Pimpinan Yayasan Al Ummah Foundation Indonesia, Ustadz Zamroni Husaini. (Foto: Istimewa/MP). |
"Donatur itu berasal dari Singapura, Malaysia dan Saudi Arabia," kata pimpinan Yayasan Al Ummah Foundation Indonesia, Zamroni Husaini kepada ANTARA dan MANDALIKAPOST di Sembalun, Lombok Timur, Minggu kemarin (1/1).
Ia menyebutkan, rata-rata setiap masjid yang dibangun kembali oleh donatur pasca-gempa itu dengan ukuran bangunan ada yang 10 meter x 10 meter sampai 15 meter x 15 meter.
Donatur dari tiga negara tersebut, kata Zamroni lebih lanjut, individu atau per keluarga yang ingin membantu membangun kembali rumah ibadah yang rusak akibat gempa yang melanda wilayah setempat.
"Seperti jika ada donatur di tiga negara itu ingin memberi nama untuk orang tuanya, maka mereka akan menyumbangkan uangnya untuk membangun masjid," kata pria asal Lombok Timur yang lama tinggal di Singapura dan Malaysia.
Ia menambahkan kepedulian donatur tersebut setidaknya bisa meringankan beban biaya dari pemerintah saat pasca gempa Lombok.
"Jika mengandalkan dari pemerintah atau masyarakat, tentunya pembangunan masjid memakan waktu bertahun-tahun," katanya.
Saat ini, kata dia, pihaknya akan melakukan penguatan dakwah dan ekonomi Islam di masjid. Ekonomi Islam di masjid yang dimaksud itu, seperti membuat Baitulmal (semodel koperasi) yang menjual sembilan bahan pokok (sembako), bahan bangunan dan yang lainnya.
Dari keuntungan penjualan di koperasi itu, ia menyebutkan akan digunakan untuk operasional masjid dari biaya marbot sampai perbaikan masjid.
"Bahkan dana itu juga bisa digunakan untuk mengundang mubalig atau para penceramah dakwah Islam," tuturnya.
Sehingga diharapkan nantinya, dakwah dan ekonomi di masjid akan berjalan bersama demi kesejahteraan umat Islam.
"Semoga apa yang kami gagas ini dipermudah jalannya oleh Allah SWT. Itu demi kemaslahatan umat," katanya.