![]() |
Budaya: Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin saat hadiri acara budaya ritual Ngayu-Ayu di Sembalun, (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin menyerukan kepada generasi muda untuk terus melestarikan ritual adat Ngayu-Ayu. Ritual ini, yang berakar kuat dalam kearifan lokal masyarakat Sembalun, bukan hanya sekadar perayaan budaya, melainkan sebuah tuntunan hidup yang mengajarkan keseimbangan dengan alam, penghormatan kepada leluhur, dan menjaga keharmonisan sosial.
Dalam sambutannya di acara budaya Ngayu-Ayu yang digelar di Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, pada Kamis (17/7), Bupati Haerul Warisin menegaskan pentingnya memahami makna mendalam dari ritual ini.
"Ngayu-Ayu bukan hanya sekedar budaya, tetapi lebih dalam daripada itu adalah merupakan tuntunan hidup kita karena Ngayu-Ayu di dalamnya terdapat doa dan harapan," ujar Bupati.
Beliau juga menambahkan, "doa dan harapan itu tentu menjadi hal yang sangat-sangat kita butuhkan dalam realisasinya," imbuhnya.
Ngayu-Ayu, yang kini rutin digelar setiap tiga tahun sekali, sebelumnya dilaksanakan setiap empat tahun sekali. Perubahan jadwal ini, menurut Bupati, merupakan pertanda baik.
"Alhamdulillah harapan kepada Allah seperti ini, ini akan membawa kita kepada kemakmuran," katanya.
Filosofi Ngayu-Ayu sendiri sangat terkait dengan hubungan manusia dengan alam dan sumber daya di dalamnya. Masyarakat Sembalun, yang hidup dari pertanian, peternakan, dan kini pariwisata, sangat bergantung pada kelestarian alam.
Bupati Lombok Timur, akrab disapa H. Iron ini bahkan menyoroti keberhasilan Kecamatan Sembalun dalam menjaga kesejahteraan masyarakatnya.
"Saya sampaikan bahwa dari 21 kecamatan di Kabupaten Lombok Timur ini yang paling sedikit bahkan tidak ada orang miskinnya adalah Kecamatan Sembalun," ungkapnya, mengapresiasi kearifan lokal yang terwujud dalam Ngayu-Ayu.
Tak hanya Ngayu-Ayu di bagian pegunungan, Bupati juga menyoroti kekayaan budaya maritim di Lombok Timur, seperti tradisi budaya nyelamak di laut di Kecamatan Jerowaru yang melibatkan pemotongan kerbau di laut. Tradisi ini, kata Bupati, adalah bentuk doa dan harapan agar sumber daya ikan tetap lestari dan melimpah, mendukung kehidupan nelayan.
Dengan keindahan alam yang lengkap, mulai dari gunung, sungai, sawah yang terbentang luas, hingga empat titik pesisir laut, Lombok Timur memiliki potensi wisata yang luar biasa.
H. Iron menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mempertahankan dan melestarikan seluruh sarana wisata beserta budaya-budaya yang menyertainya.
Acara Ngayu-Ayu tahun ini juga dihadiri oleh Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhammad Iqbal yang menunjukkan dukungan penuh terhadap pelestarian budaya lokal.
"Beliau ini sangat luar biasa, jadi ibaratnya sekarang pembangunan di Lombok Timur ini diibaratkan botol dengan tutupnya, botolnya adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat tutupnya adalah Bupati Lombok," pungkas Bupati, menggambarkan sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten dalam memajukan daerah.