TNGR Tingkatkan Kesiapan Penyelamatan di Gunung Rinjani dengan Pelatihan Vertical Rescue

Rosyidin S
Minggu, Juli 20, 2025 | 21.37 WIB Last Updated 2025-07-20T13:37:37Z
Latihan: Para peserta sedang peraktik Rinjani Vertikal Rescue Evacution di Sembalun, (Foto: Rosyidin/MP).

MANDALIKAPOST.com – Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) serius meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanganan kecelakaan di gunung melalui pelatihan Vertical Rescue. Pelatihan ini merupakan upaya antisipasi cepat tanggap terhadap insiden yang sering terjadi di kawasan Gunung Rinjani yang dikenal memiliki tingkat kecelakaan cukup tinggi.


Praktik lapangan pelatihan Vertical Rescue elevation, yang merupakan rangkaian acara pelatihan yang telah dibuka pada Kamis (17/7) kemarin, telah dilaksanakan di sekitar bukit tiga di kaki Gunung Rinjani.


Fokus latihan ini adalah ketangkasan dalam melakukan rappelling dan evakuasi di tempat-tempat yang sulit dijangkau.


Kepala Balai TNGR, Yarman, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk menunjang kemampuan dan kemahiran tim rescue dalam menangani kecelakaan akibat berkegiatan di alam bebas.


"Ini merupakan salah satu upaya kita untuk bagaimana mengantisipasi insiden dan gerak cepat untuk menangani kejadian, kecelakaan di Gunung Rinjani," ujar Yarman saat ditemui di Sembalun.


Pelatihan yang berlangsung selama lima hari, dari 16 hingga 20 Juli 2025, ini adalah kelanjutan dari pelatihan serupa yang sebelumnya diadakan di Bandung.


Sebanyak 25 peserta terlibat, terdiri dari personel gabungan Unit SAR Mataram, Unit SAR Lotim, Brimob Kompi 3 Yon B NTB, BTNGR, Kodim 1605 Lotim, Rinjani Squad, Lomba Rope Access Community (LORAC), serta pemandu wisata.


Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi NTB, Pemda Lombok Timur, Balai TNGR, Basarnas, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), TNI, Polri, serta didukung oleh brand outdoor Consina dan Skygers Indonesia sebagai instruktur.


Yarman juga menekankan pentingnya pembekalan ilmu rescue bagi porter dan guide.


"Itu sangat perlu sekali saya rasa ya, artinya bagaimana mereka melakukan pertolongan pertama saat ada kejadian. Mereka bisa mengambil tindakan awal sebelum nanti ditindaklanjuti oleh tim Rescue," jelasnya.


Ia juga berharap adanya aturan yang mewajibkan porter dan guide untuk membawa perlengkapan rescue seperti tali.


Mustiadi, Ketua Rinjani Squad dan Ketua Mountain Health Community (MHC), menambahkan bahwa pelatihan ini difokuskan pada penanganan di ketinggian dan evakuasi di tempat-tempat yang sulit dijangkau. 


"Pelatihannya adalah pelatihan Vertical Rescue pada ketinggian," terangnya.


Ia juga menyebutkan bahwa sertifikat dari pelatihan ini, yang dikeluarkan oleh FPTI, memiliki skala internasional, serta sertifikat P3K dari SKR (Sekolah Keterampilan Rescue). 


"Sertifikatnya nanti dari PTI dan itu adalah sertifikat skala internasional," ujarnya.


MHC sendiri telah menjalin kerja sama dengan TNGR sejak 2016 dan aktif terlibat dalam ratusan evakuasi korban di Gunung Rinjani sejak 2017.


"Dari tahun 2017 sampai tahun 2025, itu udah ratusan korban yang kami evakuasi di Rinjani," ungkap Mustiadi.


Ia juga menyoroti pentingnya kecepatan respons (response time) dalam penanganan kecelakaan.


"Ketika terjadi sesuatu di gunung ataupun ya di bukit-bukit atau di manapun ya response time kita yang pertama itu yang perlu kita bekali supaya ketika terjadi sesuatu kita bisa segera bergerak dan bertindak," tegasnya.


Ke depan, Balai TNGR akan menyiapkan beberapa lokasi di jalur pendakian menuju puncak dengan peralatan vertical rescue dan logistik yang memadai.


"Akan dibuatkan empat shelter terkait tentang kebutuhan alat semua akan kita drop di sana, salah satunya di Pelawangan Sembalun," kata Mustiadi.


Inisiatif ini sejalan dengan arahan Kementerian Kehutanan untuk meningkatkan keamanan di seluruh gunung kawasan Taman Nasional, khususnya Rinjani.


Samsul Hadi, salah seorang peserta yang akrab disapa Adi Mlong, merasa bersyukur dan bahagia mengikuti pelatihan ini, terutama karena dalam kurun dua bulan terakhir sering terjadi insiden di Gunung Rinjani.


"Saya sangat senang mengikuti pelatihan ini, karena pelatihan ini yang sangat kami butuhkan sebagai guide dan porter Rinjani," ujarnya.


Ia juga menambahkan bahwa materi yang diberikan sangat komplit, mulai dari dasar rescue, cara mengikat tali, hingga menghadapi medan yang paling sulit. 


"Materinya, kita dibekali dari dasar Rescue, cara mengikat tali hingga menghadapi Medan yang paling sulit," tutur Adi Mlong.


Adi Mlong berharap pelatihan serupa dapat terus berlanjut di masa mendatang. "Semoga pelatihan serupa tetap berlanjut, bukan hanya kali ini," pungkasnya, menunjukkan pentingnya keberlanjutan program demi menjaga kesiapsiagaan tim rescue di Gunung Rinjani.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • TNGR Tingkatkan Kesiapan Penyelamatan di Gunung Rinjani dengan Pelatihan Vertical Rescue

Trending Now