Keindahan di Taman Langit, Lombok Barat. |
MANDALIKAPOST.com - Taman Langit Bukit Bengkaung, nama destinasi wisata ini belakangan sangat hits di telinga para pelancong wisata di Lombok, terutama di kalangan milenial.
Tidak salah memang dengan menyebutnya Taman Langit, karena di tempat ini para pengunjung seolah melihat pemandangan alam luar biasa dari atas langit. Desa Sandik, Kota Mataram hingga Pantai Ampenan seperti terhampar bebas memanjakan mata para pengunjung saat berada di tempat ini.
View mempesona dari ketinggian dikolaborasikan dengan penataan lokasi yang sangat representatif membuat tempat yang terletak di Dusun Bunian Desa Bengkaung, Kecmatan Batulayar, Lombok Barat ini menjadi dalah satu destinasi “wajib” bagi para pemburu spot fotogenik di pulau Lombok.
Lokasi wisata Taman Langit yang berada di daerah berbukit membuat jalan yang harus ditempuh ke lokasi ini cukup memacu adrenalin sehingga memerlukan “tarikan gas” yang lebih untuk sampai ke titik lokasi. Namun jangan terlalu khawatir, karena pengunjung tidak akan menjumpai jalan tanah maupun berbatu. Akses jalan sepanjang kurang lebih 8 km dari dua jalan masuk menuju tempat ini sekarang sudah beraspal penuh. Selanjutnya jalan curam yang telah dilalui akan terbayar lunas oleh pemandangan indah dari ketinggian. Keringat akan terusap angin sepoi-sepoi perbukitan, dahaga pun akan hilang oleh buah kelapa muda segar dengan aneka makanan dan minuman hingga cemilan ramah saku yang tersedia di tempat ini.
Tidak kalah dengan pemadangan saat matahari masih menyinari, suasana malam hari di tempat ini juga mempunyai daya tarik tersendiri. Gemerlap cahaya kota Mataram dari atas bukit ini akan menghiasi suasana malam para pengunjung. Ditambah lagi teknik pencahayaan wisata Taman Langit yang sangat baik tentunya akan membuat pengunjung tidak perlu khawatir untuk tertinggal mengabadikan momen bahagia saat berada di tempat ini.
Dimulai dari mimpi, referensi dan hobi, keberadaan wisata Taman Langit kini menjadi salah satu wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Pulau Lombok.
Sepenggal cerita awal mula kehadiran Taman Langit diungkapkan Ibu Samira saat hadir dalam Dialog Budaya Pro 4 RRI Mataram dengan topik Budaya Rekreasi dan Potensi Obyek Wisata Pegunungan yang bertempat di salah satu halaman Taman Langit sore kemarin, Rabu (18/8/2021).
“Suami saya dulu kuliah di Malang, sayapun sering ikut menemaninya dan tidak jarang kami berwisata ke daerah-daerah perbukitan di sana. Dari sana kami berangan-angan ‘kapan ya ada tempat seperti ini di Lombok?’ Akhirnya setelah suami saya selesai kuliahnya dan kembali ke Lombok kami survey sejumlah tempat perbukitan yang ada di Lombok Barat khususnya, dan akhirnya ketemu lah tempat ini,” ungkap Samira.
Berkembang pesatnya teknologi hingga banyaknya pengguna sosial media juga menjadi salah satu media promosi yang sangat ampuh bagi viralnya destinasi ini. Setiap pengunjung yang datang ke destinasi ini dipastikan mengabadikan paling tidak satu foto lalu mengunggahnya ke medsos.
“Kami membeli lahan ini tahun 2018, awal mulanya pun kami tidak terpikir langsung membuat tempat yang seperti sekarang ini. Awalnya hanya buat gazebo biasa saja untuk rekreasi keluarga, rekreasi pribadi. Kebetulan suami hobi fotografi juga, jadi iseng-iseng dia buat wahana foto ‘pintu langit’ ini sebenarnya untuk hunting pribadi juga dan kami coba upload ke medsos, malah jadi ramai, viral hingga banyak anak-anak muda tu datang ke sini, akhirnya kami lanjutkan pembangunannya bertahap hingga sampai sekarang ini,” tuturnya.
Di destinasi wisata Taman Langit ini juga ternyata mengusung konsep wisata halal yang memberi kenyamanan bagi pengunjung muslim dalam hal makanan dan tempat beribadah.
“Selain makanan yang kami pastikan semuanya dari bahan yang halal, kami pun tidak menyediakan minuman beralkohol. Dan maaf juga rokok pun kami tidak menjual. Bukan tidak boleh merokok ya, tapi kami hanya tidak menjualnya,” ucap ibu dua anak ini.
