![]() |
Budaya: Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhammad Iqbal saat sambutan pada acara Ngayu-Ayu di Sembalun, (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Suasana sakral menyelimuti Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur (Lotim), saat ritual adat Ngayu-Ayu tiga tahunan sekali digelar. Acara ini dihadiri langsung oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Lalu Muhammad Iqbal, bersama istri beserta jajaran lengkap pejabat provinsi dan kabupaten.
Kehadiran rombongan pemerintah ini menegaskan komitmen mereka dalam melestarikan tradisi luhur dan menjaga keseimbangan alam. Acara berlangsung di rumah adat desa Sembalun Bumbung pada hari Kamis (17/7) kemarin.
Dalam sambutannya, Gubernur Miq Iqbal sapaan akrabnya menyampaikan apresiasi mendalam atas penyelenggaraan ritual Ngayu-Ayu.
"Sembalun selalu ada di dalam hati, mantap! Perkenankan saya mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya atas acara ritual tiga tahunan yang sangat penting bagi saudara-saudaraku di Sembalun, di kaki Gunung Rinjani dan di NTB ini," ujarnya penuh haru.
Beliau juga mengungkapkan rasa empati dan pemahaman akan betapa pentingnya kegiatan ini bagi masyarakat Sembalun Bumbung.
Syukur dan Keberkahan: Cermin Kemakmuran Sembalun Bumbung
Gubernur menyoroti nilai penting ritual Ngayu-Ayu sebagai ungkapan rasa syukur bersama atas kemakmuran dan kesejahteraan yang dianugerahkan Tuhan. Fakta menarik diungkapkan oleh Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, bahwa Desa Sembalun Bumbung merupakan salah satu desa yang bebas dari angka kemiskinan ekstrem.
"Tadi terbukti seperti diceritakan oleh Pak Bupati, ternyata masyarakat atau Desa Sembalun Bumbung ini salah satu desa yang tidak ada angka kemiskinannya, tidak masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem," kata Gubernur, menegaskan keberkahan yang terpancar dari ketaatan masyarakat adat dalam bersyukur.
"Ini terbukti firman Allah: 'Kalau kamu mensyukuri rahmat-Ku, pemberian-Ku, maka Aku tambah nikmat-Ku.' Ini terbukti masyarakat adat Sembalun yang selalu mensyukuri apa yang diterima diberikan oleh Allah dan menjaga rahmat tersebut, pemberian tersebut, terbukti terlepas dari kemiskinan," ucap Gubernur Miq Iqbal.
Filosofi Kepemimpinan: Mengemban Amanah Menjaga Alam dan Isinya
Lebih lanjut, Gubernur Iqbal memaparkan filosofi kepemimpinannya yang holistik. Menurutnya, seorang kepala daerah memiliki tanggung jawab yang melampaui sebatas mengatur manusia.
"Seorang kepala daerah sesungguhnya adalah pemimpin bukan saja pemimpin manusia, tapi dia memimpin gunung, memimpin kokok (Sungai), memimpin gawah (Hutan, memimpin laut, artinya dia juga bertanggung jawab untuk menjaga kesejahteraan, memelihara kelangsungan langit, udara, gunung, sungai, laut, semua hutan harus dijaga," tegasnya.
Beliau juga menekankan bahwa upacara adat seperti Ngayu-Ayu yang bertujuan menjaga keseimbangan alam, adalah bentuk tanggung jawab yang harus didukung penuh oleh pemimpin daerah.
"Semua yang diciptakan hidup. Di dalam Al-Quran disebutkan gunung bersujud, pohon-pohon bersujud, artinya semua hidup. Maka semua yang ada di bumi ini harus bersama-sama kita rawat dan pelihara karena mereka semua hidup, mereka semua bernafas dan mereka semua bersujud seperti halnya kita manusia," jelas Gubernur, memberikan pemahaman mendalam tentang hubungan spiritual manusia dengan alam.
Masa Depan Rinjani: Pariwisata Berwawasan Lingkungan dan Budaya
Isu pengelolaan Gunung Rinjani juga menjadi fokus utama dalam kunjungan ini. Gubernur mengungkapkan bahwa pagi harinya, ia dan Bupati Lombok Timur telah mengumpulkan pemangku kepentingan untuk membahas pemeliharaan Gunung Rinjani.
Upaya konkret telah dan akan dilakukan, seperti pelatihan vertical rescue bersertifikat internasional bagi putra-putri di sekitar kaki gunung, pemasangan tanda pengamanan, dan peralatan keselamatan di puncak Rinjani.
"Setelah tiga hal ini selesai, kita akan kembali duduk bersama memikirkan tata kelola wisata Gunung Rinjani ini sebaik mungkin agar berwawasan lingkungan, agar berwawasan budaya," ungkap Gubernur.
Beliau juga membagikan pandangan seorang saintis profesor biologi yang menyebutkan bahwa Pulau Lombok sejatinya adalah sebuah gunung.
"Karena itulah kami masyarakat Lombok menganggap Rinjani ini adalah ibu kami. Kami tidak mengkultuskan Rinjani tetapi kami menganggap menghormati gunung ini karena dari sinilah kehidupan itu dimulai," pungkasnya, menggarisbawahi pentingnya menjaga Rinjani sebagai sumber kehidupan dan identitas Lombok.
Apresiasi Abadi untuk Penjaga Adat Sembalun Bumbung
Di akhir sambutannya, Gubernur NTB menyampaikan terima kasih tulus kepada semua pemangku adat di masyarakat adat Sembalun Bumbung.
"Saya atas nama pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat mengucapkan terima kasih bahwa masyarakat kami tetap berkenan menjaga dan memelihara adat ini selama beratus-ratus tahun, mungkin sudah 600 tahun menjaga adat ini. Dan inilah yang akan tetap menyambung ikatan emosi kita dengan Gunung Rinjani," tutupnya, seraya berharap para pemangku adat senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan untuk terus membimbing masyarakat dalam menjaga kesetiaan terhadap alam dan keseimbangan ekosistem.
Kunjungan Gubernur ke ritual Ngayu-Ayu ini menjadi momentum penting yang tidak hanya memperkuat ikatan antara pemerintah dan masyarakat adat, tetapi juga menegaskan komitmen bersama dalam menjaga warisan budaya dan kelestarian alam demi keberlangsungan hidup yang berkelanjutan.