Kawasan wisata Senggigi, lebih banyak berharap ke staycation di masa pendemi saat ini. (Foto: Istimewa) |
SENGGIGI - Kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Lombok, turun drastis sepanjang masa pandemi virus corona sejak Maret 2020 lalu, setahun terakhir. Namun sektor pariwisata Lombok Barat masih bisa bernafas sedikit lega karena angka staycation di kawasan wisata Senggigi dan destinasi lainnya tercatat cukup baik.
"Staycation adalah kegiatan liburan di dekat rumah. Banyak orang memilih untuk tetap tinggal di rumah selama staycation. Namun ada juga orang-orang yang memilih untuk menginap di hotel selama staycation hanya untuk keluar dari rumah dan menikmati obyek-obyek wisata terdekat. Di Lombok Barat ini, pergerakan Staycationnya cukup bagus lah," kata Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H Saiful Akhkam, Senin (8/3) di Mataram.
Berdasarkan data Dispar Lombok Barat angka staycation sepanjang pandemi ini mencapai angka 1,37 juta lebih. Artinya banyak masyarakat lokal Lombok dan NTB pada umumnya yang mengambil waktu liburan dan akhir pekan dengan menginap di hotel yang ada di destinasi Senggigi, dan juga Sekotong, Lombok Barat.
Sebenarnya tren tinggi staycation di Lobar ini tidak sendiri. Hal sama juga terjadi di Lombok Timur. Di Lombok Barat, tren ini terutama menyasar wilayah Sengggigi. Sementara di Lombok Timur terjadi di Sembalun.
Cerita "Wik-Wik" Online, Penggerak Ekonomi Malam di Masa Pandemi
Ahkam membeberkan, tren ini berbeda dengan jumlah kunjungan wisatawan. Dimana kunjungan wisatawan disebutnya cukup lesu. Namun demikian, setidaknya ada sekitar 400 ribu lebih wisatawan yang berkunjung selama pandemi.
"Jumlah ini jauh dari target. Kita maklum ini kondisi pandemi, tapi tetap kita syukuri," imbuhnya.
Baru-baru ini, Dispar Lombok Barat telah meluncur Calender of Event (CoE) tahunan. CoE ini menjadi bagian stimulus merangsang kembali kunjungan wisatawan ke Lombok Barat.
Tak hanya itu niat di balik CoE tersebut. Dinas Pariwisata Lombok Barat ingin menahbiskan diri sebagai daerah paling siap menyongsong gelaran MotoGP Oktober mendatang.
Setidaknya, ada 16 kalender kegiatan yang termuat dalam CoE. Salah satunya yakni parade budaya yang akan dilaksanakan di Taman Narmada.
"Di penghujung Maret ini, semoga agenda itu bisa terlaksana dan berjalan lancar," ucapnya.
Ada hal menarik dari parade budaya tersebut, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi juga turut memeriahkan agenda tersebut.
Keterlibatan daerah itu, ucapnya, dianggap sebagai media sharing. Dimana kedua daerah bisa memperkenalkan budaya masing-masing.
"Dari kita ada sekitar 40 grup sekehe (gendang Beleq) dan 13 pengiring, termasuk tari Gandrung," ucapnya.
Cerita "Wik-Wik" Online, Penggerak Ekonomi Malam di Masa Pandemi
General Manager Aruna Sengggigi Hotel, Weni Kristanti mengakui dampak staycation yang cukup membantu bisnis perhotelan.
Menurutnya sejak pandemi, pihaknya fokus menyasar pasar lokal. Selama ini, jelasnya, wisatawan lokal jarang jadi obyek sasar. Padahal, dengan potensinya dianggap menjanjikan.
"Strategi kita tak dengan menjadikan liburan di hotel sebagai gaya hidup. Hotel tidak lagi hanya untuk orang-orang kaya, warga biasa juga bisa melakukan hal sama," tandasnya.