Rakor bersama pelaku wisata di Pemdes Sembalun. |
LOMBOK TIMUR - Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur adalah salah satu calon penerima dana hibah dari Kementerian Desa (Kemendes) RI sebesar Rp600 juta, untuk mendukung pengembangan Desa Wisata di kaki Gunung Rinjani.
Apa yang diprogramkan oleh pemerintah pusat ini menuai pro kontra di masyarakat, khususnya bagi para pelaku dan penggiat pariwisata di desa setempat. Pasalnya dana hibah tersebut mau diperuntukkan membangun fasilitas di Cemara Siu (Wisma Pemda).
Dalam hal ini, Pemdes Sembalun dengan sigap mengambil langkah untuk mengadakan rapat kordinasi (Rakor) bersama para pelaku dan penggiat pariwisata. Untuk membahas dana hibah tersebut sehingga mengasilkan mufakat dan keputusan bersama, nantinya akan dituangkan dalam proposal.
Rakor tersebut, berlangsung di aula kantor desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Yang dihadiri oleh Ketua BPD, Pokdarwis, Karang Taruna, Kapolsek, Koramil dan tokoh masyaeakat setempat. Selasa (18/5).
"Dana hibah ini, untuk mendukung pengembangan desa wisata. Jadi ada beberapa item yang kita sepakati bersama yakni, pembangunan jalan lingkungan, pembangunan kedai, gazebo serta penyediaan pasilitas umum lainya seperti, toilet dan lain-lain," kata Kades Sembalun, Harmini.
"Ke empat item itu, sudah masuk dalam juklak dan juknis keriteria dari dana hibah yang kita usulkan ke Kemendes RI. Ada pun besar volume dari keempat item itu, tentunya kita sesuaikan dengan dana yang ada," sambung Harmini.
Sejogyanya lanjut Harmini, awal mula rencana untuk pembangunan penunjang desa wisata tersebut akan dibangun di Cemara Siu. Dimana dari sekian banyak lokasi yang disurvey dari perwakilan Kemendes bersama Pemdes setempat dan perwakilan dari Pemda Lotim, yang paling memungkinkan itu di Cemara Siu.
Tapi melalui kebijakan desa, rencana tersebut tidak jadi dibangun di wisma Cemara Siu. Karena setelah melihat dari juklak juklis regulasi penggunaan dana itu masuk melalui rekening desa, dan azaz pemamfaatannya bagi semua lapisan masyarakat.
"Pada mulanya kami (Pemdes) mendukung pembangunannya di wisma Cemara Siu, namun dari hasil rokor kami besama semua lapisan masyarakat bahwa. Bahwa lokasinya kami alihkan ditempat lain, dengan pertimbangan azaz mamfaatnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Harmini.
Dalam kesempatan itu Harmini, berharap tidak ada lagi permasalahan ditengah masyarakat dimanapun tempatnya akan dibangun. Toh itu semua untuk kesejahteraan masyarakat, dan meminta semua lapisan masyarakat untuk mendukung apa pun progeram dari pusat.
"Bukan berarti kami tidak setuju akan dibangun di Cemara Siu, hanya saja desa kami membutuhkan fasilitas penunjang pengembangan desa wisata. Untuk itu saya mengharapkan dukungan dari semua pihak untuk mengsukseskan progeram tersebut, demi kemaslahatan umat," harap Harmini.
Ketua Pokdarwis Desa Sembalun, Taeger Teriawan mengatakan, dana hibah tersebut akan digunakan untuk membangun fasilitas di Cemara Siu itu bukan masalah. Namun perlu dipertimbangkan azaz mamfaatnya bagi masyarakat, dan yang tidak kalah pentingnya dipikirkan bersama itu regulasi pengelolaannya bukan hanya sekedar menerima bantuan begitu saja.
"Maksud saya, mari kita berkaca pada kasus-kasus sebelumnya. Banyak sekali fasilitas yang dibangun oleh pemerintah tidak dimamfaatkan dengan sebaik-baiknya, karena asal membangun. Artinya tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, akhirnya bangunan tersebut sia-sia," katanya.
Perlu di catat, lanjutnya, bahwa dana hibah tersebut bukan hanya untuk Gazebo. Namun dalam julak juknisnya sudah ditulis untuk membangun beberapa point, salah satunya membangun sanggar seni dan yang lainnya.
"Dalam hal ini, kami (Pokdarwis) besama Karang Taruna Sembalun mendukung kebijakan yang diambil oleh pemerintah desa. Dengan dasar azaz mamfaatnya bagi masyarakat," tegasnya.
Berbicara masalah bagaiamana mekanisme dan siapa yang harus kelola kelak, sambumgnya, juga sudah tertuang dalam juknis proposal dana hibah tersebut. Pemanfaatannya untuk membangun fasilitas yang di butuhkan oleh masayarakat, guna mendukung pengembangan Desa wisata yang di programkan pemerintah. Dalam hal ini desa berwenang penuh mengelola dana hibah tersebut.
"Saya rasa itu, jauh lebih bermanfaat untuk para pelaku dan penggiat parwisata dan masyarakat. Daripada dibangun di wisma Cenara Siu, dan tentunya menambah lapangan pekerjaan bagi para pemuda yang selama ini hanya jadi penonton," ujar Taeger.