![]() |
Direktur utama PT Energi Selaparang, Joyo Supeno (kiri), bersama Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin (dua dari kiri) beserta istri. (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com - Setelah tiga tahun vakum, pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) "Asel" milik PT Energi Selaparang kembali berproduksi. Momentum bersejarah ini ditandai dengan proses produksi perdana yang disaksikan langsung oleh Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin pada Rabu (13/8).
Direktur Utama PT Energi Selaparang, Joyo Supeno, mengungkapkan rasa syukur dan optimismenya atas kebangkitan perusahaan daerah ini.
"Alhamdulillah pada hari ini disaksikan oleh Bapak Bupati Lombok Timur, yang sekaligus adalah Bapak Kandung dari Asel pada saat itu beliau menjabat sebagai wakil bupati, kita Alhamdulillah bisa kita produksi perdana dan mudah-mudahan ke depan akan lebih baik," ujarnya.
Joyo menjelaskan, selama tiga tahun terakhir, pabrik ini terbengkalai dan tidak beroperasi, bahkan gudang-gudang sempat terkunci dan menjadi sarang macam-macam.
Kondisi tersebut, kata Joyo, sangat memprihatinkan. Namun, berkat dukungan dan semangat dari Bupati Lombok Timur, PT Energi Selaparang berhasil bangkit.
"Sesuai dengan tema kami pada hari ini. Kami menyodorkan tema 'Energi Bangkit, Energi Terbarukan'. Jadi ini menggambarkan bahwa ada kebangkitan dari sebuah kondisi yang terpuruk," tegasnya.
Kebangkitan ini didukung oleh berbagai langkah progresif, termasuk pembenahan infrastruktur, perbaikan mesin-mesin yang mangkrak, serta penambahan mesin baru.
"Kami laporkan bahwa kita sudah ada penambahan mesin baru yang sebelumnya hanya kapasitas antara 800 sampai 1.000 dus per delapan jam, sekarang itu sudah bisa kita dua kali lipat karena kita sudah punya dua mesin," kata Joyo.
Penambahan kapasitas produksi ini diharapkan mampu mengoptimalkan pemasaran dan meningkatkan daya saing produk "Asel" di pasaran.
Selain AMDK "Asel", Joyo juga menyampaikan bahwa PT. Energi Selaparang memiliki dua unit usaha lain, yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) yang dikelola di dua lokasi.
Ia menegaskan, pihaknya terus melakukan pembenahan manajemen dan infrastruktur di SPBN, termasuk mengganti dispenser yang telah berusia puluhan tahun.
"Alhamdulillah per tanggal 1 Juli, semua profit yang berkaitan dengan SPBN masuk ke Energi Selaparang. Insyaallah kami optimis, pelan tapi pasti, dari kecil menjadi besar, insyaallah kita akan menjadi pejuang deviden di Lombok Timur," pungkasnya.
Dengan kebangkitan ini, PT Energi Selaparang menargetkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam bentuk dividen kepada daerah. Joyo juga mengajak semua pihak, termasuk pejabat dan masyarakat, untuk mendukung produk lokal dengan mengonsumsi AMDK "Asel".
Untuk memastikan keberlanjutan bisnis dan mencegah terulangnya kasus serupa di masa lalu, Bupati Haerul Warisin menekankan pentingnya pengawasan dan disiplin bisnis.
"Yang mengawasi harus jelas juga ya, kemudian yang diawasi juga bekerja dengan baik. Kemudian saya selaku bupati juga tidak boleh saya tidak ikut mengawasi juga," tegasnya.
Pemerintah daerah juga telah menyiapkan dukungan finansial sebesar Rp 5 miliar dari APBD untuk ASEL, namun baru 50% yang dicairkan.
"Masih bisa tambah mesin lagi sehingga nanti yang bekerja itu lebih bisa lebih banyak jadi target 10.000 dus per hari itu, mudah-mudahan kita bisa mencapai target 10.000 dus per hari yang kemasan gelasan saja," jelasnya.
Selain itu, kehadiran ASEL diharapkan dapat memberikan pilihan terbaik dan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat.
"Harga harus kita bersaing lebih rendah ya daripada harga-harga swasta," kata Bupati.
Ia juga menjelaskan manfaat bagi UMKM. "Yang tadinya misalnya dia beli harga Rp30.000 per dus milik swasta, kemudian kita berikan harga Rp26.000 per dus, yang Rp4.000 ya itulah kesejahteraan mereka," imbuhnya.
Bupati juga menekankan pentingnya disiplin bisnis agar ASEL tidak bangkrut. "Memang itu disiplin bisnis. Jadi kalaupun pak bupati, wakil bupati, Sekda, dan sebagainya yang butuh, misalnya, ya harus dengan cara yang profesional. Dia pesan saja yang dibutuhkan, kemudian diantarkan ke rumahnya dia bayar. Enggak boleh gratis," katanya.
Sebagai bentuk dukungan, ia mengajak seluruh ASN, guru, kepala sekolah, hingga pondok pesantren di Lombok Timur untuk mengonsumsi produk ASEL.
"Kita harapkan semua teman-teman dinas kemudian sampai dengan guru, kepala sekolah, pondok-pondok pesantren supaya meminum air produksi kita sendiri," tutup Bupati.