![]() |
| Parade pencak silat diperagakan oleh mahasiswa IAIH NW Pancor bersama santri Ponpes NWDI Pancor dalam semarak menyambut Hari Santri Nasional, (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com — Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut sukses menggelar peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 yang berlangsung semarak dan penuh khidmat pada 30–31 Oktober lalu.
Giat tersebut, mengusung tema ambisius “Revolusi Santri: Dari Revolusi Jihad Menuju Integritas Digital dan Akhlakul Karimah,” acara dua malam ini menjadi momentum refleksi mendalam tentang peran santri di era modern.
Kegiatan yang terpusat di halaman utama kampus IAIH Pancor ini dihadiri oleh jajaran lengkap pejabat kampus, termasuk para Wakil Rektor, Dekan Fakultas, Kepala Program Studi, serta dosen dan tenaga kependidikan.
Peringatan ini juga dimeriahkan oleh ratusan mahasiswa, pengurus organisasi kemahasiswaan, dan jamaah masyarakat umum se-yayasan YPPH NWDI Pancor.
Malam pertama peringatan HSN dibuka dengan penampilan seni santri yang memukau, menampilkan kekayaan budaya dan spiritual di bawah naungan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI).
"Santri hari ini bukan hanya mereka yang belajar di pondok, tetapi siapa pun yang menjaga nilai-nilai keislaman, keilmuan, dan keindonesiaan. Semangat santri adalah semangat pengabdian tanpa batas,” tegas Ketua BEM Institut, Saefullah, dalam sambutannya.
Berbagai pertunjukan seperti kesenian islami, musik hadrah, drama religi tentang perjalanan santri, seni tari, hingga atraksi pencak silat berhasil menyatukan semangat keislaman dan nasionalisme yang kuat.
Puncak peringatan HSN pada malam kedua diisi dengan agenda religius yaitu Sholawat Akbar yang dibawakan oleh Hadroh al-Ma'hadi. Setelah diawali pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sambutan-sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan tausiah keagamaan oleh TGH. Muhammad Rofi’i, Lc., dan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh DR. Muhammad Muzayyin MA.
Muhammad Indera Gunawan M.HI, yang mewakili Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif BEM.
“Santri masa kini harus mampu menjembatani nilai-nilai agama dengan tantangan zaman digital tanpa kehilangan jati diri dan akhlakul karimah,” ujarnya, menekankan pentingnya peran santri dalam menghadapi perkembangan teknologi.
Ia menambahkan bahwa peringatan ini adalah kegiatan positif dan membangun yang benar-benar memaknai nilai-nilai perjuangan santri.
Ketua BEM Institut, Saefullah, menegaskan bahwa HSN bukan sekadar seremonial, melainkan momentum reflektif untuk meneguhkan kembali nilai perjuangan santri di era modern.
Melalui kegiatan ini, IAIH Hamzanwadi Pancor dan BEM Institut menegaskan komitmennya untuk menjadikan nilai-nilai kepesantrenan sebagai ruh perjuangan akademik dan sosial kemasyarakatan.
“Menjadi santri berarti terus belajar, berjuang, dan mengabdi. Itulah identitas yang harus terus hidup di dada setiap mahasiswa IAIH,” tutup Ketua Panitia dalam pesan penutupnya, menandai berakhirnya rangkaian acara dengan harapan agar semangat santri terus membara.

