Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid. |
MANDALIKAPOST.com - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) akan melakukan pengembangan dan penataan kawasan wisata Gunung Jae yang berada di Desa Sedau, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Melalui hibah khusus yang dianggarkan pemerintah pusat, Lobar akan dibuatkan akses jalan yang berkualitas. Hal itu dikatakan Bupati Lobar H. Fauzan Khalid saat meninjau objek wisata Gunung Jae, Kamis (24/6).
“Akses jalan sudah menjadi prioritas. Lombok Barat Insya Allah Juli ini ada kepastian kapannya akan dilaksanakan, kemudian dananya berasal dari APBN. Jalan akan dibangun sepanjang Sesaot menuju Gunung Jae,” terang bupati
Untuk pengembangan, rencananya akan diusulkan ke sejumlah lembaga kementerian seperti Kementerian Pariwisata, Kementerian PUTR, dan Kementerian Desa.
Selain dari dana pusat, pengembangan kawasan wisata nantinya juga akan dianggarkan lewat APBD, dimana tadi dalam diskusi ada OPD yang bisa turut dalam pengembangan wisata ini. Seperti pengadaan pipa yang nanti bisa melalui swakelola, listrik dan yang lainnya.
"Tidak ada anggaran khsusus, makanya nanti kita upayakan pendanaan dari berbagai sumber, " tegasnya.
Wisata alam Gunung Jae sendiri merupakan sebuah area wisata yang sebenarnya bukanlah sebuah gunung, melainkan sebuah area yang dikelilingi perbukitan dan persawahan yang mengitari sebuah muara sungai berbentuk danau kecil yang tenang, jernih dan indah. Danau inilah yang menjadi objek utama wisata di kawasan wisata yang memiliki luas sekitar 10 hektar ini.
Awalnya tempat ini merupakan sebuah kawasan perkemahan biasa. Namun belakangan ini kawasan Gunung Jae berubah menjadi tempat rekreasi yang lebih menarik dengan adanya fasilitas-fasilitas dan wahana baru yang disediakan pemerintah desa setempat.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Lobar, Saepul Akhkam yang juga ada di lokasi mendampingi Bupati mengatakan, pihaknya sudah memiliki skema untuk pengembangan wisata Gunung Jae, yaitu dengan skema pendampingan dengan desa-desa wisata, melalui kerjasama dengan teman-teman di asosiasi. Dari 60 desa wisata yang telah dicluster menjadi tiga kategori, desa wisata dengan kategori rintisan akan diutamakan untuk mendapat pendampingan bekerjasama dengan para pelaku wisata.
"Sudah ada komunikasi kita dengan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) yang akan menjadikan beberapa desa wisata di daerah kita menjadi laboratorium pendampingan," katal Akhkam.
Akham menambahkan, selain dengan pelaku wisata, saat ini banyak perguruan tinggi yang melakukan kuliah merdeka, tentu melalui KKN tematik, KKN Partisipatori, dan kuliah merdeka, desa-desa ini bisa menjadi sasaran kegiatan tersebut untuk mereka belajar dan bekerja.
Khusus untuk Gunung Jae, Akhkam mengatakan target jangka pendek pemerintah adalah agar kawasan ini semakin tertunjang oleh infrastruktur, aksesibilitas, dan amenitas yang lain.
“Jika melihat perencanaan dan masterplan dari pemerintah desa (Sedau) itu luar biasa, tinggal bagaimana membantu dari aspek SDMnya, tentu ini menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak. Itulah kenapa kita menggandeng asosiasi, komunitas para pelaku dalam konteks pembangunan SDM berkepanjangan dan berkelanjutan,” tegasnya.
Desa wisata menurut Akhkam sedianya ada menjadi pelengkap dari destinasi-destinasi yang sudah ada di Lombok Barat dan NTB secara umum. Di bulan Agustus nanti, Dinas Pariwisata sedang menginisiasi parade desa wisata dengan tajuk “Pesona Lombok Barat” yang nantinya diisi dengan atraksi setiap desa, eksibisi produk-produk ekraf, dan lainnya.
“Bentuknya bisa dengan jambore dimana kemudian semua desa melakukan eksibisi, atau dengan melepas semua desa untuk membuat event di masing-masing desanya tentunya dengan penmpingan dari dinas. Atau jika terpaksa kita lakukan secara hybrid, dalam kelompok kecil secara offline, tapi secara online tidak terbatas,” paparnya.