Salah Satu Peternak Ayam di NTB
MATARAM- Pasar Indonesia siap-siap bakal dibanjiri ayam-ayam impor dari Brazil. Kondisi menjadi khawatiran harga ayam negeri di dalam akan turun. Meskipun Indonesia akan memberikan izin masuknya ayam Brazil masuk, tetapi NTB menolak karena ketersedian di daerah masih surplus.
Untuk diketahui, setelah kalah gugatan dari Brazil di World Trade Organization atau WTO. Keputusan itu membuat Indonesia harus menghadapi tantangan Brasil dalam membuka peluang untuk mengimpor daging ayam broiler.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi NTB H. Fathurrahaman mengatakan, impor memang dibutuhkan ketika kondisi ketersedian secara situasional tidak ada sama sekali didaerah. Tetapi sekarang ini tidak ada masalah untuk ketersedian ayam, termasuk NTB.
“Kita NTB ini juga sebagai peternakan ayam dan termasuk juga surplus untuk daging ayam. Rencana untuk impor tentu menjadi sebuah kebijakan yang akan kita koordinasikan dengan Dinas Peternakan,” kata Faturrahman
Menurutnya, jika memang ada rencan impor ayam brazil tersebut tentunya akan membuat harga itu anjlok didaerah. Hal tersebut menjadi pertimbangan untuk memasukannya ke NTB. Pasalnya, ini akan berdampak juga pada para ternak ayam.
“Kebijakan impor itu untuk masuk ke daerah bisa dilihat sampai batas mana segmentasinya terhadap harga. Tapi kami NTB tidak mengambil ayam Brazil,” tegasnya.
Jika pemerintah bisa menjamin stok jagung nasional dan DOC maka daging broiler akan menurun sehingga konsumen tidak akan terlalu tinggi. Sebab, dari segi cara berternak Indonesia tidak kalah bersaing dengan Brazil dan negara lainnya.
Dikatakannya, jika nantinya ayam Brazil tersebut masuk ke Indonesia dan daerah diwajibkan untuk menyerap, pihaknya berharap jangan sampai akan menganggu peternak-peternak ayam yang ada di NTB. Tetapi jika situasional karena memang ketersedian daging ayam itu juga menipis masih bisa dipertimbangkan.
“Karena itu penting bagi produsen-produsen pengusaha lokal kita di NTB terutama yang berbasis makan minum, restoran dan sebagainya. Jadi ada sisi lebih kurangnya ketika kita menerima impor dan bagaimana kita mencegah impor itu,” jelasnya.
Sebagai informasi, Indonesia sendiri sudah berada dalam 10 besar negara yang menghasilkan ayam broiler terbesar di dunia. untuk penghasilan setiap tahunnya, Indonesia memproduksi 107 juta ton ayam dan hampir dua persen ayam broiler di dunia yang dihasilkan di Indonesia.