukan mewakili kelompok tertentu. Ini kebangaan kita bersama," tegas Ramdan.

Hal yang sama disampaikan Hafizin, seorang petani yang ikut dalam aksi damai.

Pria asal Kecamatan Kopang ini mengaku mengikuti aksi damai karena kecintaannya pada Pahlawan Nasional.

"Saya buruh tani. Saya harap sebagai masyarakat bodoh, tolong sampaikan saya saja menghargai pahlawan, apalagi orang pintar?," tukasnya.

Peserta lain yang juga Koordinator Desa Slangket, Praya Barat, Ibrahim SPd mengatakan, masyarakat umumnya sangat mendukung perubahan nama bandara dengan menyematkan nama Pahlawan Nasional asal NTB.

Ia juga memastikan masyarakat Lombok Tengah, tidak ingin terjadi gesekan hanya karena perubahan nama bandara.

Polemik nama Bandara Lombok kembali mencuat setelah surat Gubernur NTB yang memperkuat SK Menteri Perhubungan tentang perubahan nama bandara, beredar ke publik.

Bupati Lombok Tengah, HM Suhaili FT menyatakan Pemda dan masyarakat menolak perubahan nama bandara, lantaran prosesnya tidak melibatkan aspirasi masyarakat Lombok Tengah.

Aksi damai di kantor Bupati Lombok Tengah merupakan kontra aksi penolakan yang sebelumnya digelar massa pendukung penolakan pergantian nama bandara, di gedung DPRD NTB di Mataram, awal pekan lalu.

Ketua Umum Assosiasi Pariwisata Islam Indonesia (APII) TGH Fauzan Zakaria menilai polemik perubahan nama bandara ini mulai ditunggangi kepentingan politik tertentu.

Ia berharap masyarakat tidak mudah terpengaruh dan dipecahbelah. Apalagi Lombok dan NTB pada umumnya sudah ditetapkan sebagai destinasi wisata  superprioritas di Indonesia.

"Pemerintah pusat sedang memberi perhatian besar untuk NTB. MotoGP 2021 juga mulai dilirik dan diperebutkan daerah lain. Lombok yang sudah jelas jadi destinasi unggulan dan tuan rumah MotoGP 2021 kenapa justru berpolemik soal nama bandara, ini kan kesannya kurang bagus dari sisi pariwisata," katanya.

Fauzan berharap semua pihak untuk bisa duduk bersama dan menuntaskan polemik ini dengan baik, demi kepentingan daerah NTB, demi kepentingan bersama.

"Sebab kalau berpolemik terus dan banyak aksi unjukrasa, maka kesannya NTB tidak kondusif, ini akan merugikan semua, sektor pariwisata dan daerah kita," katanya.(*)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Saat Destinasi Lain "Mengintip" MotoGP 2021, Lombok justru Meributkan Nama Bandara

Trending Now