Proyek Tebu Terhambat Jagung dan Gempuran Impor, NTB Kehilangan Lokomotif Ekonomi Baru

Ariyati Astini
Kamis, Agustus 14, 2025 | 11.11 WIB Last Updated 2025-08-14T03:11:39Z
(kiri-kanan) Dr Iwan Harsono-Dr Anas Zaini



MANDALIKAPOST.com- Potensi sentra gula dompu yang digadang-gadang sebagai penggerak ekonomi baru NTB kini mati suri. Padahal, dengan lahan tebu seluas 6.000 hektare dan produksi 108.456 ton pada 2022, gula Dompu seharusnya bisa jadi primadona. Namun, geliat gula Dompu saat ini kalah jauh dari jagung, komoditas yang jadi "anak emas" di NTB.


Para ahli ekonomi dan pertanian sepakat, ada dua faktor utama yang menghambat. Pertama, politik lokal yang tidak memprioritaskan tebu Dompu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Kedua, kebijakan impor gula yang longgar, membuat pabrik enggan membina petani tebu.


Politik Pembangunan yang Berat Sebelah


Menurut Dr Iwan Harsono, ahli ekonomi regional Unram, ada bias sektor dalam politik pembangunan di NTB. Jagung mendapatkan porsi anggaran, regulasi, dan kelembagaan yang sangat besar. Akibatnya, komoditas lain seperti tebu Dompu tersisih, meskipun potensinya besar.


Padahal, jika tebu dijadikan prioritas, Dr Iwan yakin gula Dompu bisa menggerakkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan menjadikan Dompu pusat agroindustri gula di Indonesia Timur. Sayangnya, meski basis produksi sudah ada dengan PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) mengelola ribuan hektare lahan, potensi gula Dompu belum tergarap maksimal.


Impor Gula Mematikan Semangat Pabrik dan Petani


Dr Anas Zaini, pengamat pertanian Unram, menambahkan bahwa kebijakan impor gula menjadi racun bagi industri gula Dompu. "Selama impor longgar, pabrik akan memilih yang mudah dan murah. Mereka tidak akan repot menanam tebu," jelasnya. Kondisi ini membuat pabrik enggan membina petani, sehingga produksi gula Dompu stagnan.


Kepala Bank Indonesia NTB, Berry Arifsyah Harahap, juga menegaskan bahwa potensi sentra gula Dompu nyata, namun butuh percepatan program dari pemerintah daerah. Infrastruktur seperti irigasi, jalan tani, pupuk, hingga pelatihan harus dipenuhi. "Status kawasan saja tidak cukup," tegas Berry. "Harus ada tata niaga yang adil dan teknologi pertanian modern untuk menarik investasi jangka panjang."


Masa Depan Dompu di Tangan Pemimpin Daerah


Kini, semua kembali pada pilihan para pemimpin daerah. Apakah tebu Dompu akan dijadikan lokomotif baru ekonomi NTB atau tetap di bawah bayang-bayang jagung dan kebijakan impor gula. Tanpa langkah berani, Dompu hanya akan menjadi penonton di panggung industri gula nasional.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Proyek Tebu Terhambat Jagung dan Gempuran Impor, NTB Kehilangan Lokomotif Ekonomi Baru

Trending Now