“Kami juga himbau pada semua pengunjung untuk menjaga norma kesopanan saat berada di sini. Memakai pakaian yang sopan, saat waktu salat kami juga ingatkan langsung para pengunjung yang muslim melalui microphone jika waktu salat sudah masuk, dan kami putarkan kumandang azan. Jadi tidak ada alasan lagi berwisata menjadi hambatan untuk beribadah kepada sang pencipta,” lanjut Samira.
Di masa pandemi ini, saat sejumlah destinasi wisata terpuruk dengan adanya pembatasan mobilitas masyarakat, Taman Langit bahkan tetap bertahan. Walaupun diakui Samira tetap ada pengurangan jumlah pengunjung namun tempatnya ini hampir tidak pernah sepi pengunjung.
“Selama PPKM kemarin Alhamdulillah tetap ada pengunjung yang datang, namun itupun tentu kami batasi sesuai aturan pemerintah. Kami juga tetap menerapkan prokes, dari pengecekan suhu di pintu masuk, memastikan semua pengunjung memakai masker sampai menyedikan tempat cuci tangan di sejumlah tempat hingga mencantumkan himbauan berupa tulisan di beberapa titik,” tandasnya.
TIDAK HANYA INDAH, NAMUN JUGA MENGINPIRASI
Selain memberikan kebahagiaan bagi para pengunjung yang datang, kehadiran wisata Taman Langit sejak 3 tahun terakhir ini ternyata mempunyai dampak positif lainnya untuk masyarakat sekitar khususnya di Dusun Bunian. Hal tersebut diakui Kepala Dusun Bunian M. Zaini yang kebetulan juga diundang dalam Dialog Budaya Pro 4 RRI kemarin.
“Saya selaku Kepala Dusun Bunian menyampaikan terima kasih kepada Kedai Taman Langit ini yang mengawali semua dari wisata-wisata lainnya yang ada di sini. Dan Alhamdulillah dengan keberadaan tempat wisata ini sangat membantu karakter dan pola pikir masyarakat kami,” ucap Zaini.
Jika sebelum-sebelumnya kebanyakan masyarakat Bunian atau Bengkaung sendiri kebanyakan memilih profesi sebagai buruh pembuat batu bata, pengumpul barang bekas hingga TKW ke Malaysia, namun dengan adanya Taman Langit, banyak hal berubah di kawasan wisata ini.
Sejumlah masyarakat juga diberdayakan sebagai pegawai di tempat-tempat wisata setempat. Masyarakat yang mempunyai lahan strategis kini juga mulai tergugah semangatnya untuk berwirausaha membuat destinasi wisata baru di kawasan ini.
Ia juga sangat mensyukuri akses jalan sepanjang jalan ngkaung ini full beraspal, namun tidak menutup harapannya ke depan untuk bisa lebih bagus lagi dengan adanya batas pengaman dan sedikit perataan kuntur tanah di titik-titik tertentu.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Saepul Akhkam tidak luput memberikan apresiasi untuk Taman Langit. Dikatakan Akhkam, fasilitas infrastruktur berupa akses jalan memadai dipadukan dengan kepandaian membaca peluang dan potensi alam yang ada hingga kreativitas dari pelaku wisata menjadikan suatu kawasan wisata seperti Taman Langit ini patut dijadikan referensi bagi pengelola wisata lainnya yang ada di Lombok Barat.
“Saya berterimakasih juga kepada pak kadus. Kita membutuhkan orang-orang seperti pak kadus ini yang memikirikan pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan, melibatkan banyak pihak dan bagaimana merubah pola pikir masyarakatnya,” ucap Akhkam.
Keberhasilan kawasan wisata disebutkan Akhkam salah satunya bisa bertahan dan berkelanjutan adalah karena hubungan baik antara industri dan komunitas yang ada di desa setempat, dan bagaimana pola pikir masyarakat itu berubah demi perkembangan pariwisata yang ada di desa.
“Sapta Pesona yang selalu didengungkan oleh pariwisata itu saya kira separuhnya bersumber dari kreativitas warga. Kebersihan, keramahan, keamanan hingga keindahan itu bisa muncul atas inisiatif komunitas yang ada di desa,” lanjutnya.
“Dan satu lagi kita juga patut berterimakasih kepada media-media, baik media mainstream atau media sosial, dan juga para fotografer, karena tempat ini menjadi viral itu karena mereka juga,” sebutnya.
Ia berkeyakinan, dengan adanya industri yang ada di tempat-tempat seperti Taman Langit dan tempat lain di kawasan ini harus mampu berinteraksi secara harmonis dengan komunitas yang ada di masyarakat .
Terakhir ia berharap kawasan Bengkaung ini dapat menjadi destinasi alternatif bagi destinasi-destinasi lain khususnya yang ada di kawasan Batulayar dan sekitarnya.
“Ketika pengalaman berwisata ke pantai sudah jenuh, ya silahkan naik ke Bengkaung,” pungkasnya.