![]() |
Bupati Lombok Timur, H. Harul Warisin saat memberikan sambutan pada acara Launching air minum dalam kemasan "Asel" di Desa Suriawangi, (Foto Rosyidin/MP). |
MANDALIKA POST.com – Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, akrab disapa H. Iron secara resmi meluncurkan kembali air minum dalam kemasan (AMDK) "Asel" yang diproduksi oleh PT. Energi Selaparang, pada Rabu (13/8).
Dalam acara tersebut, Bupati H. Iron membagikan cerita di balik pendirian perusahaan daerah tersebut, yang bermula dari niat untuk mengelola potensi sumber daya air yang belum dimanfaatkan.
Acara peluncuran ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Bupati Lombok Timur, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lombok Timur, Kepala Kejaksaan Negeri Lombok Timur, Ketua DPRD Lombok Timur, Direktur PT. Energi Selaparang, para kepala desa, pimpinan pondok pesantren, dan tokoh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, H. Iron menceritakan bahwa ide pendirian PT. Energi Selaparang muncul pada masa kepemimpinan Bupati sebelumnya, Ali bin Dahlan.
Awalnya, ia ditawari anggaran sebesar Rp10 miliar hingga Rp11 miliar untuk membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) guna mengurangi biaya bahan bakar kendaraan dinas. Namun, rencana tersebut terhambat oleh masalah perizinan.
"Pada saat itu saya jawab di pemikiran saya Pak Bupati, untuk mengurangi lose terhadap kendaraan-kendaraan dinas yang mengisi BBM, saya berharap difasilitasi untuk membangun SPBU," kata H. Iron.
Namun, ia memutuskan untuk mencari alternatif lain setelah mengalami kendala perizinan.
"Ketimbang kita bermasalah dengan hukum, saya bilang sama Bupati, saya akan cari celah dulu bagaimana caranya supaya kita tidak diberatkan persoalan izin prinsip yang harus kita biayai pada saat itu," jelasnya.
Pencarian solusi akhirnya mengarah pada pemanfaatan sumber mata air di Desa Suriawangi, Kecamatan Labuan Lombok. h. Iron menemukan sebuah lahan milik warga yang memiliki aliran air terbuang sia-sia. Ia kemudian memutuskan untuk membeli lahan tersebut dengan anggaran yang semula dialokasikan untuk SPBU.
"Saya mau memanfaatkan air yang terbuang ke laut sia-sia tidak ada yang memanfaatkannya dan tidak ada manfaatnya sama sekali hanya untuk memandikan kuda, memandikan sepeda motor dan tempat orang mandi-mandi kecil di situ," tutur H. Iron.
"Karena air ini betul-betul air terbuang yang nggak ada manfaatnya sama sekali, dan kalaupun kita mau memanfaatkan dia tidak ada orang keberatan, maka lahan ini mau saya beli," katanya menambahkan.
H. Iron menegaskan bahwa tujuan pendirian PT. Energi Selaparang bukanlah semata-mata mencari keuntungan, melainkan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Ia mencontohkan, jika harga air kemasan dari swasta mencapai Rp30.000 per dus, maka AMDK Asel bisa dijual seharga Rp26.000.
"Rp4.000 untuk siapa? Untuk UMKM, untuk para dagang-dagang kita, untuk masyarakat kita, untuk kesejahteraan masyarakat kita, itu gunanya dibangun aset daerah ini," tegas H. Iron.
Ia menambahkan bahwa keuntungan yang didapat tetap penting untuk keberlanjutan perusahaan, seperti gaji karyawan, pemeliharaan mesin, dan biaya operasional lainnya.
H. Iron mengakui bahwa dalam perkembangannya, PT. Energi Selaparang sempat mengalami masa sulit, di mana operasional perusahaan terhenti selama kurang lebih tiga tahun. Ia berjanji akan memperbaiki kondisi tersebut.
"Tentu kita sebagai pelayan masyarakat itu tidak boleh kita saling menyalahkan siapapun itu. Itu namanya perjalanan. Yang harus kita lakukan apa? Memperbaiki kembali," ujarnya.
Di akhir sambutannya, H. Iron menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang hadir dan berharap agar PT. Energi Selaparang bisa maju dan sukses.
"Pak Direktur beserta karyawan yang ada di sini tetap sabar, bekerja dengan baik, kemudian PT. Energi Selaparang perusahaan AMDK kita bisa maju sukses," pungkasnya.