Soal Joki Anak, Bang Zul : Memperbaiki Tradisi Nggak Bisa Serta Merta !!

MandalikaPost.com
Rabu, Juni 22, 2022 | 18.13 WIB
M Izahar (9) salah seorang Joki Cilik yang menjadi bintang dalam lomba Pacuan Kuda di Sumbawa.

MANDALIKAPOST.com - Kritikan sejumlah pihak terkait pelibatan Joki Cilik atau Joki Anak dalam event Pacuan Kuda di Sumbawa menjadi atensi Pemprov NTB.


Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah mengatakan, secara pribadi dirinya pun tak setuju. Namun, ia menegaskan, untuk memperbaiki tradisi itu butuh proses dan tak bisa serta merta.


"Saya sendiri yang sering di luar (negeri), tidak setuju (dengan Joki Anak), terutama dari aspek pendidikan ya. Tapi, ini kan tradisi. Kita menghadapi masyarakat kita yang berbeda dengan di negara maju. Memperbaiki tradisi itu nggak bisa serta merta, butuh proses," kata Gubernur Zul, Rabu sore 22 Juni 2022, saat meninjau penutupan Lomba Pacuan Kuda di Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa.


Gubernur Zul mengatakan, secara tradisi keberadaan Joki Anak tak bisa lepas dari lomba Pacuan Kuda, baik di Sumbawa, Dompu, dan Bima. Sejak dulu hal ini menjadi lumrah karena ukuran tubuh kuda pacu di pulau Sumbawa relatif kecil. Sehingga jika menggunakan Joki dewasa tentu akan lebih berat beban dalam balapan.


"Karena itu, saat ini upaya yang dilakukan adalah bagaimana ukuran kuda pacu bisa lebih besar. Pacuan kuda ini kan ada kelas-kelasnya, misalnya untuk kelas F itu sudah bisa pakai Joki dewasa karena ukuran kudanya cukup besar," katanya.


Selain itu, untuk aspek pendidikan pemerintah daerah juga mulai mengaktifkan sekolah malam untuk Joki Anak, di lokasi pacuan kuda. Sehingga para Joki Anak tak ketinggalan pendidikannya.


Menurut Gubernur Zul, tradisi pacuan kuda di pulau Sumbawa, tak hanya berkaitan dengan adat budaya dan kearifan lokal semata. Dari aspek sosial, tradisi ini menjadi wadah yang mempererat silaturahmi. Sementara dari aspek ekonomi, tradisi mampu menggerakan sektor UMKM dalam jumlah cukup banyak di saat musim perlombaan dihelat.


"Untuk merubah hal ini tentu bukan hal yang mudah. Kita sedang berbicara dengan komunitas kita yang paling bawah, kalau menggunakan bahasa yang berlebihan tidak mungkin. Karena makin dilarang maka makin dilakukan dan akan tetap seperti itu. Jadi, semua memang butuh proses," ujarnya.


Sementara itu pemilik kuda pacuan, Indi Suryadi SH menegaskan, tradisi pacuan kuda di Pulau Sumbawa tetap harus dilestarikan. Selain hal ini merupakan tradisi turun temurun yang sarat dengan kearifan lokal, pacuan kuda juga menjadi salah satu penggerak perekonomian masyarakat.


"Pacuan kuda ini tradisi budaya yang nggak mungkin bisa dihilangkan. Justru tradisi harus dilestarikan, karena diakui atau tidak dampak ekonominya bisa dirasakan masyarakat, contohnya UMKM warung makan dan lainnya," tukas Indi Suryadi, saat dijumpai di lokasi Pacuan Kuda Desa Penyaring.


Soal keterlibatan Joki Anak dalam pacuan, menurut dia, juga bagian dari tradisi budaya yang tidak bisa langsung dinilai sebagai eksploitasi.


"Tradisi pacuan kuda ini sudah eksis dan ada jauh sebelum Undang-Undang Perlindungan Anak lahir. Lalu apa dasarnya dikatakan ini eksploitasi anak?," tegas Indi Suryadi yang juga praktisi hukum dan pengacara ternama Sumbawa.


Menurut dia, keterlibatan anak dalam sebuah tradisi budaya harus dipandang dari aspek sosial budaya pula, bukan dari aspek hukum.


"Sehingga dalam diskusi dengan pihak yang 'keberatan' saya sampaikan kalau memang ini dianggap eksploitasi ya laporkan saja ke polisi, jangan cuma wacana-wacana. Tapi jangan salahkan jika ada reaksi masyarakat karena ini menyangkut tradisi budaya," tegasnya.


Dalam lomba pacuan kuda di Desa Penyaring, Indi Suryadi menampilkan kuda pacuan Lambang Koko berukuran sedang. Joki yang digunakan ialah M Izahar (9) dari Dompu.


Ayah Izahar, Omat mengatakan, dua putranya berusia 9 dan 10 tahun kini menjadi Joki pacuan kuda, dan tetap bisa bersekolah. Omat mengaku, saat kecil dulu ia pun pernah menjadi joki pacuan kuda.


"Dulu saya joki anak juga, dan sekarang Izahar dan Fadlan jadi joki, ini turun temurun," katanya.


Lomba Pacuan Kuda di Desa Penyaring, Sumbawa merupakan side event yang digelar Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB dan Pemda Sumbawa 16 - 22 Juni 2022 untuk meramaikan event MXGP Samota Sumbawa yang akan digelar pada 24 - 26 Juni 2022 di Sirkuit Samota, Sumbawa.




Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Soal Joki Anak, Bang Zul : Memperbaiki Tradisi Nggak Bisa Serta Merta !!

Trending Now