![]() |
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni saat meninjau langsung pack in logistik pengunjung Gunung Rinjani di kantor Resort TNGR Sembalun. (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com - Kabar baik bagi kelestarian alam dan keamanan pendakian Gunung Rinjani. Sebuah gebrakan penting diumumkan melalui peluncuran kebijakan "Zero Waste" dan penekanan kuat pada "Zero Accident" di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).
Langkah progresif ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan keindahan gunung kebanggaan Nusa Tenggara Barat ini, sekaligus meningkatkan keselamatan para pendaki demi mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan.
Komitmen ini disampaikan secara langsung oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, didampingi oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhammad Iqbal, dalam kunjungan kerja mereka di kantor Resort TNGR Sembalun pada Minggu (18/5).
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menyampaikan harapan besar agar kebijakan baru ini dapat dipahami dan dipatuhi oleh setiap calon pendaki. Beliau menjelaskan secara rinci implementasi kebijakan "Zero Waste" yang akan diterapkan dengan ketat mulai tahun ini.
"Kita sedang menerapkan secara serius Rinjani Zero Waste ya, nah salah satu yang akan dilakukan adalah semua barang yang akan dibawa ke atas harus pack in, kemudian dihitung dan dilis oleh petugas TNGR barang apa aja yang dibawa pengunjung. Semuanya ada formulirnya," jelas Menteri Raja Juli Antoni dengan nada tegas.
Lebih lanjut, beliau memaparkan mekanisme pengecekan barang bawaan pendaki.
"Jadi tidak lagi membawa plastiknya ke atas jadi yang dibawa itu taper wer berisi gula, kopi, beras dan yang lainnya. Nanti dicatat berapa taper wer yang dibawa ke atas," ungkapnya.
Setelah pendakian usai, barang bawaan akan dihitung kembali untuk memastikan tidak ada sampah yang tertinggal di jalur pendakian. Sanksi tegas berupa denda sebesar Rp 5 juta dan potensi blacklist akan diberlakukan bagi pengunjung yang kedapatan melanggar aturan ini.
Selain fokus pada pengelolaan sampah, aspek keselamatan pendaki atau "Zero Accident" menjadi prioritas utama dalam kebijakan ini.
Menteri Raja Juli Antoni menekankan bahwa keamanan dan keselamatan pendaki adalah hal yang paling utama di TNGR.
"Pertama tentu dari pihak kami, fasilitas harus lebih baik ya kalau seandainya masih ada tempat-tempat yang berbahaya lebih baik diumumkan pada pengunjung. Saya udah tegaskan berkali-kali keamanan keselamatan Utama nomor satu di TNGR," tegasnya.
Raja Juli Antoni juga mengingatkan pentingnya persiapan matang bagi para calon pendaki sebelum melakukan pendakian.
"Naik gunung itu perlu persiapan jadi ini bukan seperti ke mall ya, ada teman ngajak ke mall ayo besok berangkat. Jadi bukan begitu ya, mendaki gunung perlu persiapan diri dengan baik, baik mental maupun fisik," jelasnya memberikan perbandingan.
Menyadari keterbatasan fasilitas yang ada, seperti jumlah toilet di jalur pendakian, Menteri Raja Julia Antoni menyampaikan komitmen pemerintah untuk melakukan perbaikan dan penambahan fasilitas.
"Memang yang kita kerjakan kemarin itu saya sudah ada presentasi tentang smart toilet. Jadi toilet yang pas di daerah pegunungan supaya enggak ada air pun tetap tidak bau dan sehat, yaitu tanggung jawab kami untuk memperbaiki dan memperbanyak fasilitas di Rinjani," ucapnya.
Gubernur Lalu Muhammad Iqbal menyambut baik kebijakan ini dan menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk membangun sistem kolaborasi yang kuat bersama TNGR.
Miq Iqbal, sapaan akrabnya menekankan pentingnya pariwisata yang berkelanjutan agar keindahan Rinjani dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang.
"Kita berharap bahwa kedepannya generasi akan datang lebih bisa juga menikmati keindahan di Rinjani," ujarnya dengan penuh harap.
Gubernur Iqbal juga menyoroti upaya pemanfaatan sampah yang dibawa turun dari gunung. Beliau berharap sampah tersebut tidak hanya menjadi beban, tetapi juga dapat didaur ulang dan diubah menjadi barang yang bermanfaat serta memiliki nilai ekonomi.
"Contohnya, tutup botol plastik diolah menjadi gantungan kunci," jelasnya memberikan contoh konkret.
Kebijakan "Zero Waste" dan "Zero Accident" ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Kementerian Kehutanan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, para pendaki, serta dukungan dari media.
Dengan implementasi kebijakan ini secara konsisten, diharapkan Gunung Rinjani tidak hanya akan semakin dikenal karena keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga sebagai destinasi pendakian yang bersih, aman, dan bertanggung jawab bagi setiap pengunjung.