Salah satu siswi SMPN 2 Sembalun, menimbang hasil produksi kopi SMPN 2 Sembalun. (foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com - Kopi Lombok kini
identik dengan kopi arabika khas Sembalun, terutama jenis arabika varian typika
yang tumbuh di kawasan kaki Gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Timur, Nusa
Tenggara Barat.
Kopi Sembalun juga
merupakan salah satu prodak kopi unggulan daerah NTB yang siap bersaing dengan
kopi nusantara lainnya. Sebut saja Kopi Gayo dari Aceh, kopi Kintamani dari
Bali dan masih banyak lagi dari daerah lain.
Disamping itu, kopi
Sembalun sendiri merupakan salah satu produk unggulan pertanian di wilayahitu selain
bawang putih, coklat, cengkeh, jambu mente, strowbwery, apel, anggur dan sayur
mayur.
Kopi kopi arabika khas Sembalun
ini baiknya ditanam dan tumbuh di dataran tinngi di daerah trofis, dengan
ketinggian antara 800 Mdpl hingga 1000 Mdpl lebih.
Saat mandalikapost.com
berkunjung ke kawasan SMPN 2 Sembalun belum lama ini, sekolah ini tidak hanya melulu
proses belajar dan mengajarnya di dalam ruang kelas untuk belajar tentang baca
tulis atau mata pelajaran lainnya.
Disamping itu, sekolah ini
juga menerapkan dan mengimplmentasikan makna dari kurikulum merdeka yakni Proyek
profil Pelajar Pancasila (5P) dan kompetisi kewirausahaan.
“Pada dasarnya ide ini
muncul saat saya ikuti diklat guru penggerak belum lama ini. Di guru penggerak
itu da namnya ilmu tentang asset, nah asset itu yang selama ini kita pahami apa
yang ada di lingkup sekolah,” kata Kepala SMPN 2 Sembalun, Abdul Rakib S.Pd.
Senin (26/8) tiga hari yang lalu.
Ternyata aset itu, lanjut
Rokib hampir semua aset bisa dijadikan asset. Salah satu asset yang dimiliki
sekolah tersebut, ada seorang yang punya alat mesin pengolah kopi yang tidak
dipakai di rumahnya. kemudian beberapa guru dan murid juga ada yang punya kebun
kopi.
“Nah, kedua asset ini lah
yang kami coba kolaborasikan untuk baigaimana di maksimalkan. Sehinnga pas dengan model
pembelajaran kurikulum merdeka yakni 5P,” ujarnya.
“Jadi setiap semester anak
di haruskan punya proyek, nah proyek pengolahan kopi inilah jadi proyek 5P para
siswa kami,” imbuh Rokib.
Sehingga anak itu, kedepannya
tidak sekedar punya kebun kopi atau punya kopi di rumahnya tetapi tidak tau
cara atau ilmu tentang proses penanaman hingga penyajian kopi.
“Tidak hanya begitu panen
biji kopi langsung di jual, karena barang itu kan kalau diolah lebih lanjut
punya nilai tambah,” katanya.
Tujuannya melalui program ini,
sambung Rokib siswa punya keahlian atau ilmu untuk mengolah kopinya sendiri. Sehingga
begitu tamat SMP, siswa mampu mengolah kopinya sendiri menjadi nilai ekonomi.
Sisawa siswi bersma guru SMPN 2 Sembalun sedang memili dan memilah biji kopi arabika. (foto; Rosyidin/MP). |
Selain itu, program ini
juga diharapkan bisa jadi usaha sekolah yang berkelanjutan sebagai salah satu
sumber penghasilan sekolah. Nantinya hasil dari usaha tersbut bisa digunakan untuk
membaeli kaebutuhan dan kegiatan sekolah.
“Di sekolah itu tidak
semua bisa dibiayai oleh pemerintah, kayak kemarin misalnya ada perlombaan
gombat. Nggak mungkin kita pakai dana BOS untuk membelikan teman-teman guru
baju. Nah usaha ini salah satu solusinya, termasuk nambah gajipara guru honorer
di sekolah kami,” pungkas Rokib.
Sementara, untuk brand produk
kopi SMPN 2 Sembalun itu namanya “MPUN KOPI”. Mpun kopi sendiri memiliki
banyak filosofinya. Mulai dari segi proses, anak-anak terlibat dalam prosesnya
supaya anak-anak akan tahu cara mengolah kopi ke depan.
“Filosofi yang kedua, MPUN itu artinya ini kopinya anak cucu kita di masa depan. Sehingga kita
sepakati brand atau mereknya itu EMPUN KOPI. Ide ini muncul dari background dan
latar belakang yang tadi,” tuturnya.
Kedepan, untuk lebih luas
pihak sekolah akan bekerjasama dengan wali murid melalui forum komite sekolah supaya
bahan baku kopi tetep tersedia. Tentunya dengan pemetaan dan analisa yang
akurat sehungga apa yang di hajatkan bersama ini bisa teruwjud.
“Kami akan mengundang wali
murid untuk memetakan berapa orang sih yang punya kebun kopi. Kita harapkan
wali murid dan guru yang punya kebun kopi sebagai donatur untuk bahan bakunya.
Sehingga anak-anak tetap berkelanjutan mengolah kopi, tidak hanya sekali dua
kali,” harapnya.
Prodak kopi MPUNTA, hasil karya SMPN 2 Sembalun,. (foto: Istimewa/MP). |
Yamni S.Pd guru kelas menambahkan, teknis cara pengolahan kopi itu banyak variannya. Dari sekian banyak itu, salah satu varian yang di kembangkan saat ini adalah varian full wash dan semi wash. dan prosesnya pun saat ini menggunakan manual baik saat mengupas kulit kopi hingga penjemuran.
“Untuk saat ini
kita cuma baru dua varian, proses yang pertama full wash untuk kelas 9 kemudian
yang semi wash-nya untuk kelas 8A. Nanti juga ada proses natural,” katanya.
Kedepan, di masing-masing
kelas harus punya varian yang berbeda cara pengolahanna. “Dari itu bisa kita
bedakan mana yang lebih disukai oleh konsumen maupun penikmat kopi itu sendiri,”
ujar Yamni.
Sementara utuk harga EMPUN KOPI SMPN 2 Sembalun di samakan dengan haraga kopi yang ada di daerah tersebut. “untuk harag, kita ikuti harga pasaran di Sembalun. Harga EMPUN KOPI yang suadah di kemas dan siap saji saat ini, yang 100 germ dihargakan Rp.35.000 dan Rp. 75.000 yang 200 gram. Ini untuk kopi jenis arabika,” jelas Yamni.