Dugaan Pejabat Suap Wartawan Asing Soal Pemberitaan Papua, Ini Penjelasan Kemenlu RI

MandalikaPost.com
Rabu, September 06, 2023 | 19.24 WIB Last Updated 2023-09-06T11:24:28Z
Dugaan Pejabat Suap Wartawan Asing Soal Pemberitaan Papua, Ini Penjelasan Kemenlu RI./Ilustrasi.

MANDALIKAPOST.com - Kementerian Luar Negeri RI buka suara usai delegasi Indonesia di KTT Negara Melanesia (MSG) diduga mencoba menyuap dan mengintimidasi jurnalis media Selandia Baru, Radio New Zealand (RNZ), pada akhir Agustus lalu.



Direktur Jenderal Asia Pasifik Kemlu RI, Abdul Kadir Jailani, menegaskan delegasi Indonesia tak pernah menggunakan pendekatan semacam itu kepada jurnalis.


"Penyuapan tidak pernah menjadi kebijakan dan pendekatan dengan wartawan," kata Kadir, seperti dilansir dari CNNIndonesia.com, Rabu 6 September 2023.


"Kita juga tak memiliki kepentingan untuk mengikuti atau melakukan intimidasi terhadap wartawan," tegasnya.


Sebelumnya, menurut laporan RNZ, dugaan suap dan intimidasi itu bermula saat salah satu jurnalisnya, Kelvin Anthony, meliput konferensi tingkat tinggi (KTT) negara Melanesia, Melanesian Spearhead Group (MSG), pada 23-24 Agustus 2023 lalu.


Seorang pejabat Indonesia yang tampak bagian dari delegasi RI di KTT MSG itu, Ardi Nuswantoro, menawarkan Anthony sesi wawancara khusus dengan Duta Besar Indonesia untuk Australia Siswo Pramono.


Tawaran wawancara itu itu muncul setelah Nuswantoro memberitahu Antony beberapa hari sebelumnya bahwa pemerintah RI tak suka dengan pemberitaan RNZ soal Papua.


Usai berkomunikasi secara langsung dan via online, Ardi meminta Anthony datang ke Holiday Inn Resort pada 23 Agustus pukul 12.00 untuk mewawancarai Siswo. Dugaan suap itu terjadi sekitar pukul 13.00-13.10 waktu setempat setelah wawancara berlangsung.


"Saya ditawari wawancara eksklusif dengan Duta Besar Indonesia untuk Australia di pertemuan MSG setelah sebelumnya diberitahu oleh Ardi Nuswantoro bahwa pemerintahannya tidak menyukai apa yang RNZ telah tayangkan terkait Papua Barat dan mengatakan itu (berita) tidak seimbang," kata Anthony, dikutip RNZ.


Anthony lantas memberi tahu delegasi bahwa RNZ berupaya melakukan segala upaya untuk bersikap seimbang dan adil dalam memberitakan isu Papua ini.


"Kami ingin memihak Indonesia juga. Namun, kami perlu kesempatan untuk berbicara secara terbuka (bisa dikutip dan diberitakan)," kata dia.


Kronologi Dugaan Upaya Suap


Saat wawancara, Anthony mengajukan serangkaian pertanyaan termasuk masalah hak asasi manusia di Papua Barat, pertemuan MSG, fokus pemerintah Indonesia di pasifik. Wawancara ini berlangsung selama lebih dari 40 menit.


"Saya pikir saya menghasilkan cerita yang kuat dari pertemuan tersebut yang menyentuh isu-isu sensitif tetapi relevan yang melibatkan Indonesia, isu Papua Barat, dan Pasifik," ujar dia.


Setelah wawancara, Anthony bercerita diantar keluar menuju ruang tunggu oleh setidaknya tiga pejabat Indonesia.


Ardi kemudian bertanya ke Anthony bagaimana dia pulang dan apakah dia punya mobil.


Saat berjalan ke tempat parkir, pejabat yang sama mengikuti Anthony.


"Dan saat kami hendak mendekati mobil, dia mengatakan, 'Delegasi Indonesia ingin memberikan tanda terima kasih kepada Anda.'"


"Saya bertanya kepadanya, 'Apa itu?' Dia menjawab, 'Hadiah kecil'.


"Saya tanya lagi, 'Tapi, apa ini?' Dia menjawab 'uang," kata Anthony menirukan insiden itu seperti dikutip RNZ.


Anthony terkejut dan menolak uang karena bisa dianggap membahayakan laporan da mengganggu kredibilitas jurnalis.


Pejabat Indonesia itu lalu undur diri dan meminta maaf karena telah menawarkan uang.


Akibat kejadian tersebut RNZ saat itu memilih untuk tidak menayangkan hasil wawancaranya dengan Dubes Siswa.


Dugaan Intimidasi


Anthony kembali bertemu pejabat Indonesia yang menawari uang pada 24 Agustus, hari terakhir KTT MSG.


Ia mengatakan pejabat yang sama terus mengikuti dia ke mana-mana. Pejabat itu mengirim klip video yang menunjukkan penduduk asli Papua melakukan tindakan kekerasan.


"Saya merasa sedikit terintimidasi namun saya berusaha untuk tetap berada di dekat jurnalis lokal sebisa mungkin sehingga saya dapat menghindari pejabat Indonesia mendatangi saya," kata dia.



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dugaan Pejabat Suap Wartawan Asing Soal Pemberitaan Papua, Ini Penjelasan Kemenlu RI

Trending Now