![]() |
H. Lalu Fahrozzi, Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Lombok Timur, (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Lombok Timur (Lotim) segera mengambil tindakan setelah beredar viral berita mengenai buruknya pelayanan di Puskesmas Sukaraja yang menyebabkan seorang balita meninggal dunia.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Lombok Timur, H. Lalu Fahrozzi, langsung melakukan peninjauan dan investigasi di Puskesmas tersebut pada Senin (8/9) untuk mendalami kronologi kejadian.
Investigasi ini melibatkan seluruh pihak yang terkait, mulai dari Kepala Puskesmas, dokter, hingga tenaga kesehatan.
"Kami sudah kumpulkan semua yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Kami sudah melakukan komunikasi dan bicaraakan seperti apa yang sebenarnya terjadi," ujar Fahrozzi, saat ditemui di Puskesmas Sukaraja.
Fahrozzi mengungkapkan bahwa Dinkes menemukan beberapa masalah mendasar yang harus segera diperbaiki, terutama terkait sistem pelayanan dan kompetensi tenaga kesehatan (nakes). Salah satu fokus utama adalah peningkatan kapasitas nakes melalui pelatihan dan pembinaan.
"Salah satu bentuk perbaikan kita adalah peningkatan kapasitas teman-teman tenaga medis. Bentuknya nanti mungkin dengan latihan, atau juga pelatihannya secara objektif," katanya.
Ia juga menekankan pentingnya bagi nakes untuk memahami psikologi masyarakat dalam memberikan pelayanan.
"Agar kedepan teman-teman juga betul memahami psikologis masyarakat di dalam memberikan pelayanan di faskes, khususnya di Puskesmas, dengan memenuhi seluruh standar prosedur yang ada," jelasnya.
Fahrozzi tidak menampik bahwa masalah komunikasi antara pasien dan petugas menjadi salah satu penyebab utama kejadian ini.
"Ada juga mungkin di situ ada beberapa hal penyebabnya. Termasuk komunikasi ya, antara petugas dengan masyarakat," ungkapnya.
"Secara umum memang problem yang terjadi di pelayanan sering terjadi karena adanya miskomunikasi yang tidak tersampaikan dengan baik, gitu," lanjut Fahrozzi.
Ia meyakini bahwa para nakes tidak bermaksud untuk tidak melayani, namun kurangnya komunikasi yang efektif sering kali memicu kesalahpahaman.
Meskipun Puskesmas memiliki keterbatasan, Fahrozzi menegaskan bahwa ada prosedur standar yang harus dijalankan. Ia mencontohkan mekanisme rujukan berjenjang yang seharusnya dapat menjembatani keterbatasan fasilitas di Puskesmas.
"Walaupun, tentu namanya faskes tingkat pertama ada keterbatasan, ada prosedur untuk menjembatani itu. Bagaimana cara dengan keterbatasannya faskes tingkat pertama itu tetap bisa memberikan pelayanan standar," paparnya.
Fahrozzi juga mengingatkan bahwa pelayanan kesehatan bersifat dinamis dan tuntutan masyarakat terus meningkat. Oleh karena itu, tenaga kesehatan harus terus beradaptasi dan meningkatkan kompetensi mereka secara berkelanjutan.
"Saya katakan ini dinamis, kita harus terus-menerus meningkatkan kompetensi kita," tegasnya.
Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh faskes di Lombok Timur. "Tentu dari Puskesmas Sukaraja ini menjadi pembelajaran yang harus diambil oleh faskes lain, sehingga nanti apapun keluhan pasien kita, siapapun pasien kita yang memang harus kita memberikan pelayanan terbaik, gitu ya," ujar Fahrozzi.
Dinas Kesehatan berharap masalah serupa tidak terjadi lagi di masa depan dan seluruh nakes di Lombok Timur tetap semangat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
"Kami di Dinas Kesehatan melihat ini sebagai atensi dan berharap tidak ada masalah seperti ini," pungkasnya.