.jpg)
 |
| Cabai rawit di pasar tradisonal./Ilustrasi. |
MATARAM - Harga komoditas cabai masih tinggi di pasaran di wilayah NTB mencapai Rp120 ribu per kilogram. Trend kenaikan harga juga masih terus terjadi dan belum menemukan trend menurun.
"Ini juga terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena perubahan cuaca yang masih terjadi sehingga menyebabkan produksi cabai cepat membusuk," kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, H Fathurrahman, Senin (15/3) di Mataram.
Ia mengatakan, selain cepat membusuk, sejumlah sentra cabai juga mengalami gagal panen. Kondisi ini terjadi hampir merata di daerah – daerah penghasil cabai.
"Banyaknya cabai yang rusak ini, berakibat pengiriman antar daerah menjadi terhambat. Sehingga berdampak pada harga cabai yang terus meroket. Saat ini, harga cabai berkisar antara Rp120 ribu – Rp130 ribu per kilogram,"ujarnya.
Fathurahman memastikan, kenaikan harga salah satu komoditas pertanian ini hanya disebabkan karena kurangnya persediaan dan bukan karena adanya oknum yang melakukan penimbunan.
"Kenaikan harga kebutuhan pokok ini sudah kita laporkan kepada Kementerian Perdagangan untuk segera melakukan langkah-langkah konkrit,"tegasnya.
Diharapkan, jika ada daerah di Pulau Jawa sebagai sentra cabai untuk bisa dikirim ke daerah – daerah lainnya terutama Indonesia Timur. Untuk saat ini, pemasok cabai di NTB dari beberapa daerah di Pulau Jawa. Harga cabai tahun ini disebut paling tinggi jika dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga salah satu komoditas pertanian ini tetap terjadi setiap tahun, masyarakat diimbau untuk memanfaatkan pekarangan rumah.
"Karena dengan langkah tersebut, masyarakat tidak perlu panik dengan kenaikan yang terjadi, karena sudah bisa memproduksi sendiri untuk kebutuhan sehari –hari," katanya.
Reporter : Ariyati Astini
.jpg)
