Petugas Apotik Tolak Salinan Resep, Ketua Gapeksindo NTB Geram !!

MandalikaPost.com
Selasa, Agustus 31, 2021 | 18.04 WIB
H Bambang Muntoyo.

MANDALIKAPOST.com - Pelayanan di sektor kesehatan belum paripurna. Semangat pemerintah mengangkat derajat kesehatan masyarakat dengan layanan yang baik, hanya berjalan di tataran teori. Di lapangan, pelayanan prima hanya basa-basi tanpa fakta.


Pengalaman ini dirasakan langsung oleh Ketua Gapeksindo NTB, H Bambang Munyoto. Ia pun mengkritisi kinerja sektor kesehatan yang dinilai masih menganggap sepele masalah pelayanan.


"Kita nggak usah bicara yang besar soal kesehatan gratis dan lainnya. Untuk masalah beli obat di Apotik saja, ini masih banyak yang nggak beres," tegas pria yang akrab disapa HBM ini.


HBM menjelaskan, setelah menjalani pemeriksaan medis di klinik dokter syaraf di Mataram, ia mendapatkan resep sejumlah obat yang harus dikonsumsi untuk penyembuhan.


Beberapa obat dalam resep berhasil ditebus di Apotik Solata, Cakranegara. Sebagian obat didapatkan di Solata, Namun karena sebagian lagi tidak ada di Apotik tersebut, ia pun beralih ke Apotik Kimia Farma di jalan Sriwijaya Mataram, tepat di depan Lombok Epicentrum Mall.  

 

"Ke Kimia Farma saya bawa salinan resep, karena resep aslinya sudah masuk di Apotik Solata. Tapi di Kimia Farma resep itu ditolak, padahal obatnya tersedia," papar HBM.


Menurut HBM, tindakan ini seharusnya tidak dilakukan petugas apotik. Apalagi ketika obat yang dibutuhkan sangat mendesak bagi masyarakat.


"Pihak Apotik KF meminta resep asli padhal resep asli ada di Apotik Solata. 

Pertanyaan saya kenapa apotik menolak copy resep dari apotik yang lain, seolah  copy resep tersebut diragukan kebenarannya," tukasnya.


Ia menekankan, kebanyakan masyarakat awam tidak mengerti masalah internal apotik tersebut. 


"Andaikata ada obat yang sangat dibutuhkan oleh pasien tersebut dan obat itu sangat vital sekali untuk kehidupan pasien tersebut, kemudian telat mendapat obat itu gara-gara harus bolak balik ke apotik untuk meminta asli resep dan berakibat pasien tersebut meninggal dunia, siapa nanti yang bertanggung jawab?," cetusnya.


HBM menilai seharusnya setiap apotik bisa berkoordinasi antar apotik sehingga jika menerima salinan resep atau copy resep tetap bisa dilayani.


HBM mengatakan, pihaknya tidak ingin kejadian yang dialami ini menimpa masyarakat lainnya. Apalagi masyarakat yang kurang mampu dan sedang dalam keadaaan susah karena ada kerabat atau keluarga yang sakit dan membutuhkan obat.


"Bayangkan kalau misalnya masyarakat dari Lombok Tengah atau Lombok Timur yang jauh-jauh datang ke Mataram ternyata sulit membeli obat di Apotik hanya karena salinan resep ditolak. Ini kan menyulitkan masyarakat," katanya.


HBM menambahkan, jika memang apotik tidak melayani copy resep, harusnya ditulis dan dipampang di pengumuman diapotik tersebut, agar menjadi permakluman bagi publik.


HBM berharap masalah ini menjadi atensi pihak Dinas Keehatan NTB dan juga Balai Besar POM Mataram.


Sebab, ia menambahkan, percuma saja layanan medis di Rumah Sakit dan klinik kesehatan berjalan maksimal, namun di tingkat penyedia obat seperti apotik, layanan justru buruk.


"Karena orang berobat ke RS dan dokter itu muaranya pasti ketersediaan obat, agar bisa berikhtiar sembuh dari penyakit.  kalau apotik seperti mempersulit, ya sama saja layanan kesehatan tidak paripurna," tegasnya. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Petugas Apotik Tolak Salinan Resep, Ketua Gapeksindo NTB Geram !!

Trending Now