Museum Kertaraharja Simpan Bukti, Desa Besari Memang Pernah Ada

MandalikaPost.com
Jumat, Mei 27, 2022 | 12.51 WIB
Museum Kertaraharja di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara. Pengelolaannya masih sangat sederhana.

MANDALIKAPOST.com - Jejak Desa Besari yang konon hilang di Kecamatan Gangga, Lombok Utara, memang sulit ditemukan keberadaannya. Di lokasinya kini, yang nampak hanya persawahan, kebun, dan deretan rimbun pohon kelapa.


Toh, sebagian besar penduduk Kertaraharja, Dusun dimana lokasi Besari pernah ada, masih sangat percaya bahwa Kedatuan Besari pernah ada dan masih berdampingan hingga kini. Meski fisiknya ghaib, dan tak kasat mata.


Museum Kertaraharja juga menyimpan bukti, bahwa Besari dan kehidupan masyarakat di dalamnya memang pernah ada dan nyata.


BACA JUGA : Besari, Kerajaan Lombok yang Menghilang demi Menghindari Peperangan



"Yang tersimpan di museum ini ada rompi kerajaan atau kedatuan Besari dan lampu bersendi lima. Lima menunjukan rukun iman dalam Islam," kata Amiq Khalid (65), penanggungjawab museum Kertaraharja, di Dusun Kertaraharja, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara.


Amiq Khalid menunjukkan koleksi di Museum Kertaraharja.

Museum Kertaraharja hanya bangunan rumah panggung dari kayu. Plang museum menunjukan bangunan itu didirikan pasca gempa Lombok 2018, tertulis kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Universitas Mataram.


Supardi atau yang kerab disapa Amiq Khalid bersama kelompok budaya dari Majelis Krama Desa (MKD) Desa Genggelang mengelola museum ini. Ia sekaligus yang dituakan untuk berbagi cerita tentang benda-benda peninggalan di dalam museum.


Ada cukup banyak koleksi di museum Kertaraharja. Mulai dari piranti rumah tangga, peralatan pertanian, uang kuno, hingga senjata pusaka, keris dan tombak.


BACA JUGA : 5 Fakta Besari, Kerajaan yang Hilang di Lombok Utara


Sebagian besar koleksi diyakini peninggalan Kedatuan Gangga, sebuah kerajaan awal yang sempat memerintah di kawasan Gangga, Lombok Utara. Sementara peninggalan Kedatuan Besari hanya sebuah rompi kerajaan dan lampu bersendi lima, serta sebuah lelontaran kuno yang bercerita tentang Kedatuan Besari.


Lampu bersendi lima yang diperkirakan peninggalan Kedatuan Besari, di Museum Kertaraharja, Desa Genggelang, Lombok Utara.

Koleksi disusun rapi dilengkapi tulisan penjelasan nama benda dan fungsinya. Sayangnya, tak ada keterangan tentang tahun dan masa penggunaan koleksi.


Tapi menurut Amiq Khalid, koleksi yang ada umumnya berasal dari akhir abad 17 hingga pertengahan abad 18 silam.


"Dari catatan kuno yang ada ini, kita bisa tahu nama Raja atau Datu yang memimpin Besari ialah Datu Kamaliah Sangaji Jagat," kata Amiq Khalid.


Amiq Khalid cukup dituakan di Dusun Kertaraharja dan Desa Genggelang umumnya. Pria bersahaja ini merupakan mantan staf desa di Desa Genggelang selama 25 tahun.


Masyarakat menobatkannya sebagai pemangku adat. Dalam struktur Majelis Krama Desa (MKD) Genggelang, Amiq Khalid kini menjabat Koordinator Budaya.


Mengelola museum sejak 2019, Amiq Khalid kini juga tengah menulis buku tentang kearifan lokal Gangga dan Kedatuan Besari.


"Saya sedang menulis buku tentang ini, agar generasi muda bisa melestarikan budaya. Karena sejak dulu cerita kearifan lokal tentang Besari hanya dari mulut ke mulut, turun temurun saja," katanya.


Nama dusun Kertaraharja, juga memiliki kenangan bagi masyarakatnya tentang sosok peminpin NTB yang bijaksana ; Brigjen TNI (PURN) Gatot Soeherman yang menjabat Gubernur NTB tahun 1978 - 1988 silam.


BACA JUGA : Air Terjun Kerta Gangga, Sensasi Kenyamanan Liburan di Lombok Utara


"Dulu nama dusun ini hanya dusun Kerta. Kemudian ditambahkan Raharja oleh pak Gatot Soeherman saat beliau berkunjung kemari," kenang Amiq Khalid.


Menurutnya, kata Raharja disematkan untuk dusun Kerta, lantaran kawasan ini sangat subur dan punya banyak potensi sumber daya alam. Baik pertanian, perekebunan, peternakan, hingga destinasi wisata.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Museum Kertaraharja Simpan Bukti, Desa Besari Memang Pernah Ada

Trending Now