![]() |
| Destinasi: Taman wisata Pusuk Sembalun, (Foto: Istimewa/MP). |
Keluhan ini mencuat setelah sejumlah pengunjung merasa keberatan dengan prosedur penarikan retribusi yang dinilai ilegal. Saraswati, salah seorang pengunjung, mengungkapkan kekecewaannya saat berkunjung ke area tersebut pada Minggu (28/12).
"Ini pungli. Masak setiap yang masuk bayar Rp 10 ribu perorangan, sementara tiket tidak ada," ujar Saraswati dengan nada kesal.
Ia menambahkan, saat dirinya menanyakan ketersediaan tiket fisik sebagai bukti pembayaran sah, petugas di loket menjawab dengan santai bahwa tiket tersebut tidak tersedia. Menurutnya, praktik ini sangat merugikan, terlebih mengingat tingginya volume kunjungan ke Pusuk Sembalun saat libur Nataru.
"Jumlah pengunjung yang datang ke area Pusuk bisa mencapai 100 orang saat hari-hari libur, belum lagi hari biasa. Ini perlu ditertibkan oleh Pemkab dan Aparat Penegak Hukum (APH)," tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, Widayat, tidak menampik adanya praktik nakal di lapangan. Ia mengaku pihaknya telah lama memantau kondisi tersebut dan bahkan sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
"Kejadian seperti ini sudah kita laporkan ke polisi sejak lama, tetapi ketika terjadi lagi, kita akan telusuri kembali," kata Widayat saat dikonfirmasi, Senin (29/12).
Widayat membantah keras alasan petugas di lapangan yang menyebutkan stok tiket habis. Menurutnya, ketersediaan tiket di kantor Dinas Pariwisata (Dispar) selalu mencukupi. Ia menilai alasan "tidak ada tiket" hanyalah dalih oknum untuk melakukan pungli.
"Salah kalau mereka beralasan tidak ada tiket, karena tiket banyak di kantor Dispar. Tinggal mereka datang mengambil," lanjutnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dispar Lotim mengimbau seluruh wisatawan untuk bersikap kritis dan berani menolak pembayaran jika tidak diberikan tiket resmi oleh petugas di pintu masuk.
"Ketika pengunjung dipungut tanpa diberikan tiket, jangan bayar. Masuk saja, gratis," tegas Widayat.
Pihak Pemkab Lombok Timur berjanji akan segera turun ke lapangan untuk menegur dan menertibkan para petugas di area Pusuk Sembalun guna menjaga citra pariwisata daerah agar tetap kondusif dan terpercaya bagi wisatawan.

